Kinerja Puskurbuk Harus Dievaluasi

Sabtu, 19 November 2011 – 19:32 WIB

JAKARTA--Akibat beredarnya buku paket ajar Pendidikan Karakter Bangsa yang salah cetak, Komisi X DPR RI meminta kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk)Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian ketika dihubungi JPNN melalui telepon selularnya di Jakarta, Sabtu (19/11).

"Meskipun Puskurbuk mengakui bahwa buku itu belum dinilai, ini tetap menjadi satu kelalaiannya

BACA JUGA: Buku Pancasila Salah Cetak, Puskurbuk Tolak Tanggung Jawab

Mengapa buku yang belum dinilai dan lolos penilaian bisa terbit dan beredar? Maka itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) harus segra mengevaluasi kinerja Puskurbuk," ungkap Hetifah.

Menurutnya, dalam proses penerbitan sebuah buku harus dilakukan dengan hati-hati khususnya yang berkaitan dengan konten buku
"Tidak hanya kontennya, seharusnya juga kerapihan tulisan juga harus diperhatikan

BACA JUGA: Ribuan Siswa Putus Sekolah

Salah huruf saja tidak boleh
Apalagi kalau salah kalimat atau ada kata yang kurang

BACA JUGA: Kemendikbud Sambut Positif Pembubaran Dewan Buku

Itu fatal," jelasnya.

Politikus dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) ini menambahkan,  evaluasi kinerja Puskurbuk ini merupakan suatu hal yang mendesak, mengingat masalah perbukuan tak kunjung selesai dan selalu terjadi berulang-ulangBahkan, lanjut Hetifah, buku paket untuk sekolah selalu terlambat sampai di tangan siswaSehingga, siswa baru menerima buku paket pada akhir semester.

"Puskurbuk ini seharusnya bukan hanya saja mengawal pada saat penerbitan dan percetakan sajaMelainkan juga harus mengawal proses peredarannyaKalau buku paket diberikan pada akhir semester, siswa selama belum dapat buku harus belajar pakai apa? Akhirnya belajar siswa tidak maksimal dan harus menyalin atau fotocopy buku gurunyaIni yang harus diperhatikan pemerintah,"  tegasnya.

uku paket ajar  Pendidikan Karakter Bangsa yang berjudul "Pancasila Dasar Negaraku, Bhineka Tunggal Ika Semangatku" dan ditulis oleh  Valentina Rian Prastiwi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memuat kesalahan fatal.

Buku acuan terbitan Nobel Edumedia tahun 2010 ini, di halaman 9,10, 24 dan 35, yang dalam buku tersebut tertulis sila keempat Pancasila adalah ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam Permusyawaratan Perwakilan”Padahal  teks yang benar adalah “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”Buku itu beredar di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Berbagai pihak menilai bahwa pengajaran Pendidikan Pancasila yang salah tentunya sangat membahayakan bagi masa depan bangsa dan negara khususnya bagi generasi penerusPancasila sebagai ideologi dan dasar negara dalam penyampaiannya tidak boleh diubah-ubah karena sama saja merubah dasar negara(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Keahlian TIK, Sosialisasikan Sertifikasi IC3


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler