Ketua MPR Tuding Tv One Lakukan Serangan Brutal

Kamis, 03 Juli 2014 – 20:12 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Politisi senior PDI Perjuangan yang juga Ketua MPR RI, Sidarto Danusubroto merasa perlu mengomentari pemberitaan Tv One yang menyebut partainya dan calon presiden (capres) Joko Widodo alias Jokowi sebagai pengusung komunisme. Sidarto menuding stasiun televisi milik Aburizal Bakrie itu telah mengumbar berita bohong yang tidak mendidik dan mencederai demokrasi.

"Pemberitaan Tv One bahwa Jokowi adalah komunis merupakan serangan yang sangat brutal. Sebagai media penyiaran yang bekerja untuk kepentingan publik, Tv One bukan hanya tidak mampu menjaga independensinya melainkan sekaligus mencederai jurnalisme yang sehat dan beradab," kata Sidarto dalam keterangan persnya kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (3/7).

BACA JUGA: Ketua MPR Kecam TV One

Menurut Sidarto, semestinya jurnalis Tv One tahu dan paham betul bahwa komunis di banyak negara secara substansial telah berubah. Sebab, komunisme lebih merupakan bungkus semata.

Sidarto lantas menyebut Tiongkok yang negara komunis pun telah bergeser menerapkan sistem pasar bebas dalam kebijakan ekonominya. Di Eropa Timur komunisme tidak dapat tempat dalam sistem politik.

BACA JUGA: Komunitas Disabilitas Galang Dukungan untuk Prabowo-Hatta

"Jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia sebagai sebuah bangsa, telah tumbuh dengan budaya demokratis, yang menghargai kebebasan dan keberagaman dan sangat menjunjung tinggi nilai ketuhanan yang terkandung dalam pendangan hidup dan menjadi ideologi negara, yaitu Pancasila," ujar politisi PDIP itu.

Karenanya Sidarto menganggap pemberitaan Tv One tentang Jokowi penerus PKI itu merupakan isu yang dipaksakan. Sebab, di sisi lain Tv One juga tak membuka pertemuan antara Partai Golkar dan Partai Demokrat dengan petinggi Partai Komunis Tiongkok.

BACA JUGA: Maruarar Yakin Jokowi-JK Patahkan Dominasi PKS di Jabar

Alih-alih membuat berita yang berimbang, kata Sidarto, Tv One justru menempatkan Jokowi sebagai penerus PKI. "Tapi  justru membuat framing berita yang agresif menyerang Jokowi sebagai komunis," ungkapnya.

Mantan ajudan Presiden Soekarno itu menegaskan, Jokowi adalah muslim yang taat beribadah dan pemimpin yang berkepribadian Indonesia. Kepribadian Jokowi sebagai muslim sudah diperlihatkan jauh-jauh hari sebelum ditunjuk menjadi calon presiden. Bahkan, kata Sidarto, sosok Jokowi dikenal sebagai muslim yang taat sejak masih jadi Wali Kota Surakarta.

Karenanya Sidarto juga berharap organisasi profesi wartawan seperti Aliansi Jurnalistik Independen (AJI), PWI, dan IJTI untuk aktif menindak anggotanya yang nyata-nyata tidak mengindahkan kode etik jurnalistik. Sidarto juga mengharapkan Komisi Penyiaran Indonesia menjalankan tugas dan fungsinya.

"Kita harus membangun demokrasi dengan lembaga penyiaran dan lembaga pers yang beradab," tegasnya.(fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Jokowi-JK: Kicauan Sherina Pas di Tengah Kegelapan Moral


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler