Kementan Ingatkan Pentingnya Petani Kuasai Teknologi Pascapanen yang Benar

Senin, 15 November 2021 – 12:35 WIB
Teknologi pascapanen penting dikuasai agar produk hortikultura tidak mudah rusak sekaligus kunci mempertahankan kualitas buah. Foto: Ilustrasi/Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menyampaikan untuk mendukung penumbuhan UMKM hortikultura dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana pascpanen.

Upaya lainnya adalah meningkatkan diversifikasi hasil olahan, kemitraan dengan berbagai stakeholders, promosi dan pemasaran.

BACA JUGA: Kementan Dorong Pemasaran Produk Hortikultura Melalui Pasar Lelang

"Termasuk peningkatan kapabilitas melalui bimbingan teknis," kata Prihasto melalui keterangan yang diterima Senin (15/11).

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Bambang Sugiharto mendorong penumbuhan UMKM melalui penerapan Good Agriculture Practice (GAP) hortikultura maupun praktik tata kelola budidaya dan pascapanen hortikultura yang baik.

BACA JUGA: Kementan: SiMevi Hadir untuk Wujudkan Digitalisasi Satu Data Hortikultura

Menurutnya, faktor sumber daya manusia dan lingkungan juga harus diperhatikan mulai dari perencanaan hingga pendokumentasian kegiatan.

“Indo-GAP dalam Permentan Nomor 22 tahun 2021 tentang Praktik Hortikultura yang baik, termaktub landasan aturan budidaya yang baik. Hal ini untuk menghasilkan produk pangan yang aman dikonsumsi, bermutu, ramah lingkungan dan juga berdaya saing,” beber Bambang.

BACA JUGA: Kementan Dorong Olahan Bawang Merah Terus Ditingkatkan

Pengendalian respirasi dan transpirasi (suhu dan RH) adalah kunci mempertahankan kualitas buah.

Upaya ini mampu memperpanjang umur simpan buah. Buah yang aman dikonsumsi meningkatkan keuntungan dan memperkecil risiko kerugian.

“Seperti yang kita ketahui, produk hortikultura itu mudah rusak dan masa simpan pendek, karena itu kita harus memperhatikan penanganan pada pascapanennya,” kata Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Siti Mariana Widiyanti.

Ketua Mitra Tani Unggul Kabupaten Jember Asroful Uswatun menerangkan tentang proses panen dan pascapanen pada buah buah naga.

Mulai dari pemberian pupuk, penanganan OPT dengan cara penyemprotan pestisida nabati, cara memetik buah naga dengan cara mengguntingnya bagian tulangnya dari atas hingga penggunaan keranjang khusus sehabis panen agar buah tidak rusak.

“Selain itu melakukan penataan yang baik dengan meletakkan buah pada satu arah. Pengemasan buah naga dengan bobot maksimal 12 buah atau 5 kilogram harus seragam. Penyimpanan dilakukan pada ruang pendingin atau cold storage," terangnya.

Dia menambahkan untuk melakukan ekspor ke Eropa yang memiliki estimasi perjalanan 5-7 hari, tingkat kematangan buah naga yang cocok yaitu 65 persen. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Dorong Transformasi Sistem Pertanian, Panen di Sulteng Meningkat


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler