Kerahkan 327 Personel Razia Dolly

Minggu, 29 Juni 2014 – 04:10 WIB
TANPA PERLAWANAN: Petugas gabungan ”menyerbu” lokalisasi Dolly-Jarak yang tetap tak mau tutup mesti sudah dilakukan deklarasi penutupan. (Angger Bondan/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Keseriusan penutupan lokalisasi Dolly-Jarak secara tuntas dibuktikan Jumat (27/6). Petugas gabungan merazia kompleks prostitusi terbesar di Jatim itu setelah pembagian dana stimulan selesai pada Kamis (26/6). Tindakan tersebut dilakukan setelah berhari-hari pemkot masih membiarkan wisma berpraktik pascadeklarasi penutupan.

Razia yang dimulai sekitar pukul 15.00 tersebut mengerahkan sedikitnya 327 personel. Anggota Polrestabes Surabaya dan Garnisun Tetap III/Surabaya mem-back up penuh razia oleh Satpol PP dan Linmas Surabaya tersebut. Mereka membawa serta satu unit mobil water cannon dalam razia di lokalisasi yang penutupannya dideklarasikan pada 18 Juni.

BACA JUGA: Massa FPI Gerebek Ruko Diduga Penimbun Miras

Petugas yang berangkat dari Mapolrestabes Surabaya langsung menuju ke Kelurahan Putat Jaya. Hampir semua personel berjalan kaki menuju Gang Dolly sebagai sasaran utama razia. Yang menjadi sasaran adalah Wisma New Barbara 22 yang berdiri megah enam lantai.

Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto secara simbolis menyatakan bahwa wisma milik Sakak Saefudin itu telah beralih fungsi. Wisma tersebut dibeli Pemkot Surabaya dan akan dijadikan fasilitas umum (fasum) untuk warga. Sebagai tanda alih fungsi itu, dia menutupi tulisan nama Wisma New Barbara 22 dengan cat semprot hitam.

BACA JUGA: Kapolda Ingatkan, Siang Puasa, Malam Jangan Aneh-aneh

Setelah itu, Irvan menuliskan kalimat, ”Tempat ini bukan tempat prostitusi lagi, ttd Pemkot Sby’’ dengan cat semprot di dinding eks wisma tersebut. Di sisi dinding lain dia menuliskan kalimat bernada serupa. ”Digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan warga. semoga barokah. Amin”. Setelah itu, tidak kurang dari lima stiker ditempel di dinding wisma dengan tembok luar warna cokelat tersebut.

”Ini bukti kalau wisma sudah beralih fungsi. Sekaligus menunjukkan usaha serius pemkot untuk mengubah Dolly,” terang Irvan.

BACA JUGA: Usul 260 Formasi CPNS, Disetujui 144

Setelah deklarasi penutupan di gedung Islamic Center, pemkot memberikan waktu bagi pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari eks lokalisasi Dolly-Jarak untuk mengambil dana kompensasi. Pengambilan dana kompensasi di Kantor Koramil Sawahan itu berakhir dua hari lalu (26/6).

Total ada 397 PSK dan 69 mucikari yang telah mengambil dana stimulan tersebut. Selain itu, ada 115 PSK nama baru yang diusulkan untuk menerima dana stimulan dari Kementerian Sosial.

Mantan camat Rungkut itu mengungkapkan bahwa razia kemarin juga berkaitan dengan seruan bersama menjelang bulan puasa. Atas dasar tersebut, petugas satpol PP juga menurunkan spanduk-spanduk yang berisi penolakan penutupan lokalisasi Dolly-Jarak. Spanduk dengan latar belakang merah itu diturunkan hampir di semua gang. Terutama di Gang Dolly.

Pernah ada sedikit cekcok mulut dengan orang yang tidak suka atas penurunan spanduk itu. Tapi, Irvan secara tegas tetap melanjutkan pengambilan banner dengan menggunakan galah yang dipasangi sabit. ”Semua ingin bulan puasa ini berjalan dengan aman dan nyaman. Jadi, spanduk yang provokatif kami turunkan,” ujarnya. (jun/laz/mas/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Protokol Cilegon Macet Parah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler