Saat bom meledak di Hotel JW Marriott Jumat (17/7), para bos perusahaan multinasional baru saja memulai pertemuan rutinInilah kesaksian mereka yang lolos dari maut.
--------------------------------------
AHMAD BAIDHOWI, Jakarta
--------------------------------------
SETIAP Jumat pagi, para bos perusahaan multinasional di Indonesia menggelar pertemuan sekaligus makan pagi di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan
BACA JUGA: Densus 88, Burung Hantu yang Tak Pernah Tidur
Penyelenggaranya adalah perusahaan konsultan, Castle Asia.Pagi itu pertemuan yang dikemas dalam Breakfast Roundtable tersebut juga berlangsung seperti biasanyaTak heran bila banyak peserta pertemuan yang menjadi korban (luka dan meninggal) akibat meledaknya bom Jumat pagi itu
BACA JUGA: Mengikuti TKI Kuliah di Universitas Terbuka (UT) Singapura
Sebab, bom memang menyalak di tempat mereka melakukan meetingBACA JUGA: Keluar Hotel Merangkak, sampai RS Pingsan Dua Hari
Dia adalah pendiri Kiroyan-Kuhon Partners (perusahaan konsultan) yang juga mantan CEO Rio Tinto Indonesia dan Newmont Pacific NusantaraMenurut Noke, pagi itu peserta pertemuan mulai berdatangan sekitar pukul 07.30 WIB"Awalnya, saya dan beberapa orang yang datang lebih dulu duduk di sofa di pinggir ruang JW Lounge," ujarnya kepada Jawa Pos
Beberapa menit berselang, peserta pertemuan lain mulai berdatanganSetelah mencapai sekitar 10 orang, peserta pun bergeser dari sofa di pinggir JW Lounge menuju meja panjang yang ada di tengah ruangBiasanya acara diskusi dimulai sekitar pukul 07.45
Noke mengatakan, beberapa menit menjelang ledakan, dirinya duduk di kursi yang mengelilingi meja panjangDia duduk di ujung meja, bersebelahan dengan James Castle, chairman Castle AsiaDi samping kiri Noke duduk Andy Cobham dari Hill&Associates, dan sebelahnya lagi ada Adrianto Machribie, komisaris PT Freeport IndonesiaAdrianto akhirnya diterbangkan ke Singapura beberapa jam setelah dirawat di RS Medistra Jakarta
"Saat itu ada sekitar 18 anggota pertemuan yang hadirKami masih ngobrol-ngobrol, sebagian rekan lain masih makan," ujarnya"Tiba-tiba terdengar bunyi ledakan kerasSaya terpelantingUntuk beberapa saat saya tidak ingat apa-apaMungkin saat itu saya pingsan," kisahnya
Menurut Noke, yang diingatnya saat itu adalah ruangan tiba-tiba gelap karena lampu mati, ditambah debu serta asap dari ledakanSesaat kemudian, dia baru sadar jika ada ledakan bom"Tapi, saya belum bisa ke mana-mana karena ruang masih gelapTapi, samar-samar saya lihat ruangan berantakan dan beberapa rekan saya terbaringMungkin ada juga yang pingsan," katanya
Setelah ruangan agak terang, barulah Noke berjalan menuju pintu keluarBeberapa saat kemudian, dia diantar ke RS Metropolitan Medical Center (MMC)
Ditanya tentang posisi duduk Timothy Mackay, Presdir Holcim Indonesia, yang akhirnya meninggal dunia, Noke mengaku tidak ingat"Saat itu sudah cukup banyak anggota pertemuan yang hadirSaya tidak ingat apa Pak Mackay sudah hadir saat itu," ujarnya
Namun, dia mengakui, posisi duduknya yang bersebelahan dengan James Castle memang paling ujung (paling jauh dari titik ledakan) dan terlindung oleh pilar saat terjadi ledakan"Mungkin itu yang membuat saya dan Pak James (James Castle, Red) tidak terluka parah seperti rekan-rekan yang lain," terangnyaDia tidak menjelaskan berapa meter jarak antara dia dan pusat ledakan, serta pilar yang dimaksud
Dibandingkan dengan kebanyakan rekannya sesama peserta breakfast roundtable, Noke terbilang mujurSebab, sebagian besar peserta pertemuan tersebut menderita luka cukup parahBahkan, empat di antaranya meninggal duniaYakni, Timothy DMackay (PT Holcim Indonesia/New Zealand), Garth Rupert John McEvoy (Presdir Thiess Indonesia/Australia), Nathan Verity (managing director Verity Human Resources/Asutralia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan perekrutan SDM di bidang pertambangan), dan Craig David Senger (atase perdagangan Kedubes Australia).
Noke sendiri "hanya" terluka luar dan tidak terlalu parahDia hanya luka gores, luka memar di beberapa bagian, serta lebam di mata dan wajah bagian kiriMeski demikian, Noke mengaku masih bergidik jika membayangkan kejadian tersebut"Yang paling parah, gendang telinga kanan saya pecah," sebutnya.
Nama lain yang ikut dalam pertemuan pagi itu adalah James Castle, bos Castle Asia, yang nota bene "tuan rumah?Dia bercerita, hari itu dia mengundang 18 bos perusahaan multinasional dalam acara diskusi rutin tiap Jumat pagi
Pria yang cukup fasih berbahasa Indonesia itu masih tampak terguncangBahkan, saat ditanya bagaimana detik-detik sebelum terjadi ledakan, dia hanya menjawab singkatSaat hendak menjawab pun, dia terdiam dan menarik napas panjang untuk beberapa saat"Enggak..., enggak ingat" enggak mau ingat," ujarnya lirih, mukanya tampak memerah
Meski demikian, warga negara AS yang terkenal jago melobi investor asing tersebut masih bisa bersyukur karena tidak mengalami luka parah sebagaimana kebanyakan koleganya"Sepertinya, saya agak jauh dari ledakanAda luka-luka gores ringan, tapi kuping ini seperti rusakTapi saya termasuk lucky (beruntung, Red)," katanya
Akibat kerusakan pada alat pendengaran, James terpaksa mendekatkan telinga kepada lawan bicaranya"Maaf, lebih keras ya, telinga saya ini ada gangguan," ucapnya saat menjawab pertanyaan
Meski demikian, ledakan bom tersebut tak menyiutkan nyali JamesSaat ditanya apakah jera mengadakan pertemuan dengan para bos perusahaan multinasional, dia menggeleng"Kita akan teruskanProgram (pertemuan) ini akan jalan terus, bahkan untuk 30 tahun ke depan," ujarnya lantas tersenyum
Namun, saat ditanya apakah tetap mengadakan pertemuan di Hotel JW Marriott, James sempat berpikir sejenak sebelum menjawab"Mmmm..., biasanya sarapan dan meeting memang di situ, tapi nanti saya pikir, belum diputuskan," katanyaDia juga enggan menanggapi soal isu bahwa para pengusahalah yang menjadi target bom"Saya kira itu hanya spekulasiTunggu saja sampai itu dibongkar," ucapnya
Akibat kejadian tersebut, James mengaku mendapat ribuan SMS dan e-mail dari koleganya di berbagai belahan dunia"Ini benar, jumlahnya ribuanMereka simpati dan tetap yakin dengan kondisi ekonomi Indonesia," ujarnyaSaat ini James memang menjabat wakil investor asing atau foreign chambers di Indonesia(nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Rongsokan Disulap Jadi Hotel Wah
Redaktur : Tim Redaksi