Keracunan AC Mobil, 6 Warga Tewas

Selasa, 12 Januari 2010 – 10:55 WIB
SAMPIT- Warga Desa Tajur Beras, Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng dikejutkan oleh peristiwa meninggalnya 6 penumpang mobil dalam kondisi mesin masih menyala.

Penyebab tewasnya enam orang termasuk sopir mobil milik sebuah travel itu dipastikan karena keracunan AC mobilBahkan, keenam korban ini diperkirakan sudah mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu (9/1)

BACA JUGA: Tersangka Korupsi Rp11 M Bebas

Tetapi korban baru diketahui warga yang melintas pagi harinya, pukul 06.00 WIB Minggu (10/1).

Saat ditemukan, seisi mobil sudah tidak bernyawa
Termasuk sang sopir

BACA JUGA: Kabel DiBabat Maling, Listrik Padam 3 Hari

Para korban adalah penumpang yang terdiri dari empat pria dewasa, satu wanita dewasa dan seorang bayi perempuan


Tori (45), yang mengaku kerabat salah seorang korban mengungkapkan, rombongan yang berangkat dalam mobil tersebut merupakan karyawan PT Krida Tama Lancar (KLR), perusahaan perkebunan kelapa sawit di Desa Sukamandang Kabupaten Seruyan

BACA JUGA: Orangutan Raksasa Serang Warga

Saat itu mereka bermaksud pindah dari Desa Tajur Beras ke PT Makin dengan menggunakan mobil travel yang dicarter dari Sampit

Rombongan tersebut diperkirakan berangkat Sabtu (9/1) siangSore harinya mobil tersebut terjebak di ruas jalan rusak dan tidak bisa bergerak di kawasan perkebunan Kecamatan Mentaya HuluPara penumpang mobil berusaha untuk mendorong mobil tersebut, namun mobil tidak juga bergerakAkhirnya diputuskan untuk meminta bantuan mobil yang lewatSambil menunggu tersebut, para penumpang termasuk sopir menunggu dalam mobil

Namun hingga malam hari tidak ada juga mobil yang lewatDiduga saat itulah seluruh penumpang tertidur pulas dan akhirnya keracunan AC hingga maut menjemput“Saat pertama kali ditemukan kondisi para korban ini seperti sedang tidurBahkan bayi yang berada di pangkuan ibunya masih dalam posisi menyusuiSopir dan penumpang yang di belakang juga posisi tidur, dengan kedua tangan menyangga kepala sambil bersandar di kursi mobil,” terang Tori, saat mengantar salah seorang korban yaitu Sartomo (20) di kamar mayat RSUD DR Murajani Sampit, kemarin

Masih menurut Tori, yang pertama kali menemukan para korban adalah seorang penjaga alat berat sebuah perkebunan kelapa sawitPenjaga tersebut merasa heran karena ada mobil yang berhenti di tengah jalanSaat didekati, dia melihat para penumpang di dalam mobil sedang tertidurDia berusaha membangunkan, namun tidak berhasilHal ini kemudian dilaporkan kepada perusahaan

Setelah mobil tersebut dibuka akhirnya diketahui bahwa seluruh penumpang berserta sopirnya sudah tewasSaat ditemukan itu memang tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh para korban“Setelah itu para korban kemudian dibawa ke Kuala Kuayan dan langsung divisum di sana,” terangnya.

Empat orang korban rencananya dimakamkan di desa setempatSedangkan satu korban yaitu Sartomo akan dibawa ke kampung halamannya di Desa Jemowo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Jawa Tengah“Sebetulnya dia (Sartomo, red) sedang sakit tipes, dan rencananya akan berobat ke SampitNamun ternyata malah mengalami kejadian ini,” tandasnyaSatu korban lainnya yaitu sopir travel Rian (35) dibawa ke rumahnya di Jalan DI Panjaitan Gg Tiung III samping Pasar Subuh Sampit

Kepergian Rian (35) untuk selamanya tidak meninggalkan firasat bagi keluarganyaSopir yang meninggal bersama para penumpangnya ini sudah sekitar delapan  tahun bekerja sebagai sopirAyah dua anak ini terakhir bekerja di Travel Ananda, dengan rute Kuala Kuayan-Sampit

Keluarga Rian awalnya tidak memiliki firasat apa pun terkait dengan musibah yang menimpanyaSelama ini Rian dikenal sebagai sosok yang baik dan ayah yang bertanggung jawab“Dia berangkat dari rumah Sabtu pagi, saat itu tidak ada firasat apa punSiang harinya dia masih menghubungi saya dengan telponKemudian pada malam harinya saat mobil mereka terjebak, suami saya juga sempat menghubungi temannya sekitar pukul 18.30 WIB, dan mengatakan bahwa mobilnya terjebak di jalan rusakSetelah itu tidak ada kabar lagi hingga akhirnya temannya menyampaikan kepada kami bahwa suami saya sudah meninggal,” terang Annisa, istri Rian, Senin (11/1) dini hari di rumahnya di Samping Pasar Subuh Sampit.

Menurut Annisa, belakangan dia baru menyadari memang ada beberapa tanda sebelum kejadian iniMisalnya korban yang merasa mata bagian bawahnya yang berkedut begitu kuat“Saya merasa itu sebuah pertandaSelain itu dia sangat baik sekali, makanya kami sangat merasa kehilanganDia telah menjalankan seluruh kewajibannya sebagai suami dengan baik,” terang Annisa lirih

Lebih lanjut disampaikan Annisa, suaminya itu memang alergi nyamukSehingga kemungkinan besar seluruh pintu dan kaca mobil ditutup rapat saat mereka menunggu mobil bantuan datang, agar nyamuk tidak masuk.(arb/yon/fuz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Jateng Mulai Pecah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler