Volendam hanya sekitar 20 kilometer dari AmsterdamDari kota itulah orang mengenal Belanda tempo dulu
BACA JUGA: Berkunjung ke Tempat Pendaurulangan Sampah Elektronik di Panasonic Eco Technology Center Jepang
Inilah cerita wartawan Jawa Pos Taufik Lamade yang pekan lalu mengunjungi kota kecil itu=============================
"Tolong, ikuti suara saya ya"," teriak Jenny Bont, perempuan muda dengan kamera di tangan
BACA JUGA: Kisah-Kisah Menarik di Balik Renovasi Masjid di Kompleks Istana Presiden
Rombongan kami yang siap-siap difoto tentu kaget dan tertawa mendengar bule Londo itu berbahasa IndonesiaBACA JUGA: Berburu Yao Ming di Tengah NBA China Games 2010 di Beijing (2-Habis)
Yang membuat tertawa, tentu aksennya yang mengingatkan kita pada lafal para aktor Indonesia yang memerankan tokoh Londo dalam film-film dengan setting masa kolonial. "Keju"," ujarnya memberikan aba-abaSaat saya dan teman-teman mengikuti dengan berteriak keju" klik" blitz fotonya bersinar.
"Whisky"," teriaknya lagiKami kembali mengikutiKarena suaranya kurang lantang, Jenny kembali berteriak, "Sateee"" Begitu kami menyahut, "Sateeee"", Jenny langsung membalas dengan kilatan blitz kameranyaHasilnya, semua tersenyum dengan mulut terbuka saat foto dicetakMulut menganga "meminta" sate.
Jenny menjadi juru potret di Zwarthoed, salah satu studio foto di VolendamStudio itu larisnya bukan mainDi studio tersebut kami berpose dengan pakaian tradisional nelayan BelandaHampir semua orang Indonesia yang mempunyai koleksi foto diri dengan kostum khas Negeri Tulip itu berpose di studio tersebut
Sudah tak terhitung turis Indonesia yang dijepret JennyKarena itu, dia paham sejumlah kosakata bahasa Indonesia"Saya hanya bisa sedikit-sedikit (bahasa Indonesia, Red)," ujarnya lantas tersenyumKarena itu, saat diajak berbincang panjang dengan bahasa Indonesia, dia langsung menyahut dengan bahasa Belanda atau Inggris
Studio foto Zwarthoed didirikan sejak 1920, saat kawasan nelayan itu mulai berkembang menjadi daerah wisataAgar orang Indonesia tergoda untuk mampir, studio tersebut memajang sejumlah foto tokoh dan selebriti Indonesia di etalaseYang paling mencolok adalah foto pasangan Megawati dan Taufik KiemasJuga, ada foto mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan keluargaSejumlah selebriti seperti Maya Rumantir, Ruth Sahanaya, dan pengacara O.CKaligis juga terpampang.
Selain di etalase, foto Megawati dipasang dalam ruangan tempat ganti pakaianBeberapa orang bahkan menyebut studio itu dengan studio foto MegaMaksudnya, tempat presiden kelima RI tersebut pernah berfotoTapi, ada juga yang menyebut studio foto Gus Dur.
Selebriti dunia juga dipasang sebagai daya tarikDi antaranya, foto bintang sepak bola Brazil Ronaldo yang pernah merumput di PSV Eindhoven, Barcelona, dan Inter MilanAda pula foto Ronald Koeman, pemain internasional Belanda yang juga pernah membela Barcelona.
Sejumlah turis asal Spanyol berteriak ketika melihat foto Ronaldo, top scorer Piala Dunia 2002 ituMereka pun langsung masuk studio berfoto dengan Dutch costumes yang sekali jepret seharga 8 euro (sekitar Rp 96 ribu dengan kurs 1 euro = Rp 12.000).
Sebenarnya, cukup banyak pakaian tradisional BelandaSebab, setiap daerah punya pakaian khasTapi, yang paling populer adalah pakaian VolendamPakaian pria berupa celana gombrang hitam dengan baju merah plus songkok tinggiBanyak pilihan properti sebagai aksesori saat dijepretMisalnya, sambil memegang alat musik akordeon atau pipa rokokAtau, sambil memegang jaring ikan, tong plastik, serta anyaman bambu berisi ikan.
Pengunjung perempuan bisa berpose sambil memegang bunga tulipSemua harus memakai klompen, sepatu atau selop dari kayu khas negeri ituAgar seolah-olah alami, studio tersebut menyediakan backdrop pemandangan seperti di pinggir pantai atau di dalam rumah khas Belanda, lengkap dengan perapiannyaHasilnya, foto itu memang seindah aslinya
Walaupun sesaat, dengan pakaian dan aksesori tradisional tersebut, pengunjung bisa menangkap denyut masa lalu negeri BelandaAwalnya, Volendam yang berada di Provinsi Nord Hollad itu merupakan sebuah pelabuhan di wilayah Edam yang terletak di muara Sungai IjePada 1357, penduduk Edam menggali kanal pendek Zuiderzee dengan pelabuhan tersendiriLantas, pelabuhan aslinya ditutup dengan membuat bendungan
Masyarakat yang tinggal di sekitar reklamasi bendungan itulah yang kemudian disebut Volendam yang secara harfiah berarti "Bendungan Penuh"Berdasar data terbaru (update 2005), penduduk desa yang layak disebut kota mini itu mencapai 21 ribu jiwa
Posisi Volendam berada di bawah permukaan lautPosisi geografis kota di Belanda yang diakhiri dengan kata "dam" memang lebih rendah dari permukaan lautMisalnya, Rotterdam atau AmsterdamBahkan, permukaan tanah Amsterdam, kota terbesar di Belanda, rata-rata di posisi 2,5 meter di bawah garis permukaan laut.
Adanya bendungan membuat posisi Volendam tidak lagi berada di pinggir lautKota itu terletak di tepi danau air tawar, yang debit airnya berasal dari Sungai Rhein yang mengalir dari Jerman dan SwissNamun, karena orang Belanda tidak suka ikan air tawar, mereka memilih menangkap ikan di laut yang berjarak dua kilometer dari tepi bendungan.
Ukuran dan bentuk rumah-rumah di Volendam hampir samaKhas rumah Belanda: beratap lancipWarnanya didominasi cokelat tua atau merahYang membedakan antara yang satu dan yang lain adalah pintunyaBaik model maupun warna catnya
Warna pintu itu sengaja dibedakan agar pemilik rumah tak keliru saat pulang dalam kondisi mabukOrang Volendam memang dikenal senang mabuk (minum minuman beralkohol), selain kesohor sebagai nelayan yang ulet menangkap ikanSalah satu ikan yang biasa mereka buru adalah ikan kod yang hidup di laut dalamIkan yang banyak mengandung omega itu sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik anak-anakIkan kod juga banyak diproduksi sebagai minyak ikan
Setelah mengarungi laut untuk memburu ikan, para nelayan biasanya langsung mengadakan pesta birMereka mempunyai tradisi menenggak bir bareng-barengLantaran pulang dalam kondisi sempoyongan, para nelayan sering salah masuk rumahMereka tidak bisa membedakan pintu rumah sendiri dengan rumah tetanggaNah, karena itu, warna cat pintu rumah-rumah di kota kecil tersebut berbeda-beda
Dengan begitu, mereka tidak salah masuk rumah dan dibukakan istri sendiri, bukan istri tetanggaBila salah rumah, pasti bisa panjang buntutnya.
Kini, Volendam lebih dikenal sebagai kampung turis dibanding kampung nelayanHampir seluruh turis yang berkunjung ke Belanda selalu memasukkan desa itu sebagai salah satu tujuan"Rasanya belum ke Belanda bila tidak mampir ke Volendam," kata Robijn, warga asli Volendam yang kini memilih menjadi pelayan toko suvenir daripada menjadi nelayan(*/c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berburu Yao Ming di Tengah NBA China Games 2010 di Beijing (1)
Redaktur : Tim Redaksi