jpnn.com, BOGOR - Sebagian air sungai di wilayah timur Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai menyurut akibat musim kemarau. Seperti halnya terjadi di Sungai Cileungsi.
Aliran air jadi semakin menghambat. Akibatnya, limbah dan kotoran kembali tampak menghitam dan menimbulkan bau busuk.
BACA JUGA: Warga Oteng Lebak Akhirnya Dapat Bantuan Air Bersih
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cikeas dan Cileungsi (KP2C) Puarman mengatakan, kondisi ini pernah dialami serupa seperti tahun lalu. Di mana airnya surut dan membuat limbah menguap, sehingga air menghitam dan mengeluarkan bau busuk.
“Seperti tahun lalu, saat musim kemarau, debit Sungai Cileungsi mengecil dan warnanya lebih pekat,” kata Puarman.
BACA JUGA: Bikin Sedih, Hamparan Padi Terancam Puso akibat Kekeringan
BACA JUGA: Menyedihkan, Lihat Nih Tempat Warga Cari Air Bersih di Hutan
Sementara bau busuk yang ditimbulkan, kata dia, saat ini memang tidak separah yang 2018. Kondisi itu membuat aparat harus mengambil langkah tegas dan berujung pada penyegelan sejumlah perusahaan karena telah membuang limbah ke sungai. “Untuk bau, masih ada, tapi tidak separah tahun lalu,” ungkap Puarman.
BACA JUGA: Ribuan Orang Terancam Krisis Air
Sementara itu, Aan Mariana, salah seorang warga sekitar mengaku masih menyium bau busuk dari sungai.
Yang paling mengkhawatirkan, kata Aan, masih ada beberapa warga yang mengandalkan aliran air sungai sepanjang kemarau ini, lantaran sumur mereka debit airnya sudah menipis.
BACA JUGA: Miris, Krisis Air Bersih Warga Terpaksa Ambil di Sungai yang Berbau dan Kotor
“Masih banyak yang cuci baju, piring dan mandi di Sungai Cileungsi. Meskipun mau, habis mau bagaimana lagi, enggak ada air,” tutur dia.
Aan berharap, pemerintah mau peduli dengan kebersihan Sungai Cileungsi. Jika tidak, dia khawatir warga yang mengandalkan air sungai lama-lama malah terkena penyakit. “Ngeri juga kan, namanya juga kotor, pasti banyak kumannya,” kata dia. (ipe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengumuman! Musim Kemarau Sudah Tiba, Lebih Kering
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti