jpnn.com - JAKARTA – Sebagai negara yang bertetangga dekat, hubungan antara Indonesia dan Malaysia terus ditingkatkan. Bukti dari upaya itu adalah kehadiran Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim kepada Ketua MPR Zulkifli Hasan, Selasa (5/4), di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta. Hashim ingin hubungan kedua negara terus ditingkatkan. Untuk itu, negerinya mengundang Ketua MPR berkunjung ke Malaysia.
Ketua MPR diagendakan bertemu dengan anggota parlemen dan perdana menteri serta pihak-pihak lainnya. Hashim menyebut hubungan kedua negara sebagai hubungan spesial, istimewa. Diakui Malaysia bisa belajar pada demokrasi di Indonesia yang sudah matang. Selain itu diungkapkan bahwa Malaysia berupaya meningkatkan hubungan perdagangan dengan Indonesia di daerah-daerah perbatasan kedua negara.
BACA JUGA: Terungkap! Ketua DPRD Banten Minta PT BGD Tak Pilih Bank Pundi
Keinginan Hashim itu disambut baik oleh Zulkifli Hasan. Zulkifli Hasan mengamati perkembangan politik di negeri jiran itu yang penuh dinamika. Untuk itu dirinya berharap agar bangsa Malaysia tetap bersatu dan jangan bergaduh (bertengkar). Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan jangan sampai ego politik mengorbankan bangsa dan rakyat Malaysia. “Jangan sampai Malaysia politiknya tidak stabil,” ujarnya.
“Bila tak stabil akan mengorbankan rakyat dan negara,” katanya lagi.
BACA JUGA: Batik Air Senggolan dengan Trans Nusa, 10 Penumpang Memilih...
Menurut Zulkifli Hasan, sebagai bangsa yang serumpun, maka kedua negara harus saling mendukung.
Untuk itu, bila ada masalah sebaiknya harus dibicarakan seperti antar saudara. Hubungan Indonesia dan Malaysia menurut Zulkifli Hasan sudah terjalin sejak lama, mempunyai sejarah panjang, harus saling mendukung dan harus bisa memberi kebaikan kepada semua.
BACA JUGA: Fadli Zon Tak Mau Buru-buru Bahas Status Fahri
Kepada Hashim, Zulkifli Hasan pun juga mengakui bahwa Indonesia pun perlu belajar pada Malaysia, yakni dengan adanya kebijakan bumi putera. Kebijakan itu mampu mensejajarkan orang Melayu yang sebelumnya tertinggal dengan etnis lainnya menjadi sejajar. Kebijakan itu disebut oleh Zulkifli Hasan mampu menghilangkan kesenjangan sosial di sana.
Zulkifli Hasan ingin kebijakan yang di masa Perdana Menteri Najib Tun Razak disebut rekayasa sosial itu mampu ditiru Indonesia. Dalam rekayasa sosial itu, kaum yang lemah, kaum pribumi diberi pendidikan gratis, bila bergerak di bidang usaha kecil dibantu oleh perbankan, dan mereka dipercaya mengelola pembangunan.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan membenarkan bila demokrasi di Indonesia sudah matang. Diungkapkan selama 18 tahun Indonesia berada dalam era reformasi, sikap demokrasi bangsa ini semakin matang. Bila ada perbedaan politik, ributnya hanya di televisi atau media saja, tidak sampai bentrok di masyarakat.
Dalam Pilkada serentak tahun 2015 kemarin, dari 269 daerah, semuanya berlangsung aman dan tertib. Dirinya berharap pada Pilkada serentak tahun 2017 juga akan mengalami situasi yang sama, aman dan tertib seperti Pilkada serentak sebelumnya.(Adv/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar dari Pengalaman, DPP PKS Yakin Bisa Kalahkan Fahri
Redaktur : Tim Redaksi