jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengiriman vaksin tahap kedua akan tiba melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/6) malam.
Vaksin PMK yang dikirim dari Prancis itu nantinya akan dipropritaskan untuk hewan sehat yang berada di zona merah dan kuning.
BACA JUGA: Kementan Sebut Kampung Kopi Gombengsari Kian Diminati Wisatawan Mancanegara
"Mengingat jumlah vaksin masih terbatas maka penyuntikkan akan diprioritaskan pada hewan sehat yang ada di wilayah sumber perbibitan dan sentra peternakan sapi perah," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, Kamis (16/6).
Menurut Kuntoro, mekanisme pendistribusian vaksin tahap kedua itu akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dinas peternakan, dan para pengawas di lapangan agar dalam proses pendistribusiananya tepat sasaran.
BACA JUGA: Kementan Akan Tingkatkan Produksi Beras Organik Ramah Lingkungan
Dia menjelaskan untuk mempercepat vaksinasi massal, Kementan menggelar training of trainers untuk melatih dan mempersiapkan tenaga kesehatan hewan.
"Agar bisa mengajarkan kepada para tenaga kesehatan lainnya di daerah masing-masing," katanya.
BACA JUGA: Kementan Beberkan Upaya Penanganan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia
Namun di sisi lain, kata Kuntoro, pemerintah mengimbau agar para peternak mau menerapkan bio security kandang.
Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi lalu lintas hewan ternak dan mengikuti protokol kesehatan yang disampaikan petugas di lapangan.
"Untuk menghindari kemungkinan petugas menjadi pemicu penyebaran penyakit yang lebih luas," katanya.
Kuntoro menambahkan, upaya lain dilakukan Kementan adalah melakukan respons cepat dan responsif dengan melakukan penelusuran kasus PMK sejak kasus tersebut pertama kali ditemukan.
Kemudian dalam hitungan hari, pemerintah berhasil menemukan sterotip dari virus PMK yang ada, sehingga produksi dan pengadaan vaksin dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
"Jadi, kami sampaikan bahwa terkait adanya anggapan pemerintah kurang responsif dan abai terhadap kajian epidemolog itu tidak benar. Apalagi Upaya penanganan dan pengobatan di lapangan juga sudah kami lakukan pada ternak bergejala ringan dan berat," kata Kuntoro. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Stabilitas Stok Cabai, Kementan Percepat Lakukan Ini Secara Serentak
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian