Kekeringan Terancam Meluas di Nganjuk

Senin, 09 Oktober 2017 – 15:12 WIB
Warga terkena dampak kekeringan. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, NGANJUK - Hujan sudah sering kali turun di sejumlah daerah di Nganjuk, Jawa Timur. Tetapi, daerah ini masih belum terbebas dari kekeringan.

Beberapa minggu terakhir, Embung Putukrejo di Desa Putukrejo, Kecamatan Loceret, mengering. Sumur warga di sekitar embung juga mulai menyusut.

BACA JUGA: Ratusan Warga Serbu Water Canon Milik Polisi

Seperti dikatakan Jayadi, 32, salah satu warga Desa Putukrejo. Menurutnya, sumur di rumahnya sudah menyusut sedalam sekitar 1 meter.

"Airnya masih bisa diambil, tapi susutnya sangat banyak," kata Jayadi.

BACA JUGA: Kekeringan Tiga Bulan, Warga Ambil Air di Tengah Sawah

Menyikapi mengeringnya embung, menurut Jayadi, para petani di Desa Putukrejo dan sekitarnya kompak menanam palawija.

Sebab, mereka kesulitan mendapatkan air dari saluran irigasi.

BACA JUGA: Meski Hujan, Warga Masih Kesulitan Air Bersih

Sebagai gantinya, para petani menggunakan pompa untuk mengambil air dari sumur yang ada di area sawah.

"Itu satu-satunya cara agar tetap bisa menanam," terang Jayadi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Soekojono menjelaskan, embung berfungsi untuk menyerap air agar kondisi air bawah tanah stabil.

Mengeringnya Embung Putukrejo, ucap Soeko, sapaan akrab Soekonjono, bisa jadi alarm agar para petani di sekitar embung yang menggunakan pompa air mulai berhitung.

Terutama untuk penggalian sumur di lahan pertanian yang dekat dengan permukiman warga.

Sebab, jika penggunaan air dalam tanah untuk irigasi diteruskan, sumur-sumur warga di perkampungan bisa saja mengering.

Apakah di Desa Putukrejo, Kecamatan Loceret, sudah ada permintaan drop air? Soeko menjelaskan, hingga kemarin belum ada permintaan.
"Kalau memang ada permintaan, akan kami kirim," kata Soeko.

Ya, di Nganjuk total ada 1.208 KK yang hingga kemarin masih kesulitan air bersih.

Agar kebutuhan air minum dan untuk memasak terpenuhi, mereka hanya bisa mengandalkan bantuan drop air dari BPBD.

Ribuan warga yang bergantung pada bantuan air bersih itu tersebar di tiga kecamatan di empat desa.

"Total ada delapan dusun yang sampai sekarang masih terus kami drop air bersih," lanjut Soeko.

Misalnya bantuan air untuk Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong.

Di sana total ada 250 KK warga Dusun Sendanggogor dan 180 KK warga Dusun Jomblang yang dikirimi air dua hari sekali.

Demikian juga 295 KK warga di Desa Tempuran dan 353 KK di Desa Gampeng, Kecamatan Ngluyu.

Ratusan KK warga yang ada di empat dusun di dua desa tersebut juga masih terus butuh bantuan air bersih.

Terakhir, 130 KK warga di Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, juga belum dihentikan permintaan air bersihnya.

Meski beberapa sumur warga di sana dikabarkan sudah mulai terisi.

"Masih terus dikirim," imbuh Soeko.

Seperti diberitakan, selama dua minggu terakhir wilayah Nganjuk sudah mulai diguyur hujan.

Hanya, sebarannya tidak merata. Kepala Kelompok Seksi (Kapoksi) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nganjuk Sumber Harto mengatakan, hingga kemarin hujan memang belum terjadi merata di Nganjuk.

"Sore ini (kemarin sore, Red) bagian utara dan selatan Nganjuk hujan deras," kata Harto.

Adapun wilayah timur seperti Pace dan Loceret hanya hujan gerimis.

Karena volume hujan yang belum merata ini pula, hingga kemarin BMKG belum bisa menyebutkan awal musim hujan.

"Masih belum bisa menentukan," lanjutnya. (rq/ut/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Hamil Terpaksa Pikul Air Kotor Saat Musim Kering


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler