jpnn.com, PARAPAT - Keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) yang menyebabkan kondisi air tercemar, dapat menghambat status Danau Toba sebagai warisan geologi dari UNESCO Global Geoprak (UGG).
Hal tersebut, harus menjadi perhatian serius pemerintah bila ingin memajukan potensi pariwisata di danau terbesar se-Asia Tenggara itu.
BACA JUGA: Anggaran untuk Danau Toba Ternyata Paling Besar dari Bali Baru Lainnya
“Secara objektif, memang masih agak berat bagi Danau Toba untuk memperoleh UGG sepanjang KJA masih belum bisa ditertibkan seperti saat ini,” kata Pemerhati Pariwisata Sumut, Wahyu Ario Pratomo kepada Sumut Pos, Rabu (24/7) siang.
BACA JUGA: Genjot Investasi ke Batam, BP Gencar Berpromosi hingga ke Taiwan
BACA JUGA: Kapan Danau Toba Menjadi Bali Baru?
Wahyu mengatakan, penilaian UGG akan melihat aspek lingkungan di Danau Toba. Karena, sebagai warisan geologi harus memiliki kondisi lingkungan yang bersih dan asri serta tidak tercemar.
Untuk itu, Pemerintah Pusat, Pemprov Sumut dan pemkab di kawasan Danau Toba harus segera bergerak melakukan kebijakan untuk mengembalikan lingkungan seperti semula.
BACA JUGA: DPD Minta 7 Pemerintah di Kawasan Danau Toba Ikut Anggarkan Pemeliharaan Kualitas Air
“Pemerintah (pusat) memberikan teguran bahkan sanksi kepada daerah yang tidak mampu menertibkan KJA. Di samping itu juga penanganan limbah rumah tangga, peternakan, dan hotel,” jelas Wahyu.
Wahyu mengungkapkan, pariwisata memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut, yang dirasakan di Danau Toba. Dengan itu, masyarakat dan pihak-pihak terkait ikut berkontribusi untuk memajukan pariwisata tersebut.
“Kita khawatir, pemerintah akan meninggalkan Sumut dalam pembangunan pariwisata. Jika ini terjadi, maka Sumut sendiri yang akan merugi. Pariwisata kita tidak dapat berkembang secara optimal,” ucap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USU itu.
BACA JUGA: Terpeleset Jatuh ke Sungai, Bocah 4 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa
Selain perbaikan kualitas lingkungan di sekitar Danau Toba, Wahyu menegaskan, yang perlu dilakukan adalah kelestarian budaya dan kesadaran wisata bagi seluruh masyarakat khususnya di kawasan Danau Toba. “Budaya menjadi warisan dunia yang memberikan edukasi dan catatan perabadan yang menjadi perhatian UNESCO,” tutur Wahyu.
Pengembangan potensi pariwisata Danau Toba, menurut Wahyu bukan saja tugas dari Pemerintah semata-mata. Tapi, harus didukung dengan semua pihak, terutama masyarakat di kawasan Danau Toba untuk bekerjasama memajukan pariwisata Danau Vulkanik terbesar di Dunia itu.
“Kesadaran wisata bagi masyarakat akan memberikan kesan positif bagi wisatawan sehingga terjadi keberlanjutan wisata di Danau Toba,” pungkas Wahyu. (deo/gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Destinasi Wisata Indah Masuk Daftar Prioritas Utama
Redaktur & Reporter : Budi