Kesultanan Pasrah kalau Rakyat Jogja Marah

Unjuk Rasa Bagi-bagi Bambu Runcing

Sabtu, 04 Desember 2010 – 05:31 WIB
Presiden SBY menyerahkan Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat NasionalTahun 2010 kepada bupati, walikota, dan gubernur yang daerahnya berprestasi dalam pembangunan ketahanan pangan, Jumat (3/12), di Istana Negara. Tahun ini, penghargaan ini diberikan kepada 5 provinsi dan 12 kabupaten dan kota dari seluruh Indonesia. Tampak Sri Sultan Hamangkubuwono X menerima penghargaan dari presiden SBY. Foto; Abror Rizki / Rumgapres

JOGJAKARTA - Hasil sidang kabinet yang memutuskan gubernur dan wakil gubernur Jogjakarta melalui pemilu membuat kecewa pihak kesultananAdik kandung Sri Sultan, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo yakin, dampak keputusan rapat yang akan dituangkan dalam draf RUU Keistimewaan Jogjakarta dari
pemerintah itu akan berdampak serius

BACA JUGA: Marak Jual-beli Jabatan di Pemda



"Saya sudah bisa memperkirakan reaksi masyarakat Jogja nanti seperti apa," ujar GBPH Joyokusumo, saat ditemui di kediamannya, Ndalem Joyokusuman, komplek  keraton Jogjakarta, kemarin (3/12)
Menurut dia, kemarahan masyarakat Jogja yang saat ini sudah mulai berkembang akan makin memuncak

BACA JUGA: 2014, Kada Tak Bisa Lagi Main Telepon Minta Duit



"Semakin gerah dan semakin tidak percaya pada pemerintah pusat, terutama presiden," tambahnya
Sebab, lanjut bangsawan yang memiliki jabatan semacam sekretaris negara di Kesultanan Jogja itu, Presiden SBY dianggap telah memberikan harapan kosong kepada masyarakat Jogja

BACA JUGA: Deponeering Bibit-Chandra Tunggu Jawaban Presiden dan DPR



Pidato klarifikasi yang disampaikan di kantor presiden, sesaat sebelum memimpin rapat kabinet, awalnya, sempat meredakan sesaat kekecewaan masyarakat Jogja atas pernyataan presiden sebelumnya"Ternyata apa yang diomongkan, apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan kenyataannya," tandas Joyokusumo

Menurut dia, perbedaan hasil sidang kabinet dengan klarifikasi SBY yang sempat menyatakan kepemimpinan Guberbur DIJ lima tahun kedepan adalah yang terbaik, berpotensi mendorong elemen-elemen masyarakat di Jogja untuk mengusung satu tema bersamaMisal, sebut dia, mengikuti rencana paguyuban lurah se-DIJ yang ingin mengadakan Kongres Rakyat pada 17 Desember nanti

"Atau, yang lebih mengkhawatirkan, sepakat memisahkan diri dari republik dengan mengusung kembalinya Nagari Nayogyakarto, kita semua tidak ingin ini semua sampai terjadi," imbuhnya.

Namun, jika kekhawatiran itu benar terjadi, bagaimana posisi kesultanan? "Ya, mau bagaimana lagi, tidak mungkin kan kami (kesultanan, Red) memisahkan  diri dengan masyarakat dan rakyat," tegas JoyokusumoSebab, lanjut dia, dari awal berdiri, kesultanan merupakan representasi kehendak rakyat

Sementara itu, kemarin, aksi demonstrasi kelompok masyarakat di Jogja kembali dilakukanMassa dari Gerakan Rakyat Mataram melakukan aksi pembagian bambu runcing, di depan Gedung Agung (istana kepresidenan), YogyakartaIntinya, massa menuntut keistimewaan DIJ tidak diutak-atik"Kami cinta perdamaian, tapi kami lebih cinta keistimewaan," seru salah seorang wakil pendemo(dyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Yakin Bisa Lengkapi Berkas Baasyir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler