Istri mendiang Kobe Bryant telah setuju untuk menyelesaikan gugatan terhadap pilot dan pemilik helikopter yang jatuh tahun lalu, yang menewaskan bintang NBA itu, putrinya, Gianna, dan tujuh lainnya.
Vanessa Bryant, anak-anaknya dan kerabat korban lainnya mengajukan pemberitahuan mengenai perjanjian penyelesaian dengan hakim federal di Los Angeles pada hari Selasa (21/06), tetapi ketentuan kesepakatan tersebut bersifat rahasia.
BACA JUGA: Merasa Tertindas, Britney Spears Minta Dibebaskan dari Keluarganya Sendiri
Jika disetujui oleh pengadilan, penyelesaian perkara ini akan mengakhiri gugatan kelalaian yang mengakibatkan kematian.
Gugatan tersebut diajukan terhadap pilot dan pemilik serta operator helikopter yang jatuh di lereng bukit pada 26 Januari 2020.
BACA JUGA: Pengumuman! Varian Delta Plus Telah Ditemukan India
Bryant, putrinya yang berusia 13 tahun bernama Gianna, dan enam penumpang lainnya terbang dengan helikopter dari Orange County ke Ventura County untuk menghadiri turnamen bola basket remaja di Mamba Sports Academy.
Namun, helikopter yang dikemudikan oleh pilot Ara Zobayan itu menerjang kabut tebal di San Fernando Valley, utara Los Angeles.
BACA JUGA: Pengembang Vaksin COVID-19 di Kuba Umumkan Tingkat Efikasi Mencapai 92 Persen
Helikopter tersebut naik tajam dan hampir menembus awan ketika helikopter Sikorsky S-76 itu membelok tiba-tiba dan jatuh ke perbukitan Calabasas di bawahnya.
Sembilan orang di dalamnya tewas sebelum api melalap puing-puing.
Orang lain yang tewas dalam insiden tersebut adalah pelatih bisbol Orange Coast College John Altobelli, istrinya, Keri, dan putri mereka Alyssa, Christina Mauser — yang membantu Bryant melatih tim bola basket putrinya — Sarah Chester dan putrinya, Payton.
Alyssa dan Payton adalah rekan satu tim Gianna.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) merilis sebuah laporan pada bulan Februari yang menuding kesalahan pilot atas kecelakaan itu.
NTSB mengatakan serangkaian keputusan buruk mendorong Zobayan terbang membabi buta ke awan di mana dia menjadi sangat kehilangan arah dan mengira dirinya sedang terbang naik.
Padahal helikopter itu jatuh.
Badan tersebut juga menyalahkan maskapai penerbangan kecil di Kanada bernama Island Express Helicopters karena tinjauan dan pengawasan yang tidak memadai dalam hal keselamatan.
Perjanjian penyelesaian akan mengakhiri tindakan hukum terhadap Zobayan, Island Express Helicopters dan pemiliknya, Island Express Holding.
Gugatan itu menuduh perusahaan tidak melatih atau mengawasi Zobayan dengan benar, di samping menuduh bahwa pilot ceroboh dan lalai karena terbang dalam kabut.
Mereka berpendapat bahwa seharusnya dia membatalkan penerbangan itu.
Island Express Helicopters membantah tuduhan tersebut dan mengatakan kecelakaan itu adalah "kehendak Tuhan" yang di luar kendali mereka.
Mereka juga menuntut balik dua pengontrol lalu lintas udara Administrasi Penerbangan Federal, yang mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh "serangkaian tindakan yang salah dan/atau kelalaian beberapa pihak".
Perjanjian penyelesaian tidak akan mencakup gugatan balik terhadap pemerintah federal.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cayla Mengalami Kecelakaan Tunggal di Tol Trans Sumatera, 1 Tewas, 3 Luka Berat