jpnn.com - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola tanah air. Erik Dwi Ermawansyah, mantan pemain tim PSIS Semarang, meninggal dunia karena serangan jantung. Usianya masih muda, yakni 22 tahun.
Apa yang terjadi pada Erik mematahkan anggapan bahwa serangan jantung hanya dapat dialami oleh orang-orang tua. Lalu, mengapa serangan jantung bisa terjadi pada usia muda?
BACA JUGA: Perubahan Cuaca Ternyata bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Kematian pada usia muda akibat serangan jantung dihubungkan dengan gangguan irama jantung. Gangguan irama jantung merupakan kondisi yang mematikan dan dapat terjadi karena faktor kelainan genetik atau kelainan jantung bawaan sejak lahir.
Biasanya kondisi tersebut tidak disertai faktor risiko seperti halnya penyakit jantung lain. Dengan begitu, orang yang tampak bugar dan memiliki pola hidup sehat sekalipun bisa saja mengalami serangan jantung.
BACA JUGA: Jangan Abaikan 6 Gejala Penyakit Jantung Ini
Perlu Anda ketahui bahwa terdapat beberapa kelainan jantung yang berperan dalam kematian mendadak akibat serangan jantung pada usia muda. Berikut adalah kelainan-kelainan jantung tersebut.
1. Kardiomiopati hipertrofi (HCM)
BACA JUGA: Pendapatan Tidak Stabil Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung?
Kardiomiopati hipertrofi merupakan penyebab paling umum dari kematian mendadak yang berhubungan dengan gangguan jantung pada usia di bawah 30 tahun, termasuk para atlet muda.
HCM merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang ditandai dengan penebalan otot jantung. Penebalan otot jantung ini dapat merintangi sistem elektrik pada jantung sehingga menyebabkan gangguan irama jantung. Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat memicu serangan jantung.
2. Abnormalitas arteri jantung
Kondisi ini ditandai dengan kelainan jaringan pada pembuluh darah arteri koroner jantung yang terjadi sejak lahir. Saat berolahraga, arteri dapat tertekan sehingga suplai darah ke organ jantung menjadi tidak memadai. Pada akhirnya, kondisi tersebut berpotensi mengganggu fungsi jantung hingga menyebabkan kematian.
3. Sindrom long QT
Kelainan irama jantung bawaan sejak lahir ini ditandai dengan irama jantung yang menjadi cepat dan kacau, hingga bisa menyebabkan seseorang pingsan. Kelainan tersebut meningkatkan risiko seseorang mengalami kematian mendadak.
Selain yang tercantum di atas, terdapat beberapa faktor penyebab lainnya meliputi kelainan struktur organ jantung, peradangan organ jantung, dan commotio cordis.
Kelainan struktur jantung dapat tidak terdeteksi sejak lahir. Sementara itu, peradangan pada jantung dapat disebabkan oleh infeksi virus dan penyakit lainnya. Kemudian, commotio cordis adalah penyebab yang jarang dan biasanya berhubungan dengan riwayat benturan tumpul di area dada.
Benturan tersebut dipercaya dapat memicu gangguan irama jantung jika terjadi di waktu yang tidak tepat dengan siklus sistem elektrik jantung.
Serangan jantung hingga menyebabkan kematian pada usia muda memang tidak dapat diprediksi. Namun, sebaiknya Anda lebih waspada bila memiliki beberapa faktor seperti pingsan dengan penyebab tidak jelas saat berolahraga dan riwayat serangan jantung dalam keluarga pada usia kurang dari 50 tahun.
Kini serangan jantung memang tak pandang bulu, dapat terjadi pada usia muda serta dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab.
Alangkah baiknya bila Anda melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin untuk mendeteksi kelainan atau gangguan jantung. Deteksi yang lebih awal bisa berguna sebagai upaya antisipasi serangan jantung yang dapat menyerang kapan pun dan di mana pun.(RS/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Makanan yang baik Untuk Penderita Jantung
Redaktur & Reporter : Yessy