Peringatan seribu hari wafatnya mantan Presiden Soeharto yang jatuh pada 22 Oktober lusa membuat keluarga Cendana sibukTerutama menyiapkan upacara pemasangan nisan di makam Pak Harto, Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah
BACA JUGA: Volendam, Desa Nelayan yang Menjadi Etalase Pakaian Tradisional Belanda
=====================================
RIKA IRAWATI-WIBATSU ARI SUDEWO, Solo
=====================================
GERIMIS pagi itu tidak menyurutkan semangat pekerja di Astana Giribangun untuk memasang tenda di halaman kompleks pemakaman, Senin (18/10)
BACA JUGA: Berkunjung ke Tempat Pendaurulangan Sampah Elektronik di Panasonic Eco Technology Center Jepang
"Meski baru digunakan mulai Kamis nanti (21/10), tempatnya harus dipersiapkan mulai sekarang," kata Agus Sutopo, salah seorang petugas sekuriti Astana Giribangun.Kamis malam, di kompleks makam itu akan diadakan tahlilan untuk mendoakan almarhum
Tidak hanya di halaman kompleks, pekerjaan juga terlihat di Argosari, tempat makam Soeharto
BACA JUGA: Kisah-Kisah Menarik di Balik Renovasi Masjid di Kompleks Istana Presiden
Di bawah arahan Ari Wibowo Sukirno, bagian administrasi Yayasan Giribangun, tiga pekerja melakukan "prodo", memperjelas kembali ukiran dan nama-nama pemilik nisan di tempat tersebutDi antaranya, nisan milik Fatimah Siti Hartinah (Tien Soeharto), GRAy Siti Hartini Endang (kakak Tien Soeharto), KPH Soemoharjomo (ayah Tien Soeharto), serta nisan KBRAy Hatmanti Soemoharjomo (ibunda Tien).
Di bagian lain, dua pekerja merapikan nisan Soeharto yang baru dipasang pada Jumat (15/10)Sambungan bagian-bagian nisan diperhalus dengan adonan khusus dan marmernya dipoles agar mengkilapMereka juga membersihkan karpet di sekitar makam dengan vacuum cleaner.
Beberapa pekerja di Astana Giribangun menceritakan, persiapan peringatan seribu hari meninggalnya Soeharto lebih ribet dibanding peringatan seribu hari meninggalnya Tien SoehartoMeski upacara yang dilaksanakan tidak jauh berbeda, yakni bedah bumi (memasang fondasi nisan), pemasangan nisan, tahlilan, serta pemasangan maejan, persiapan seribu hari meninggalnya Pak Harto lebih detail dan terarah.
"Kalau dulu (peringatan seribu hari Tien Soeharto) semua diserahkan ke yayasan (Yayasan Giribangun), sekarang diatur langsung dari Jakarta (anak-anak Soeharto, Red)," ungkap seorang pekerja.
Karena itu, para pekerja tidak bisa leluasa beraktivitas sebelum mendapat perintah dari keluarga CendanaBahkan, untuk memasang lampu-lampu di sekitar Astana Giribangun saja, mereka harus menunggu instruksi dari Jakarta"Lampunya langsung dari Mbak Tutut (Sri Hardiyanti Rukmana, Red)," terang Ari Wibowo Sukirno.
Menurut Kepala Rumah Tangga Astana Giribangun Sukirno, pihaknya hanya kebagian menyiapkan ubo rampe selamatan saat puncak acaraSementara itu, ritualnya menjadi tanggung jawab Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi yang masih kerabat keluarga Cendana"Kami hanya menyiapkan tempat, kursi, dan tendaItu saja," ujar Sukirno ketika dihubungi Radar Solo (grup JPNN).
Persiapan juga dilakukan di Lor In, hotel dan spa milik Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) di KaranganyarManajemen hotel mempersiapkan sedikitnya 20 kamar untuk keluarga dan tamu undangan yang akan menghadiri puncak peringatan seribu hari di Astana Giribangun, Jumat mendatang
"Tapi, kami tidak tahu untuk siapa saja (kamar itu)Yang jelas, kami sudah siapkan kamar dan akomodasinya," terang Public Relation Officer Lor In Kartika Oktavia.
Bukan hanya kamarBahkan, sejak Minggu (17/10), 80 karyawan hotel itu mulai menyiapkan berbagai kebutuhan untuk konsumsi acara Kamis dan Jumat nantiMisalnya, membeli bahan-bahan makanan yang akan dimasak.
"Kalau tidak dicicil sekarang, takutnya nanti tidak bisa selesai maksimalSelain kamar, kami diserahi katering untuk acara nanti," beber wanita berambut sebahu itu.
Meski hotel tersebut milik putra bungsu Soeharto, kata Vita, panggilan Kartika Oktavia, manajemen Lor In tetap dibayar untuk kamar serta katering yang dipakai dalam acara nantiHanya, dia tidak mau menyebutkan nominal biaya yang harus dibayar keluarga Cendana ke Lor In
"Kami bukan sponsor, sehingga ya dibayar profesionalHanya, harga yang kami berikan ke panitia lebih miringSoal nominalnya, itu rahasia manajemen," ujar Vita.
Sementara itu, Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi yang juga kerabat dekat keluarga Cendana mengaku mendapat mandat dari Cendana untuk "nyepuhi" semua kegiatan di Giribangun dan Jaten, KaranganyarKarena itu, dia sering bertemu Tommy Soeharto dan Mamiek (Siti Hutami Adiningsih) untuk berkoordinasi seputar persiapan acara Kamis dan Jumat nanti
Menurut dia, anak-anak Soeharto kompak dalam menyambut rangkaian peringatan 1.000 hari kematian ayahnya yang jatuh pada 22 Oktober lusaTommy Soeharto dan Mamiek belakangan sering berada di Solo dan Kemusuk, Jogjakarta, untuk mempersiapkan segala sesuatunyaKeduanya memang ditugasi mengurusi peringatan di dua kota tersebutSementara itu, kegiatan semacam di Jakarta ditangani Mbak Tutut, Sigit Hardjojudanto, Titik (Siti Hediati Hariyadi, Red), dan kerabat Cendana yang lain
Karena peran itu, Tommy dan Mamiek sering terlihat di Astana Giribangun"Keduanya terpaksa mondar-mandir Jakarta-SoloSaya cukup mondar-mandir Wonogiri?Karanganyar," tambah pria yang didaulat menjadi "sesepuh" dalam kepanitiaan itu.
Begug mengungkapkan, persiapan hajat peringatan 1.000 hari kematian penguasa Orde Baru tersebut tidaklah istimewaSemua berjalan layaknya peringatan 1.000 hari kematian orang kebanyakan"Mungkin menjadi istimewa karena yang diperingati adalah mantan presidenSebenarnya, semua berlangsung biasa sajaSesuai tata urutan peringatan 1.000 hari kematian orang Jawa pada umumnya," imbuhnya(*/c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berburu Yao Ming di Tengah NBA China Games 2010 di Beijing (2-Habis)
Redaktur : Tim Redaksi