Ketika Artis Merambah Politik Praktis

Kamis, 22 April 2010 – 00:53 WIB
DULU Artis  hanya menjadi pemanis bagi partai politik untuk menggaet massaTak heran, pada saat musim kampanye artis selalu kebanjiran job manggung

BACA JUGA: Belum Jelas Kapan Ditahan

Pada perkembangan berikutnya, artis tidak lagi sebagai sekadar pemanis di panggung
Tetapi, partai-partai seakan berlomba untuk menggaet artis masuk ke bursa pencalonan legislatif

BACA JUGA: Anggodo Masih Bertaji, Bibit-Chandra Terancam Bui

Menjadi anggota DPR, DPRD atau bahkan juga Bupati atau wakil Bupati.

Dalam pemilu legislatif lalu, Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu partai yang getol menggandeng artis masuk ke partainya
Sederet artis cantik dan juga pelawak menjadi caleg partai yang kala itu dipimpin oleh Sutrisno Bachir

BACA JUGA: Robert Tantular Gembira Boediono Bakal Diperiksa

Saking gencarnya menggaet artis, PAN pun kemudian diplesetkan menjadi Partai Artis NasionalHasilnya, memang tak banyak artis yang berhasil lolos ke Senayan dari partai iniMeski begitu, PAN tidak bisa dikatakan gagalDari strategi marketing, PAN berhasil bertahan sebagai partai papan tengahKeberhasilan ini, bisa jadi karena PAN sering diberitakan dan muncul di media karena ada nilai jualnya, artis.

Kini dunia artis memasuki fenomena baruTidak lagi menjadi sekadar pemanisTetapi, mereka juga ingin menikmati manisnya kekuasaan ituKekuasaan yang selama ini menjadi domainnya para politisiMereka juga ingin mengenyam rasanya menjadi Bupati atau wakilnyaMenjadi walikota, atau juga wakilnya"Ini eranya perempuanTidak peduli itu artis, pedagang atau sindenPerempuan juga punya hak politik yang sama dengan laki-laki, " kata Maya Romantir, mantan artis yang pernah ngetop pada tahun 80-an itu.

Mantan Kekasih Tommy Soeharto ini mengaku sudah  tertarik untuk terjun ke politikTanpa malu-malu, ia pun menyatakan siap untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara"Ini eranya perempuanDan Perempuan pun bisa memimpin daerah," Maya menambahkanIa mengakui, selama ini kepemimpinan Pria di daerah sudah cukup baikNamun, sebagai wanita, Maya melihat masih banyak kekuarangan para pemimpin pria yang tampil sebagai pemimpin daerah.

"Daerah itu ibaratnya seorang anakKalau dipimpin Bapak pastilah kurang kasih sayangNah, kalau dipimpin seorang perempuan, seorang ibu, maka daerah itu akan mendapatkan kembali kasih sayangnya," urai Maya layaknya berkampanyeIa menambahkan, bangsa ini sedang mendambakan sentuhan perempuanKarena sentuhan perempuan itu menyejukkan."Jadi, pilihlah kaum perempuan jika bangsa ini mau damai, tidak ribut terus."

:TERKAIT Waktunya perempuan memimpin juga disuarakan oleh Maria EvaArtis penyanyi yang pernah menggegerkan Senayan karena adegan mesumnya dengan seorang politisi Senayan ituKini Eva sedang digadang-gadang sejumlah bandar untuk menjadi wakil walikota di Kota lumpur Sidoarjo, Jawa TimurMasih di provinsi yang sama, artis bahenol Julia Perez sedang berjuang mendapatkan simpati demi jabatan wakil Bupati di kota kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PacitanSebelumnya, Ayu Azhari juga sudah menjanjal betapa pahitnya bermain api politik, dengan mencalonkan diri sebagai wakil bupati di SukabumiNamun nasib Ayu masih belum beruntungIa gagal mendapatkan kendaraan politik.

Artis Natalie Sarah mendukung koleganya sesama artis untuk rame-rame berpolitik"Tetapi sebaiknya mereka harus belajar dan sekolahJangan hanya bisa akting, lalu nyalonin jadi Bupati," ungkapnya"Kita juga malu, kalau ada artis berpolitik, tapi kalau diajak ngomong nggak nyambungKan kasihan rakyatnya kalau benar-benar terpilih." Itu sisi negatifnyaSisi positifnya, kalau artis jadi pejabat tidak ada yang korupsi"Selama ini kan tidak ada artis pejabat yang korupsi," ujarnya menambahkan.

Artis memang identik dengan popularitasNamun, jangan lupa, untuk menjadi pejabat publik tidak cukup hanya dengan modal popularitas sajaSelain populer, artis itu juga harus disukai oleh rakyatJadi, agar bisa memenangi Pilkada, seorang artis tidak sekadar populer tetapi juga harus disukaiKarena, orang yang disukai inilah yang akan dipilih"Seorang artis juga harus memiliki bekal ilmu yang cukupJika tidak, bisa-bisa diperdaya oleh pejabat dibawahnya," kata Angelina Sondag, selebriti dan juga politisi Senayan ini.

Namun, diam-diam Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi sedikit geram dengan tampilnya sejumlah artis dengan berbagai latar belakangnya maju ke PilkadaKegeramannya itu, diwujudkan melalui revisi UU No.32/2004 dengan mensyaratkan calon kepala daerah harus bermoral dan tidak boleh berbuat zinaUsulan ini kemudian menimbulkan pro dan kontraBagi yang setuju, menilai usulan ini sangat agamisNamun, yang tidak sependapat menganggap Gamawan mengada-ada, dan sedang mencari popularitas, nebeng popularitas para artis.

Anggota Komisi II DPR RI Ganjar Pranowo memastikan, tidak ada kata-kata "calon kepala daerah harus bermoral dan belum pernah berzina" dalam usulan revisi UU No32/2004 yang diusulkan pemerintah ke DPR, seperti diungkap oleh Gamawan"Jadi, saya sependapat kalau Gamawan sebenarnya sedang mencari popularitas, karena dalam draft revisinya tidak ada kata-kata itu," ujarnya.

Sementara pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi menegaskan, fenomena artis maju sebagai kepala daerah ini sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkanBahkan dalam pemilihan legislatif (pileg) lalu, dari 68 artis yang mencalonkan, hanya 17 yang berhasil duduk di kursi dewan."Ada stereotype, stigma tentang artisDari 68 yang mencalonkan, yang terpilih cuman 17Ini menunjukkan tingkat elektabilitas kecil, dibandingkan dari pengusaha," paparnya.

Menurut Burhanuddin, sebenarnya para calon kepala daerah atau pun anggota dewan, sebagian besar berlatar belakang pengusahaAkan tetapi, media kurang mengkritisi ini.Burhanuddin pun mencontohkan beberapa artis yang gagal menjadi kepala daerah, seperti Marissa Haque (Gubernur Banten), Ayu Soraya (wakil walikota Tegal), Saipul jamil (wakil walikota Serang), dan Primus Yustisio (wakil bupati Subang).Burhanuddin pun menegaskan strategi pemasangan artis sebagai calon kepala daerah adalah strategi yang melesetNah, lo! Bagaimana dengan komentar anda? (aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misbakhun Sangkal Palsukan Dokumen L/C Bank Century


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler