Ketika Tabrakan Maut Batalkan Pesta Pernikahan

Dengar Musibah, Kedua Mempelai Langsung Pingsan

Senin, 06 Juli 2009 – 06:40 WIB

Tabrakan maut antara minibus PO Hadi Mulyo dan kereta api Prambanan Ekspres (Prameks) di Klaten kemarin membuat pesta pernikahan Joko Utut Wahyudi dan Sri Wahyuni berantakanPesta yang sudah dirancang meriah akhirnya batal dan diundur sampai waktu yang belum ditentukan

BACA JUGA: Para Menteri Kuat pada Era Orde Baru yang Tetap Berkiprah



----------------------------------------------
BOY ROHMANTO-HERI S., Klaten
----------------------------------------------

Tiga tenda berdiri kukuh di depan sebuah rumah sederhana di Dukuh Sragon, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Ini adalah rumah Sri Wahyuni, 19, yang hari itu seharusnya menjadi "ratu" pada resepsi pernikahannya dengan Joko Utut Wahyudi, 19

BACA JUGA: Ajak Sering Berolahraga, Hindarkan Berpikir Negatif

Tapi, takdir berkata lain
Pesta resepsi itu akhirnya urung digelar

BACA JUGA: Aktifitas Para Napi Kasus Korupsi di LP Cipinang



Ketika Radar Solo (Jawa Pos Group) mengunjungi rumah Sri, tumpukan kursi plastik masih tertata rapiRuang utama rumah itu yang berdindingkan tembok, nyaris tidak terlihat karena tertutup lembaran kain, kombinasi warna biru dan pink.

Pada ujung ruang yang berimpitan dengan dinding, terpajang kursi pengantin berwarna kuning, berhiaskan ukiranKursi yang seharusnya menjadi tempat bersandingnya Joko dan Sri Wahyuni itu akhirnya menganggurHingga pukul 16.00 kemarin, kedua mempelai belum bisa ditemui karena shock

"Keduanya langsung pingsan saat mendengar kabar bahwa keluarga mempelai pria dari Sragen kecelakaanSekarang mereka di rumah kerabat untuk menenangkan diri," cerita Juminten, 32, kakak perempuan Sri Wahyuni

Yang mengalami kecelakaan di Klaten itu memang pengiring pengantin pria dari Sragen

Juminten mengisahkan, akad nikah yang dilaksanakan pukul 07.00 kemarin berlangsung lancar dan khidmatPesta resepsi dilaksanakan beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 10.00Namun, hingga pukul 10.30 rombongan keluarga pengantin pria dari Sragen belum juga datang.

Molornya kedatangan keluarga besan membuat Lugiman, 40, ayah Sri Wahyuni, gelisah

"Sekitar pukul 10.35 kabar buruk itu datang dari salah satu tetanggaDia mengabarkan bahwa bus yang membawa keluarga besan tertabrak KA di perlintasan 'Mbah Ruwet'," ujar wanita berjilbab ini dengan mata berkaca-kaca

Kontan saja berita buruk itu bak petir menyambar di siang bolongKeluarga Sri pun histerisKarena shock berat, pasangan pengantin yang seharusnya berbahagia itu langsung pingsanTamu yang sudah siap merayakan pesta pengantin berhamburan ke lokasi kejadian

Pesta pernikahan yang tinggal menunggu hitungan menit untuk dirayakan itu, akhirnya urung dilaksanakanDalam hitungan menit pula, rumah mempelai perempuan tersebut sepiBeberapa tetangga mulai menumpuk kursi plastik yang sebelumnya sudah tertata rapi

"Belum bisa ditentukan kapan pesta pernikahan digelarKondisinya masih berduka, jadi keluarga fokus pada pemakaman korban yang meninggal dulu," ujar Slamet Raharjo, 22, kakak kandung Sri Wahyuni.

Di tempat lain, tepatnya di Dusun Brontok, Jati, Sumberlawang, Sragen, suasana duka lebih terasaItu adalah daerah tempat para korban tewas dalam kecelakaan tersebutSuasana kampung Brontok yang semula sepi pun tiba-tiba gempar

Setiap sudut jalan kampung dipenuhi orang yang berdiri bergerombolSetiap ada yang masuk ke dalam kampung, mereka tampak kagetPara pemudanya berkumpul di Masjid Baiturahman, Brontok, untuk mendata dan menyiapkan acara salat jenazahDi beberapa rumah sudah dipasang atap terpal, untuk menyambut datangnya keluarga yang akan takziah.

Menurut Ketua RW 5, Dusun Brontok, Cipto Giharjo, 53, rencananya jenazah para korban ditempatkan di Masjid BaiturahmanKemudian, semua jenazah disalatkanJika datang malam, jenazah akan dibawa pulang ke rumah masing-masing

Jenazah para korban dimakamkan Senin ini di dua tempat, yakni di Taman Permakaman Umum (TPU) Jati dan TPU Gulon, keduanya di Desa Jati"Saya sebenarnya diajak oleh keluarga Sugito dan Mujiatun (orang tua empunya hajat) untuk menjadi sesepuh dan yang melakukan serah terima pengantinSaya diajak tiga kaliTapi, semuanya saya tolak, karena saya menunggu adik yang sedang sakit di rumah sakit," tambah Cipto.

Cipto sebenarnya memiliki firasat tidak enakSebab, minibus PO Hadi Mulyo yang dipakai rombongan itu tampak rewel sebelum berangkatNamun, bus itu memang sudah sering dipakai warga untuk keperluan mendatangi hajatanJadi, perasaan itu tidak dipedulikan lagi.

Musibah itu juga membuat rencana ngunduh mantu keluarga Joko berantakanSemula direncanakan acara itu digelar hari ini"Keluarga korban sudah minta acara hajatan ditiadakanMungkin tetap tidak dilaksanakan," tambah Cipto(tej/jpnn/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Kurang, Belum Lunasi Fee Pengacara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler