Agus mengatakan, pemerintah tetap menggunakan dasar perhitungan kuota BBM bersubsidi 40,4 juta kilo liter"Selebihnya selalu dengan proses audit
BACA JUGA: Dahlan Mengurai Penyakit BUMN di Rumah Makan
Kami akan lakukan audit dahulu, dan kami akan selesaikan di 2012," kata Agus di kantornya.Menkeu mengatakan pihaknya segera melakukan koordinasi untuk membahas masalah subsidi tersebut
BACA JUGA: Tugu Pratama Ancang-ancang IPO
Di tingkat eselon 1 sudah ketemu, nanti di tingkat menteri akan ketemu," kata AgusBACA JUGA: Impor Beras Dibatasi 2 Juta Ton
Di sisi lain, hingga Oktober, realisasi rata-rata produksi siap jual atau lifting minyak mencapai 900 ribu barel per hariAngka ini jauh dari yang diproyeksikan dalam APBNP 2011 sebesatr 945 ribu barel per hari"Di dua bulan terakhir, kita juga tidak bisa mengharapkan terlalu tinggiJadi realisasi dibandingkan anggaran kita juga ada selisih," kata Agus.
Untuk harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP mencapai USD 110 per barelAsumsi harga ICP dalam APBN mencapai USD 90 per barelSetiap terjadi kenaikan harga ICP sebesar USD 1, defisit diperkirakan membengkak Rp 430 miliar hingga Rp 530 miliar. Menkeu mengatakan meski berpengaruh ke subsidi, penerimaan juga bakal bertambah.
Sebelumnya Wakil Menkeu Anny Ratnawati mengatakan meskipun inflasi relatif rendah pada tahun ini, pemerintah masih mewaspadai hingga akhir tahunSehingga kenaikan harga BBM masih belum menjadi opsi untuk dilakukan.
Anny mengatakan pemerintah lebih berkonsentrasi untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi"Yang penting bahwa subsidi itu kan alokasi di belanja kan besar, sehingga memang subsidi yang efisien menjadi konsen kita bersamaTerutama, nanti di 2012 itu harus diantisipasi rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi hanya untuk yang diluar kendaraan pribadi itu betul-betul bisa dijalankan," beber Anny. (sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM
Redaktur : Tim Redaksi