Kepergok Curi Burung, Siswa SMP Tewas Diamuk Massa

Rabu, 19 April 2017 – 03:00 WIB
Keluarga Tua Purnama korban pengeroyokan massa karena diduga mencuri burung menangis histeris di RSCM Panbil, Mukakuning, Seibeduk, Selasa (18/4). F. Dalil Harahap/Batam Pos/jpg

jpnn.com, BATAM - Seorang siswa SMP bernama Tua Purnama, 16, tewas diamuk massa di perumahan Nusa Indah, Tanjungpiayu, Seibeduk, Batam, Kepri, Selasa (18/4) pagi.

Siswa kelas tiga itu tertangkap basah mencuri 10 ekor burung Love Bird dan Kenari milik Syarwin warga di blok D7/21 perumahan Nusa Indah bersama dua rekan sebayanya, sekitar pukul 04.00 WIB.

BACA JUGA: Ekonomi Lagi Lesu, Pimpinan BP Batam Malah Minta Naik Gaji 5 Kali Lipat

Tua sempat dilarikan ke rumah sakit Camantha Sahidiya Mukakuning (RSCM) namun nyawanya tak tertolong, dia menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 07.00 WIB.

Putra pertama pasangan Satoto dan Ramos Maksasai warga perumahan Piayu Residen itu tewas diduga kuat karena terlambat mendapat perawatan medis.

BACA JUGA: Sepasang Begal Berparang Bonyok Diamuk Warga Usai Gagal Beraksi

Sebab informasi yang diterima sebelum dibawa ke RSCM, Tua sempat diikat warga di dalam lingkungan perumahan tersebut. "Sampai di sini sekitar pukul 07.00 WIB, tak lama kemudian meninggal dia," ujar petugas medis di RSCM, kemarin.

Saat diantar ke RSCM, kondisi Tua sudah kritis dengan luka serius di bagian kepala dan dada. Namun menurut keterangan medis di RSCM, meninggalnya bocah tersebut karena benturan di bagian dada.

BACA JUGA: Didemo Warga, Gubenur Nurdin Janji akan Tinjau Ulang Tarif Listrik

"Kepala memang banyak luka, tapi fatalnya itu di bagian dadah," ujar petugas medis itu lagi.

Sementara itu kronologis kejadian, aksi penganiayaan yang berujung pada kematian Tua itu bermula dari kekesalan warga atas ulah Tua bersama dua rekannya yang belum diketahui identitas yang mencuri burung Love Bird milik Syarwin.

Ketiganya masuk ke dalam perumahan tersebut dari bagian belakang perumahan. Rumah Syarwin yang berada persis di blok paling belakang atau berbatasan langsung dengan jalan Bukit Kemuning cukup mudah untuk dijangkau Tua dan rekan-rekannya.

Ketiganya sudah masuk ke teras rumah Syarwin dan 10 ekor burung Love Bird dan Kenari yang dikurung dalam beberapa sangkar dan digantung diatas tiang penyangga teras sudah berhasil diambil ketiga bocah itu.

Namun saat mencoba bawa keluar, aksi mereka dipergoki sang pemilik burung. "Sudah habis diambil burung saya. Saya tahu (kehadiran tiga bocah itu) karena dengar pintu teras bunyi saat mereka mau keluar," ujar Syarwin, kemarin.

Melihat ada tamu tak diundang itu, Syarwin langsung tariak maling dan berusaha mengejar ketiga bocah itu. Tariakan maling mengagetkan warga sekitar. Warga juga berbondong-bondong mengejar ketiga pelaku itu.

"Satu dari dua (pelaku) yang lari itu saya lihat bawa senjata tajam," ujar Syarwin seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Dua pelaku duluan kabur lolos dari kepungan warga, mereka kabur ke arah belakang perumahan itu menuju sepeda motor mereka yang parkir jalan Bukit Kemuning.

"Nah yang satu ini jatuh dia saat dikejar warga, makanya dapat," ujar Syarwin lagi.

Saat mengamankan Tua itu, warga kata Syarwin tidak langsung memukul. Warga sempat interogasi, namun Tua diinformasikan melawan dan mengelak atas tuduhan itu.

Warga akhirnya emosi sebab selama ini ayam dan burung peliharaan warga di sana kerap hilang. Dia pun diamuk massa hingga kritis.

Dalam kondisi sekarat bersimbah darah Tua juga sempat diikat pakai kawat di dalam komplek perumahan tersebut. Sebelum dibawa ke rumah sakit, Tua terlebih dahulu diantar ke Mapolsek Seibeduk, namun karena kondisi kritis, polisi bersama warga akhirnya membawa Tua ke RSCM.(eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sial, Maro Ketahuan Sembunyikan 1 Kilogram Sabu di Selangkangan


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler