jpnn.com - SETAHUN sudah lokalisasi Dolly ditutup. Namun, masih banyak problem yang menyelimuti eks tempat prostitusi itu. Mulai penanganan warga terdampak, lingkungan, hingga eks mucikari dan PSK. Pemkot Surabaya pun tidak mau dianggap lepas tangan. Mereka membuat desain perubahan wajah Dolly.
Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surabaya Eko Haryanto menyatakan, salah satu perubahan terpenting adalah menata lingkungan bekas kawasan merah tersebut. Caranya dilakukan dengan alih fungsi.
BACA JUGA: Antisipasi Beras Plastik, Polres Bandung Bentuk Tim Khusus
Tidak lagi menjadi pusat prostitusi, pemkot ingin menjadikan wilayah itu sentra UKM (usaha kecil menengah). Langkah awalnya membeli wisma. Hingga kini ada 10 wisma yang menjadi aset pemkot. Jumlah tersebut akan terus bertambah.
Termasuk wisma terbesar, Barbara, yang kini menjadi tempat salah satu penggerak roda ekonomi wilayah itu. Saat ini Wisma Barbara menjadi tempat pembuatan upper sepatu.
BACA JUGA: Hiiii "Serem", Mursilo Hilang di Pantai Laut Selatan
Salah satu perusahaan sepatu nasional menjahitkan produk sepatunya di sana. Dari setiap sepatu, warga dibayar Rp 6 ribu. Dalam seminggu, setiap orang bisa menghasilkan 500 sepatu.
Jadi bila dihitung dalam sebulan, warga yang bekerja di bekas wisma itu bisa mengantongi Rp 12 juta.
BACA JUGA: Diprediksi hanya 3 Calon Bersaing di Pilwali Surabaya
Eko mengungkapkan, pemkot membuat rencana lebih berani agar warga bisa melakukan produksi. Misalnya, sandal hotel. Nanti pemkot berkomitmen untuk membantu memasarkannya.
Selain itu, pemkot berencana agar peserta bisa memproduksi seprai untuk dua rumah sakit. Yakni, RSUD dr Soewandhie dan BDH. (jun/nir/c19/ayi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas... Delapan PSK di Saritem Positiv HIV
Redaktur : Tim Redaksi