Kementan: UMKM Bisa Tingkatkan Komoditas Hortikultura

Minggu, 28 November 2021 – 15:26 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertananian Retno Sri Hartati Mulyandari saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (25/11). Foto: dok Kementan

jpnn.com, BREBES - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya agar komoditas hortikultura memiliki nilai tambah, sehingga bisa memenuhi pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Karena itu, Kementan mendorong tumbuhnya UMKM hortikultura untuk bisa meningkatkan diversifikasi olahan agar memenuhi pasar ekspor.

BACA JUGA: Kementan Dorong Pemasaran Produk Hortikultura Melalui Pasar Lelang

Hal itu diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertananian Retno Sri Hartati Mulyandari saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (25/11).

Dia mengatakan, penumbuhan UMKM untuk menjaga stabilisasi harga produksi hortikultura pada saat murah harus dikelola agar menghasilkan produk.

BACA JUGA: Kementan Genjot Produksi Bawang Merah, Ada Trik Menanam Saat Musim Hujan

“Kita harus menjadikan tantangan ini sebagai bagian yang harus dicari solusinya bersinergi harmonis lintas stakeholders. Salah satunya dengan tata kelola pascapanen dan pengolahan yang tepat, yaitu menerapkan Good Handling Practices/GHP dan Good Manufacturing Practices (GMP) untuk hasilkan beragam produk turunannya," kata Retno.

Dia menambahkan, salah satu pelaku usaha PT SBI, dengan produk turunannya berupa pasta bawang merah yang sudah tembus ekspor ke Arab Saudi.

BACA JUGA: Kementan Dorong Olahan Bawang Merah Terus Ditingkatkan

"Bawang goreng utuh crispy beragam rasa, dan bawang goreng iris yang sudah rutin untuk pasar ekspor Singapura” ungkap Retno.

Dalam kunjungannya, Retno ditemani oleh para pejabat, yakni Anggota Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, PT Pupuk Indonesia Holding Company, dan Perum Bulog.

BPTP Jawa Tengah dan Kadin Jawa Tengah mengunjungi pabrik pasta bawang merah yang dikelola Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Sinergi Brebes Inovatif di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari.

“Produk yang kita punya mempunyai kualitas tinggi yang bisa dijual dengan harga yang layak. Karena kebutuhan petani sangat sederhana yaitu mampu menyekolahkan anak,” ujar Anggia.

Melalui kunjungan itu, Retno melihat dengan penumbuhan UMKM Hortikultura bisa mendorong peningkatan nilai ekspor.

Produk hilir memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari pada produk segar. Retno berharap ke depan penumbuhan UMKM Hortikultura itu dapat dilaksanakan secara lebih masif untuk meningkatkan nilai tambah hortikultura di tingkat petani sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya sekaligus menyerap tenaga kerja rumahan.

“Kami akan terus bekerja sama dengan Kementan yang menjadi mitra Komisi IV DPR RI untuk lebih memprioritaskan program dan kebijakan perkembangan pertanian hortikultura di Provinsi Jawa Tengah,” timpal Anggia Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.

Pabrik pasta bawang dengan produk utama bermerk "Ulegan Bawang" tersebut merupakan industri pertama di Indonesia yang memproduksi olahan bawang merah berupa pasta. Sehingga, menjadikannya sebagai produk unggulan dan berkualitas.

PT Sinergi Brebes Inovatif mengusahakan bawang merah segar dan bawang merah olahan berupa pasta, bawang goreng dan bawang merah crispy.

Serapan terhadap bawang merah segar yang terus tinggi sehingga bahan baku untuk olahan menjadi terbatas.

Untuk menjamin keberlangsungan bahan baku olahan, korporasi harus mencari sumber bahan baku dari luar Kabupaten Brebes.

Pemilik PT SBI, Juwari, mengatakan pada 2020 mendapat bantuan dari Dirjen Hortikultura yang saat ini sangat bermanfaat sebagai penyimpan produk pasta bawang merah.

Penyimpanan bawang merah segar tidak terlalu menjadi issue yang penting mengingat perputaran perdagangan bawang merah di Brebes sangat cepat.

Menurut dia, perubahan harga bisa terjadi seketika, mengingat bawang merah Bima Bebes merupakan varietas yang sangat tinggi peminatnya.

“Perlunya sosialisasi dan promosi terkait olahan pasta bawang merah dan bawang merah goreng maupun bawang merah crispy kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk upaya dalam menstabilkan harga bawang merah ,” kata Juwari.

Pabrik pasta bawang merah yang dikelola olehnya, diakui Juwari bisa menjadi contoh pola kerja usaha yang dijalankan petani untuk komoditas-komoditas lain.

Selain itu, juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga stabilitas harga bawang merah yang kerap anjlok saat stoknya melimpah pada panen raya.

Menurut Retno, kekuatan dan semangat gotong royong petani dengan seluruh stakeholder, termasuk Kementan, menjadi bagian penting dalam strategi utama memajukan kesejahteraan petani.

Untuk mewujudkan hal tersebut, jajarannya diminta untuk bertindak cerdas, tepat dan cepat.

"Manusia pertanian harus menjadi pribadi yang mandiri dan bisa memanfaatkan teknologi modern sesuai arahan Pak Mentan," tutup Retno. (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentingnya Informasi Iklim untuk Budidaya Hortikultura yang Adaptif


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler