jpnn.com - NAMANYA cukup moncer di Klungkung, Bali, sebagai pembuat keris ternama. Ya, dialah Mangku Pande Ketut Mudra asal banjar Pande desa Kamasan kecamatan Dawan. Dari tangannya, lahir keris berkualitas yang banyak dipesan orang.
IB INDRA PRASETIA, Amlapura
BACA JUGA: Tiga Guru Ini Hebat, Inovatif, Inspiratif...
SUARA pukulan besi sudah terdengar kelentang-kelentong dari pinggir raya jalan Gunaksa. Di lokasi tersebut sudah tampak sebuah kios berdiri dengan aneka koleksi keris.
Saat disanggongi Bali Express (Jawa Pos Group), di kios milik mangku Pande Ketut Mudra, itu sedang tidak ada yang berjaga. Seluruh petugas kios termasuk Mangku Mudra sedang sibuk membuat keris di bengkelnya.
BACA JUGA: Alhamdulillah! Setelah 17 Tahun Dipasung Akhirnya...
Letaknya sekitar 10 meter dari lokasi kios. Sedangkan, anak buahnya sibuk memukul besi yang sudah dipanaskan dan akan dijadikan keris juga.
Di bengkel yang cukup luas itu, Mangku Mudra bersama dua anak buahnya sedang menggarap sebuah keris senilai Rp 6 juta.
BACA JUGA: Keluarga Nahkoda Brahma 12: Katanya Perusahaan Bayar Tebusan
”Ini yang mesan mahasiswa, mau dipakai pribadi untuk meningkatkan spriritualnya dia,” ujar Mangku Mudra sambil asyik memotong bagian keris yang tidak perlu.
Kebetulan, saat pembuatan keris, ada seorang mahasiswa dari Unud yang sedang mengambil skripsi tentang keris. Mahasiswa itu tampak merekam aktivitas pembuatan keris sekaligus yang memesan keris yang harganya termahal di kios itu.
Mangku berusia 64 tahun itu pun mengungkapkan banyak pihak yang mencarinya mulai dari kalangan spiritual hingga kalangan pejabat. Dia pun bercerita dari kalangan spiritual.
”Yang datang banyak pengempon pura, ada yang keris puranya minta diperbaiki,” jelasnya. Tidak jarang, Mangku sering diminta membuat duplikat keris.
”Ada keris yang usianya lawas dan sudah lapuk, lalu, yang punya keris minta duplikat untuk pajenengannya,” jelasnya. Ada pula keris hasil jaman perang dulu.
Keris bekas perang biasanya sudah rusak. Apalagi ada yang sampai sengaja dikubur di bawah tanah. Sehingga keris macam itu bisa direnovasi.
”Kalau keris perang ada yang ditumpuk, jadi besi lama keris ditumpuk besi baru, tapi tidak menghilangkan bentuk aslinya,” ungkapnya.
Lanjut ayah dua anak itu, dalam pembuatan keris dia menonjolkan kualitas. ”Saya pakai nikel terbaik, bukan seng seperti yang dijual murah,” ungkapnya. Di samping itu, campuran pamor yang digunakan juga berkualitas.
Maka kualitas itu pun berimbas pada harga. ”Banyak pecalang juga yang cari, minta harga murah,” ungkapnya.
Untuk kalangan pecalang, dia pun mematok harga sekitar Rp 2 juta. Dan keris paling kecil dipatok Rp 1 juta. Akan tetapi, keris kecil dipakai untuk di palinggih pura.
Kualitas yang terbaik, membuatnya banyak dicari pejabat. Mangku Mudra sendiri tidak banyak membeberkan pejabat yang datang. Yang jelas, calon gubernur Bali sempat mencari keris bikinannya.
”Tapi lewat perantara dia nyarinya,” ungkapnya. Disamping itu, ada pula jenderal yang mencari keris bikinannya. ”Kalau bikinan saya pamornya kecil dan seni, jadi kelihatan seperti keris lawas,” ungkapnya.
Baginya, keris yang dipesan sekarang tergantung pemakainya. Ada keris untuk pajenengan di pura, keris untuk menjalankan ritual keagamaan dan keris untuk sarana pengobatan.
Terkait beberapa orang penting yang datang dia mengakui jika keris punya tuah sendiri bagi pemiliknya.
”Keris itu badan Ida Sang Hyang Widhi, melingga pasupati Brahma, Wisnu, Siwa. Bisa pakai ngontak spiritual Buana Agung dan Alit,” terangnya.
Keris bukan sekadar senjata. Saat ini, keris dipakai sarana mempertajam pikiran dan mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi.
”Jadi setiap Tumpek Landep diupacarai, dan pemiliknya juga bisa tajam seperti keris,” ungkapnya. (*/yes/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Telenovela, Musik sampai Sepak Bola
Redaktur : Tim Redaksi