Kementan: Urban Farming Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kamis, 11 Februari 2021 – 17:00 WIB
Kementan meyakini urban farming membantu pertumbuhan ekonomi. Foto: Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyatakan urban farming sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Urban farming menjadi tren dan kegiatan baru yang digemari banyak orang terutama di daerah perkotaan.

BACA JUGA: Mentan SYL Dorong Pengembangan Urban Farming di Jakarta

Salah satunya dikarenakan pandemi Covid-19 serta kebijakan work from home (WFH) membuat orang-orang lebih banyak berada di rumah dan mencari aktivitas baru agar tidak merasa bosan.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto melihat urban farming setahun belakangan ini sebagai fenomena yang luar biasa.

BACA JUGA: Komisi IV DPR Soroti Persoalan Impor Produk Holtikultura

Ia menyatakan bahwa sejak urban farming menjadi tren, penjualan benih hortikultura meningkat hingga lima kali lipat.

“Pandemi dan WFH membuat orang memiliki aktivitas baru di rumah, seperti urban farming dengan menanam hidroponik di rumah. Ini adalah fenomena luar biasa. Kami memantau penjualan benih sejak tren ini berlangsung dan ternyata benih horti meningkat hingga lima kali lipat,” ujar Anton sapaan akrabnya.

BACA JUGA: Bea Cukai Maluku Kembangkan Kawasan Berikat Holtikultura

Hal itu diungkap Anton dalam focus group discussion (FGD) bertajuk “Kisah Sukses Urban Farming bersama Tabloid Sinar Tani” secara virtual, Rabu (10/2).

Selain sayuran, Anton menambahkan, tanaman hias juga berperan sangat signifikan pada tren urban farming.

Peminatnya meningkat bahkan sampai memunculkan petani-petani tanaman hias dari generasi milenial yang sukses.

Tidak hanya itu, Anton memaparkan bahwa ekspor tanaman hias naik hingga tiga kali lipat.

Pada 2019, ekspor tanaman hias berada di angka 105 juta pieces. November 2020 meningkat di angka 333 juta pieces.

“Animo masyarakat sangat tinggi dan ini merupakan dukungan untuk pertanian Indonesia, terutama subsektor hortikultura,” tambahnya.

Sebagai salah satu bentuk apresiasi Kementan, Ditjen Hortikultura pada anggaran 2020 meluncurkan kegiatan urban farming dengan menyebarkan penanaman cabai di wilayah DKI Jakarta seluas 4,7 hektare yang dimanfaatkan oleh 71 KT.

Kemudian bawang merah seluas 2 hektare yang ditanam di wilayah Angkatan Udara Halim Perdanakusuma.

Bantuan yang diberikan berupa benih cabai, benih bawang merah, pupuk organik dan pengendali OPT ramah lingkungan likat kuning.

Mengenai kebijakan urban farming, Anton menjelaskan bahwa Kementann di bawah arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memiliki program pengembangan Kampung Hortikultura.

Program ini tidak hanya menyasar lahan hamparan yang sudah ada, tetapi juga petani dengan lahan sempit.

“Mengapa dinamakan ‘kampung’? Supaya terkonsentrasi dan terfokus. Kita fokuskan di desa-desa dengan salah satu sasaran petani lahan sempit. Jadi, 10 hektare bukan hanya hamparan saja,” jelas Anton.

Kampung Hortikultura mengusung konsep One Village One Variety (OVOV). Komoditas yang dikembangkan akan disesuaikan dengan agroekosistemnya.

Kemudian, kampung tersebut akan dibantu benih unggul, pengendalian OPT, serta sarana dan prasarana dengan tetap memperhatikan sisi ramah lingkungan.

Melalui program Kampung Hortikultura, Anton berharap mampu meningkatkan kesejahteraan para petani dengan produktivitas hasil yang tinggi dan pengembangannya menjadi area agro edu wisata.

Sebagai informasi, urban farming merupakan usaha pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar masyarakat.

Luas lahan yang digunakan rata-rata seluas 5-50 m2. Komoditas yang umum diusahakan adalah tanaman yang berumur pendek seperti aneka sayuran daun dan buah, tanaman obat serta tanaman hias.

Turut hadir dalam FGD ini artis dan pegiat aquaponik Mark Sungkar, Dosen IPB dan pakar urban farming Hadi Deddy Soesilo, penyuluh pertanian Dinas Pertanian Karawang Ajud Tajrudin, artis dan pegiat pangan organik Melly Manuhutu.

Kemudian, Staf Ahli Mentan bidang Infrastruktur Pertanian (2015-2018) Ani Andayani, praktisi hidroponik Suci Puji Suryani dan Plt Kepala Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati. (*/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Syahrul Memperingatkan: Jangan Merekayasa Korban Bencana


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler