Keberagaman agama di Australia terus meningkat, sudah jauh dari sekedar agama Kristen yang banyak dianut warganya pada masa kolonial Inggris.

Menurut data Biro Statistik Australia (ABS), yang melakukan sensus penduduk di tahun 2021, jumlah pengikut agama Kristen menurun sebanyak satu juta dan 38 persen warga mengatakan mereka "tidak memiliki agama". 

BACA JUGA: Badan Intelijen Australia Mengumumkan Sejumlah Profesi yang Jadi Target Mata-mata Asing

Di saat pengikut agama Kristen menurun, jumlah warga Australia yang menganut agama lain seperti Islam, Hindu, Buddha, dan Sikh terus meningkat.

Imigrasi jadi salah satu alasannya, dengan banyak migran yang lari dari persekusi atau ingin mencari kehidupan lebih baik di Australia.

BACA JUGA: Foto-Foto dari Keindahan Pertunjukan Cahaya Alam Aurora Australis di Australia Barat

Inilah yang banyak ditemukan di Logan, sebuah kota kecil berjarak 50 kilometer dari Brisbane, ibu kota Queensland, dengan penduduk 350 ribu orang yang berasal dari 234 budaya berbeda.

Di kota tersebut gereja, kuil, masjid, dan tempat ibadah lainnya berdiri berdampingan satu sama lain, sambil warganya berusaha hidup rukun menghormati satu dengan yang lain.

BACA JUGA: Penyandera Menuntut Uang Tebusan untuk Membebaskan Profesor Australia di Papua Nugini

Kuil Hindu

Menara berwarna kuning dari kuil Sri Selva Vinayakar tampak dari kejauhan dari jalanan bebas hambatan Mount Lindsay Highway di sebelah selatan kota Logan.

Dr Nalayini Jeyarajan adalah salah seorang penganut Hindu dan menjadi relawan di kuil tersebut.

Baginya Hindu adalah cara hidupnya.

"Banyak orang menduga Hindu adalah agama yang menganut kepercayaan yang menyembah banyak dewa. Sebenarnya tidak, kami hanya percaya Satu Kuasa Tertinggi yang disebut Brahma."

"Di India setiap desa memiliki dewa atau dewi yang menjadi panutan mereka, namun sebenarnya tidak ada jutaan dewa di dunia ini, hanya satu kuasa utama dan kami menyebutnya Brahma."

Menurutnya kuil adalah bagian penting dalam kehidupan warga Hindu, karena merayakan hari-hari besar atau pemakaman dengan pimpinan agama Hindu

"Bagi komunitas Sri Lanka dan India, dan banyak warga Australia lainnya, mereka percaya ini dan datang ke sini," katanya.

"Semua orang dipersilakan datang."Masjid

Berdiri di perbukitan di pusat kota Logan yang sibuk, Masjid Slacks Creek Mosque dibuka bagi jemaah yang datang untuk salat Dzuhur.

Yang menjadi imamnya adalah Akram Buksh.

Dari semua agama yang ada di kota Logam, Islam secara global paling banyak menghadapi stigma dan rasa curiga, khususnya setelah peristiwa 11 September di Amerika Serikat dan sejumlah negara-negara yang melakukan penekanan atas nama Islam.

"Salah satu tantangan terbesar kami adalah bahwa ada sejumlah orang yang mengaku bahwa mereka mewakili Islam, namun sebenarnya mereka tidak," kata Imam Akram.

"Sayangnya Islam versi mereka, yang sebenarnya bukanlah Islam, mendapatkan pemberitaan lebih besar. Lalu apa yang terjadi pada kami? Kami yang kemudian menderita karena gambaran yang salah tersebut."

"Sangatlah menantang, jujur saja, ini sangat, sangat menantang bagi kami."

Namun Imam Akram mengatakan ia senang melihat semakin banyaknya usaha yang dilakukan di kota Logan untuk berbagi hal yang baik dari agama masing-masing, seperti keterbukaan, unsur kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain.

"Pesan saya kepada teman-teman dan saudara dari agama lain dan masyarakat lain silakan datang dan kunjungi kami."

"Mudah-mudahan, ketika orang datang dan belajar, mereka akan mengerti dan tidak meragukan ini adalah agama yang menganut perdamaian."Kuil Budha

Sama seperti kuil Hindu, saat kita berkendara di kawasan utara kota Logan, akan tampak Pagoda berdiri di tengah pepohonan.

Kuil Budha Fo Guang Shan Chung Tian di Priestdale berada di kawasan hutan, menciptakan sebuah oasis yang damai bagi sekitarnya.

Pendeta Chueh Chang mengatakan kuil Buddha tersebut dibangun di awal tahun 1990-an dan sudah menjadi tempat beribadah untuk komunitasnya sejak saat itu.

"Buddha adalah orang yang nyata, bukan seorang Tuhan. Dia lahir di India 2.600 tahun yang lalu. Dia adalah seorang pangeran ... dia hidup dalam kehidupan mewah," katanya.

Kuil ini adalah salah satu dari banyak kuil yang didirikan oleh Hsing Yun, yang fokus dengan menempatkan kehidupan pada nilai-nilai Buddha, mengintegrasikan prinsip-prinsip altruisme dan kegembiraan dalam keseharian.

"Kami menyambut semua orang yang mau datang, untuk belajar. Anda bisa belajar meditasi, belajar bahasa Mandarin, atau yoga. Kami juga menyediakan makanan vegetarian, juga pelajaran memasak," kata Pendeta Chang.Kuil Sikh

Tidak jauh dari kuil Chung Tian, sebuah bangunan besar berwarna putih di kawasan bernama Eight Mile Plains menjadi tempat yang banyak dikunjungi warga yang butuh bantuan saat pandemi COVID-19.

Bangunan tersebut adalah Kuil Sikh yang dibangun di akhir tahun 1980-an dan dibuka sebagai tempat berdoa dan meditasim, atau bagi mereka yang memerlukan makanan.

Sikh didirikan oleh Guru Nanak Dev Ji pada tahun 1400-an. Ia juga menjadi yang pertama dari 10 guru yang membimbing dan membangun kepercayaan Sikh.

"Tiga prinsip agama Sikh adalah [Anda] melakukan meditasi, bekerja keras, dan itu harus menjadi pekerjaan yang jujur. Apa pun yang diperoleh, Anda harus berbagi dengan orang yang membutuhkan juga," kata Surinder Singh, salah satu pengurus kuil.

"Jadi dalam agama Sikh tidak ada kasta dan ada persamaan antara laki-laki dan perempuan."

Sikh adalah salah satu agama yang berkembang pesat di Australia karena kedatangan migran asal India dan Punjab yang bertambah setiap tahunnya.

Kuil Sikh tersebut terlihat sunyi di hari-hari biasa, hanya beberapa orang pria dan perempuan terlihat duduk melakukan meditasi.

Namun di akhir pekan, atau saat ada perayaan besar, ribuan orang akan hadir.

Selama pandemi COVID, Surinder mengatakan sejumlah pelajar atau warga yang tidak memiliki penghasilan datang ke kuil ini.

Lebih dari 20 ribu makanan dan 2000 paket makanan didistribusikan kepada warga dan semua makanannya dimasak dari dapur umum besar yang berada di kuil tersebut.

Artikel ini dirangkum dan diproduksi  Sastra Wijaya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Donasi Sepeda Membantu Kehidupan Para Pengungsi di Australia

Berita Terkait