“Pemerintah Indonesia memberikan imbauan agar warga Indonesia waspada dan hati-hati berpergian ke Bangkok, bukan travel warning seperti yang diwartakan beberapa hari lalu
BACA JUGA: Gempa di China, 400 Orang Tewas
Penggunaan istilah travel warning oleh media itu tidak tepat, karena artinya beda loh,” terang Juru Bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah, dikonfirmasi Rabu (14/4).Istilah larangan dan imbauan, kata Teuku, dikhawatirkan berpengaruh pada kebijakan bilateral Indonesia-Thailand
BACA JUGA: Waspada, Travel Warning untuk Thailand
“Memang sejauh ini tidak ada masalahBACA JUGA: HRW Kecam Aksi Kekerasan Di Thailand
KBRI juga melakukan komunikasi dengan WNI di sana,” papar Teuku.Tentang travel warning, lanjut Teuku, tingkat ancamannya jelas, sesuatu yang diprediksi dan kondisi akan terjadi“Sekarang kondisinya sudah lebih tenangMakanya, pemerintah Indonesia sebatas memberi imbauan kepada warga Indonesia untuk mempertimbangkan kunjungan ke ThailandKalau travel warning itu ‘kan istilah kerasnya melarang,” bebernya.
Beberapa hari lalu, kekerasan terjadi di jalan-jalan di Bangkok, ibukota ThailandPada Sabtu (10/4), sedikitnya 14 warga sipil tewas, begitu pula dari pihak tentara ada 5 tengara Thailand menghembuskan nafas terakhir pasca bentrok dengan demonstrans.
Kondisi diperparah dengan banyaknya warga yang luka-luka, jumlahnya capai 825 orangIronis, seorang jurnalis asal Jepang dari kantor berita Thomson Reuters ikut tewas dalam bentrokan antara tentara dengan para pengunjuk rasa "Kaus Merah", pendukung mantan perdana menteri Thaksin ShinawatraDemonstran mendesak Perdana Menteri (PM) Abhisit Vejjajiva mundur dari jabatannyaDemonstrans juga mendesak dilakukan Pemilu diniDesakan itu dibuktikan dengan pendudukan kantor KPU Thailand oleh pendukung “Kaus Merah”.
Teuku mengatakan, sebenarnya pemerintah Indonesia pernah melarang warga berpergian ke suatu negara, bahkan lebih dari sebatas travel warning, seperti di Afganistan dan IrakKondisi di Bangkok berbeda dengan Afganistan dan IrakPemerintah RI menarik Duta Besar (Dubes) RI untuk Afganistan saat perang di Afganistan, pasca serangan 11 September 2001 di New YorkDubes RI untuk Afganistan yang ditarik bahkan hingga sekarang belum dikembalikan, dalam artian KBRI di Afganistan masih kosong.
Berbeda dengan di Irak, setelah Dubes RI ditarik pada 2003, namun pada 2007 lalu sudah dikembalikanPenarikan hanya dilakukan saat terjadi invasi (pendudukan asing) di Irak“Kita terus memantau kondisi semua negara, terutama negara dalam kondisi ricuh dan perangBila kondisi stabil, Dubes kembali dikirim,” paparnya.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Thaksin Danai Demo Kaus Merah
Redaktur : Auri Jaya