KH DR Idham Chalid, 10 Tahun Melawan Stroke

Kamar Dibikin seperti RS, Perawat Siaga 24 Jam

Senin, 12 Juli 2010 – 11:13 WIB
MELAYAT- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melayat ke rumah duka almarhum KH Idham Chalid. Foto: Rusman/Rumgapres
Indonesia kembali kehilangan tokoh pentingnyaKH DR Idham Chalid bin Muhammad Chalid yang koma selama 10 tahun akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Minggu (11/7)

BACA JUGA: Kibarkan Bendera Oranje, Konvoi Keliling Kota

Seperti apa perjuangan anak-anak mantan Ketua MPR/DPR ini merawat orang tuanya selama sakit?
 
---------------------------------
DEDI MIRWAN, Jakarta
---------------------------------
 
Suasana duka menyelimuti rumah KH Idham Chalid di Jalan RS Fatmawati, Komplek Pondok Pesantren Darul Maarif, Cipete, Jakarta Selatan
Lantunan Surat Yasin dan tahlil menggema dari dalam rumah bercat putih tersebut

BACA JUGA: Jaga Keamanan Negara, Sehari Tangani 1,1 Juta Insiden

Karangan bunga ucapan duka cita memenuhi pintu masuk komplek Pondok Pesantren hingga halaman rumah.

"Kita sudah ikhlas bapak meninggal
Mungkin ini yang lebih baik untuk dirinya," kata salah satu anak KH Idham Cholid, Syaiful Hadi Chalid, kepada INDOPOS.

Ucapan duka cita datang dari sejumlah pejabat, misalnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Herawati Boediono, juga Menteri Agama Suryadharma Ali

BACA JUGA: Muhammad Ade Wonder Irawan, Pianis Tunanetra Spesialis Jazz

Puluhan pelayat juga datang silih berganti ke rumah dukaSejumlah pejabat negara dan tokoh masyarakat datang untuk mengucapkan belasungkawaDi antaranya, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faisal Zaini, KH Zainuddin MZ, AM Fatwa, Agum Gumelar, Fami Idris, Hamzah Haz, Slamet Effendi Yusuf, Lukman Hakin, Ketua Umum Partai Demoktar Anas Urbaningrum, dan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo.

Sebuah tenda besar besar ditempatkan di depan rumah duka untuk tempat pelayatJenazah almarhum sendiri ditempatkan di atas tempat tidurDi dekatnya terdapat sebuah lukisan almarhum mengenakan baju putih sambil membaca Alquran.

"Bapak bukan komaTapi kena strokeFungsi otaknya makin berkurangDia juga lumpuhSyaraf-syarafnya sudah tidak berfungsiJadi cuma bisa tiduran di atas kasur aja," kata Rina Syaiful, menantu KH Idham Cholid.

Dirinya tidak tahu pasti kapan mertuanya mengalami strokeSebab, saat itu dirinya di BelandaKetika pulang ke Indonesia, ternyata sudah kenaBahkan pada 1997, mertuanya kembali anfal.

"Kita membuat kamarnya seperti rumah sakitAda tabung oksigen, perawat 24 jamAnak-anaknya yang sempat juga ikut menjagaPerawatnya ada 3 orangTiap orang shif-shifan 6 jam," tambah Rina.

Menurut Syaiful, sebenarnya bapaknya sudah lumpuh akibat stroke sejak 11-12 tahun laluSetelah itu, bapaknya langsung tidak bisa melakukan apapunUntuk makan harus dimasukkan langsung ke Lambung menggunakan alat bernama SondeMakanan yang dimasukkan berupa daging, susu, dan sayuranSemuanya dalam bentuk cairan.

"Kita buat rumah seperti rumah sakitAda juru rawatnyaKalau dirawat di rumah sakit mahalMakanya dirawat di rumahKita merawat dengan segala kemampuanKami tidak ada banyakTapi akhirnya bisa," papar salah satu direktur di Kantor Berita Antara ini.

Meskipun dirawat di rumah, lanjut anak kelima dari 16 bersaudara ini, tidak ada jadwal khusus untuk menjaga bapaknyaSelain ada perawat, di rumah tersebut juga tinggal adik dan kakak Syaiful"Kita santai ajaKeluarga tinggal satu komplek di siniSejak itu kita merawat dengan penuh kesabaran," urainya.

Diakui Syaiful, bapaknya yang berusia 88 tahun tersebut memang memiliki record (catatan) terkena strokeBahkan, seorang dokter penah memberikan suntikan ke bapaknya"Dulu seinget saya disuntik dokterDokter bilang kalau bisa selamat pasti lumpuhKita tentunya ikhtiar (berusaha)," katanya.

Syaiful yakin, dalam perawatan dokter bapaknya dapat bertahan hidup untuk sementaraSebab, ketiga perawat sangat profesionalMereka sudah tahu kapan jam makanSelain itu, tidak mungkin keluarga merawat tanpa bantuan.

"Awalnya rumah sakit yang memberikan rekomendasiTapi saya tidak tahu dari rumah sakit manaRumah sakit pusat angkatan darat (RSPAD) atau RS Pondok IndahAwalnya bapak dirawat di RSPADKarena jauh, kami minta RS rujukan dan akhirnya dirujuk ke RS Pondok Indah yang lebih deket," ujarnya.

Seminggu sebelum meninggal, katanya, almarhum sempat dirawat di RS Pondok Indah karena susah bernafasSetelah 10 hari dirawat, dokter memperbolehkan pulang"Kondisi membaik dalam arti tidak lebih baik dari sekarang iniKita sudah menebak (akan meninggal)Tadinya harus operasi ginjal tapi tidak bisa karena jantung tidak kuatJuga cuci darah tidak bisa karena jantungnya," paparnya.

Meskipun lumpuh, ayahnya sering dikunjungi rekan-rekannyaBiasanya, jika ada teman datang, almarhum suka menangis atau mengkedipkan matanya untuk berkomunikasi.

Dikatakan Syaiful, ayahnya sangat suka dengan anak kecilBahkan, sebagian rumahnya dijadikan sebagai kelas bagi anak TK"Dulu waktu membangun gedung baru, TK kekurangan kelasAkhirnya bapak bilang pakai aja rumahnya," katanya.

Syaiful sangat ingat pesan yang ditekankan orang tuanya ketika masih hidupPesan tersebut adalah mempertahankan Darul Maarif sebagai sekolah sosial dan tidak boleh dikomersilkanPesan tersebut tentunya sangat berat dilakukanUntuk itu, uang sewa ruko di Jalan RS Fatmawati digunakan untuk mensubsidi sekolah.

"Bayaran di sini lebih murah dari sekolah negeriBapak berpesan, saya tidak rela dunia akhirat kalau ini (sekolah) dikomersilkanDulu ada permintaan dari AL AzharMereka akan mengelola manajemen sekolahnyaKarena itu saya dimarahin bapakKatanya, kalau mau duit dibikin ruko saja," kenang Syaiful. 

Pesan lain yang disampaikan bapaknya, kata Syaiful, adalah keinginan dimakamkan di samping Pondok Pesantren anak yatim di Darul Quran CisauraSebenarnya, tempat tersebut tidak memenuhi syaratTapi, ayahnya tidak ingin dimakamkan di taman makam pahlawan"Kalau di situ bisa didoakan anak yatim," katanya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap Murid Harus Lancar Baca Notasi Jawa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler