jpnn.com - Bripka Okta Prasetiadi adalah seorang anggota Satlantas Polrestabes Surabaya yang menghasilkan prestasi membanggakan.
Dengan bakatnya di bidang teknologi informasi, dia menciptakan banyak inovasi layanan. Yang terakhir, dia membuat Mini Maze Traffic Game.
BACA JUGA: Bayar Rp 20 Ribu, Jeruk Manis Petik Sendiri, Bawa Pulang
DENNY MAHARDIKA
---
BACA JUGA: PP Manajemen PPPK Terbit, Honorer K2 Sedih, Menangis
WAJAH Okta pada Sabtu (1/12) terlihat berseri. Sejumlah pemohon SIM yang mencoba game baru buatannya terlihat menyukai permainannya. Mereka kadang berteriak gemas ketika gagal. Khas orang-orang yang menikmati permainan.
Konsep game itu sebenarnya sederhana. Yakni, membuat ujian teori dalam permohonan SIM menjadi sebuah game yang menarik.
BACA JUGA: Pertanyaan tentang Makan Babi Terngiang di Benak Bu Susi
Misalnya, tentang siapa yang harus didahulukan di sebuah perempatan jalan. Apakah ambulans, mobil pemadam kebakaran, atau iring-iringan pejabat.
Untuk bisa naik satu level, seorang pemain harus bisa menjawab 10 pertanyaan seputar berlalu lintas.
Sepuluh pertanyaan itu diberi batasan waktu. Yakni, hanya 120 detik. Namun, pengemasannya dibuat interaktif dan menyenangkan. Ditambah sound yang menambah ketegangan.
Dengan pengaturan sedemikian rupa, menjawab pertanyaan seputar lalu lintas bisa setegang ketika memainkan game RPG.
''Tujuannya memang untuk merangsang otak. Ini game sederhana. Tapi, kalau bisa jawab pertanyaan itu, dijamin bisa lolos ujian teori SIM,'' ungkap Okta, lantas tertawa.
Dalam permainan yang dibuat, tidak semua orang bisa lolos atau naik level. Layaknya game, pertanyaannya tentu semakin sulit tiap kali naik level.
Game buatan Okta itu kini sudah tersedia di PlayStore. Tinggal diunduh. Okta membuat game tersebut dengan ukuran yang sangat ringan sehingga tidak membebani memori ponsel.
Juga, bisa dimainkan smartphone dengan spesifikasi kecil. ''Saya hanya ingin yang simpel agar banyak yang mengakses,'' katanya. ''Karena tujuannya dimainkan banyak orang,'' tambahnya.
Okta sendiri membuat aplikasi itu memang khusus untuk acara launching layanan e-moneyPolrestabes Surabaya pada Sabtu (1/12).
Dia mendapat perintah untuk membuat produk yang komplementer terhadap layanan SIM. Tebersit ide untuk membuat ujian teori SIM menjadi sebuah game.
Sebelumnya, Okta memang jadi andalan Satlantas Polrestabes Surabaya dalam membuat inovasi berbasis digital. Sebagai bekas mahasiswa TI, dia mempunyai dasar-dasar yang kuat untuk membuat aneka produk.
Pria 34 tahun itu pernah membuat aplikasi sistem monitoring uji praktik SIM roda dua.
Juga, indeks kepuasan masyarakat yang digital dan mudah hingga nomor antrean digital. Inovasi yang hingga kini masih digunakan.
Begitu ada ide, dia langsung mengerjakannya. Dia hanya membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikannya.
''Kelihatannya cepat. Tapi, itu seminggu full. Artinya, tidur paling cuma sejam dua jam selama seminggu itu. Remek awak,'' ucapnya, lantas tertawa.
Namun, pegal-pegal di sekujur badannya mendadak hilang pada Sabtu. Tepatnya ketika melihat sejumlah warga memainkan permainan buatannya. Game itu berjalan baik. Tidak ada crash.
''Ya sekali lagi, semoga masyarakat mau men-download-nya. Sebab, penting untuk bisa lulus ujian teori SIM,'' tuturnya.
Tidak ada sepeser pun yang didapat Okta dari distribusi game tersebut. Bagi dia, membuat karya di kesatuannya sudah menjadi pengabdian tersendiri. Cita-citanya sebagai polisi yang bisa membantu masyarakat bisa terwujud. (*/c15/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Curhat Pelaku Homoseksual yang Akhirnya Derita AIDS
Redaktur & Reporter : Natalia