Kembar Siam Rahma-Nurul Dipisah Hari Ini

Liver Paling Rumit, Empedu Jangan Sampai Bocor

Rabu, 13 Agustus 2014 – 06:16 WIB
Kembar siam Rahma –Nurul dipangku sang ibu, Sika Jayanti. Selasa (12/8). Foto: Frizal/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Setahun lebih dua bayi lucu, Rahma-Nurul, bersahabat dengan para perawat dan pasien lain di RSUD dr Soetomo. Sejak 6 Juni 2013, pemilik nama lengkap Rahma Anindita Vani Maulida dan Nurul Anindia Vina Maulida itu diboyong dari Banyuwangi untuk tinggal di RSUD dr Soetomo dengan ditemani sang ibu, Sika Jayanti.

Mereka ditempatkan di ruang Nakula-Sadewa Irna Anak. Balita kembar siam kelahiran 8 Februari 2013 tersebut memiliki beberapa kelainan. Rahma terlahir dengan kelainan jantung, sedangkan Nurul terlahir buta. Tim dokter dan para perawat dengan sabar merawat hingga keduanya siap menjalani operasi pemisahan.

BACA JUGA: Satpol PP Bima Akan Dipersenjatai

Hari ini (13/8) tim dokter kembar siam mengoperasi dua balita yang kini berbobot 17 kilogram tersebut. Orang tua mereka, Sika Jayanti dan Yuda, ketir-ketir menanti jadwal pemisahan. Bahkan, rencana itu sempat tertunda dua kali. Pertama, penundaan kateterisasi. Kedua, penundaan operasi yang sebelumnya dijadwalkan pada 21 Juni 2014.

Operasi pemisahan tersebut melibatkan sekitar 100 dokter. Pada geladi bersih Senin kemarin (12/8), tim mempersiapkan para dokter, alat, dan ruang operasi. Selain itu, memperkirakan risiko yang bisa terjadi di meja operasi. Bagi tim kembar siam RSUD dr Soetomo, operasi hari ini merupakan pemisahan kembar siam ke-58 yang ditangani RS milik Pemprov Jatim tersebut.

BACA JUGA: Diduga Anggota ISIS, Dua Warga Diinterogasi

Anggota tim dokter bedah anak, dr Adria Hariasatwa SpB SpBA K, menuturkan, bagian tersulit dan rumit yang akan dihadapi adalah pemisahan liver. ”Hatinya (liver, Red) menyatu. Banyak pembuluh darah di sana, jadi harus berhati-hati,” terangnya.

Dia melanjutkan, pada liver terdapat pembuluh darah besar serta saluran empedu. Bila ceroboh, saluran empedu bisa bocor. ”Menambal saluran itu susah,” jelasnya di ruang pertemuan GBPT kemarin.

BACA JUGA: Mahasiswa Rawan Jadi Target ISIS

Apalagi, bila harus ditambal, hal itu bisa menambah trauma yang semestinya tidak boleh terjadi. Adria menambahkan, bila berhasil memisahkan tanpa merusak saluran empedu, Rahma-Nurul bisa hidup normal. Masing-masing mendapat setengah liver. ”Meski dibagi, nanti hati (liver, Red) mereka bisa tumbuh lagi,” katanya.

Selain dokter bedah anak, tim anestesi yang menjadi pembuka operasi bekerja keras untuk mencegah emergency sebelum operasi. Tim dokter akan dibagi dua kelompok. Yakni, tim yang menangani Rahma dan tim yang menangani Nurul.

Dokter Fajar Perdana SpAn yang bakal menangani Rahma menyatakan, tim anestesi akan lebih dahulu menginduksi pasien. Hal itu dilakukan atas pertimbangan kondisi Rahma yang bermasalah.

Menurut dia, bila Nurul lebih dahulu diinduksi, ditakutkan obat-obatan itu mengalir ke Rahma. ”Kalau Rahma emergency dan diberi obat lagi, dia bisa meninggal,” tegasnya. Namun, dengan semua persiapan yang matang, tim yakin risiko keparahan jauh lebih kecil.

Operasi diperkirakan memakan waktu sekitar 9,5 jam. Dimulai pukul 09.30 dan berakhir sekitar pukul 19.00. ”Rahma-Nurul bakal dibawa ke ruang operasi GBPT pukul 07.00, baru dilakukan persiapan di sana,” ujar Ketua Tim Kembar Siam dr Agus Harianto SpAK.

Kini Sika dan Yuda tinggal menghitung jam. Bila semua berjalan sesuai dengan rencana, dua putri kecil mereka tidak lama lagi bisa bermain bebas dan tumbuh sehat. ”Nurul ini lincah sekali. Suka tengkurap di atas Rahma,” papar Yuda, sang ayah.

Yuda dan Sika yakin sepenuhnya kepada dokter. ”Yang penting dipisah biar lega,” kata Sika di ruang Nakula-Sadewa. (bir/c7/nw)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Lulus jadi CPNS, Kantor BKD Dirusak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler