Kemendikbudristek Gandeng Prancis untuk Perkuat SMK Pusat Keunggulan

Kamis, 02 Juni 2022 – 21:43 WIB
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti pada acara Selebrasi Kerja Sama Indonesia-Prancis, di Cikarang, Jawa Barat, Kamis (2/6). Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggandeng Prancis melalui PT Schneider Indonesia (Schneider Electric) untuk mengimplementasikan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).

SMK Pusat Keunggulan ini sebelumnya dikenal SMK Center of Excellence (CeO) yang sudah berjalan sejak 2019.

BACA JUGA: Jadwal Penutupan Pendaftaran & Pengumuman Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 2 

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengapresiasi pemerintah Prancis dan PT Schneider Indonesia yang terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas. 

"Kami berharap ke depan akan makin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” ujar Suharti dalam sambutannya pada acara Selebrasi Kerja Sama Indonesia-Prancis, di Cikarang,  Kamis (2/6). 

BACA JUGA: Kemendikbudristek Dukung Produksi Film Layar Lebar Siswa SMK 

Sasaran target dari kerja sama ini adalah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan otomasi industri.

Hingga 2022, program ini sudah melampaui target mencapai 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air. Sementara itu, jumlah bantuan dana yang telah diberikan Pemerintah Prancis mencapai Rp 26 miliar.

BACA JUGA: Pelajar SMK Tiba-Tiba Dicegat Sekelompok Siswa, Dihajar, Kepala Robek

Suharti mengungkapkan keterlibatan serta partisipasi dari pemerintah Prancis dan Schneider Electric menjadi bukti kepada publik bahwa kini SMK telah mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional.

Selain pelatihan guru kejuruan, ruang lingkup kemitraan yang telah dilaksanakan lainnya adalah pembangunan ruang praktik siswa. 

“Kerja sama yang dibangun ini merupakan bentuk diplomasi kedua negara," ujarnya.

Dia menambahkan, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan. Jika sudah link and match, Suharti yakin vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global.

Dia juga optimistis program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak mampu mengkatalisis revitalisasi SMK. Dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga pada penerimaan tamatan.

“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, Pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja di masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.

Senada dengan Suharti, Direktur SMK Wardani Sugiyanto mengatakan, program ini telah sejalan dan merupakan akselerator dari revitalisasi vokasi yang digagas Presiden Joko Widodo.

Melalui SMK PK, kata Wardani, kemitraan antara industri dengan SMK bisa diimplementasikan melalui sejumlah skema. Seperti dalam implementasi program CSR, penyediaan SDM melalui manajemen talenta dan juga lini produksi.

“Melalui program kerja sama antara Indonesia dengan Prancis, SMK sebagai sasaran program dapat menjadi percontohan dan memberikan sumbangsih bagi SMK lain untuk segera melakukan langkah-langkah strategis mencapai keselarasan dengan industri. Sehingga, pada akhirnya mampu menjawab tantangan kebekerjaan dari seluruh SMK di Indonesia,” terang Wardani. 

Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menyatakan kerja sama tersebut merupakan kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan. Mulai dari pembangunan pusat keunggulan, pembaruan kurikulum pendidikan, penyediaan fasilitas peralatan, dan teknologi terbaru.

“Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan kami yang telah menjadi tenaga pelatih, kepada Schneider Electric Foundationdan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi dan pengalamannya,” ujarnya.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengungkapkan kemitraan Schneider Electric Global bersama dengan pemerintah Prancis di bidang pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun dan berfokus pada pelatihan bagi tenaga pengajar dan siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi. 

“Misi kami adalah mempersiapkan ahli kelistrikan menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi mitra strategis dalam membangun sektor pendidikan yang berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan dunia industri,” ujar Roberto.

Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di Presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Seleksi PPPK 2022 Dibuka untuk Pelamar Prioritas dan Umum, Ini Kriterianya


Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler