Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (2)

Jumat, 08 Januari 2016 – 11:54 WIB
Ilustrasi. Foto : dok jpnn

jpnn.com - BATAM - Dering telepon mengagetkan Siti Nurhasanah, Selasa (20/10). Pengasuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Permate Batuaji, Batam itu dihubungi seorang utusan Dinas Sosial Kota Batam. 

"Mbak, nanti ada titipan dari Dinas Sosial," kata Siti seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Kamis.

BACA JUGA: Dimasukkan ke Gentong, Rp 173 Juta Berubah Jadi Daun Pisang

Siti mengiyakan saja. Ia berpikir, 'pasti anak jalanan atau korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)'. Karena begitulah yang terjadi biasanya.

Azan Asar berkumandang. Siti mengambil wudhu dan menunaikan salat empat rakaat. Tak lama kemudian, telepon genggamnya kembali berdering. Kali ini dari Suharmanto, Kepala LKSA Permate. Ia memberitahukan hal yang sama. 

BACA JUGA: Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (1)

Siti menanyakan jumlah. Suharmanto menjawab, "Sebelas (anak). Ada yang bayi lagi."

"Gusti! Banyak bener!" sahut Siti seketika. 

BACA JUGA: Gara-Gara Sikat Kotak Amal Berisi Rp 81.900, Pemuda Ini Duduk Di Kursi Pesakitan

Suharmanto mengerti kekagetan Siti. Pria yang sehari-hari aktif mengajar itu meminta Siti menghubungi Isra, staf Dinas Sosial. Namun, Siti enggan. 

Belakangan, Isra-lah yang menghubungi Siti. "Mbak, saya nitip ya, Mbak, ya. Dari Rizki Khairunnisa," katanya.

Siti tak tahu apa itu Panti Rizki Khairunnisa. Ia tak mengenal panti-panti yang ada di wilayah Batam lainnya. Maklum, ia berkutat hanya di wilayah Batuaji. Jarak Batuaji dan Batamkota mencapai satu jam jika ditempuh dengan kendaraan roda empat. Tapi ia mengiyakan.   

"Lha... Ini kok begitu pintu mobil dibuka, anak-anak itu langsung lari kesana-kemari sampai bukit sana! Ini bukan anak jalanan ini," kata Siti dengan suara lantangnya. 

Segera saja, semua sibuk mengejar. Dari Isra, Siti mendapatkan penjelasan. Anak-anak itu bukan anak jalanan. Mereka anak-anak asal Panti Asuhan Rizki Khairunnisa. Dugaan sementara, mereka ditelantarkan dan diabaikan si pemilik panti. Siti mengangguk saja. 

Sebelas anak itu akhirnya berhasil dikumpulkan. Bau pesing dan apek langsung menguar. Siti mengernyitkan keningnya. Mengempiskan kedua lubang hidungnya.

"Mandi. Ayo mandi dulu semua!" titah Siti tak tahan dengan bau itu.

Ia memandikan mereka satu per satu. Memakaikan mereka pakaian milik anak LKSA Permate yang lain. "Pinjam dulu," kata Siti.

Di meja makan telah tersedia makanan. Seusai menutup telepon Suharmanto, Siti memang langsung memasak. Lauknya tidak mewah. Hanya sayur nangka dan telur dadar. 

Anak-anak duduk dalam barisan panjang. Siti mengambilkan nasi di piring. Menyerahkan pada masing-masingnya. Lalu mempersilakan mereka mengambil lauk yang mereka suka. 

Satu anak berteriak meminta kecap. Siti mengambilkan serta menuangkannya di atas nasi. Tak dinyana, semua anak meminta hal yang sama. Siti melakukan untuk semuanya.

"Pakai lagilah sini!" teriak anak yang lainnya.

Siti kaget. Tapi ia ulurkan juga botol kecap itu. Dan bukan hanya anak yang protes tadi yang menambahkan kecap di atas nasinya. Tetapi juga yang lainnya. Siti tambah heran.

Setelah itu mereka langsung lahap menyantap makanan. Sayur dan lauk itu sama sekali tak tersentuh!  "Enak ya makan pakai kecap?" tanya Siti.

Anak-anak itu mengangguk. "Enaklah," jawab satu di antara mereka. 

"Itu ada sayur, kenapa nggak dimakan?" tanya Siti lagi. 

Anak-anak itu hanya menggeleng saja. Hingga kemudian ada yang nyeletuk, "Tapi kami kalau di sana makannya gini aja."

Siti kaget. Segera saja ia membagikan telur dadar ke setiap piring anak-anak tadi. Usai membagikan telur, ada anak yang bertanya padanya. 

"Boleh pakai sayur?" tanyanya. 

Wanita yang baru dua tahun bergabung dengan LKSA Permate itu tambah miris. "Ya, bolehlah, Nak."

Adegan makan dengan kecap itu bukan hanya berlangsung sekali itu saja. Siti mengatakan, setiap anak Khairunnisa hampir selalu makan dengan kecap di hari-hari selanjutnya. Mereka baru mulai berani mengambil lauk dan sayur sendiri dua hari kemudian. 

Siti dan pengasuh yang lain jadi bertanya-tanya. Apakah anak-anak ini tak pernah makan dengan lauk, selama berada di panti itu? Dan melihat betapa kurusnya anak-anak itu ketika datang, ia sangsi anak-anak itu makan tiga kali sehari. 

Akan tetapi, bukan soal pola makan anak-anak itu yang membuat Siti dan pengasuh LKSA Permate pening dan uring-uringan.  Pada Senin (2/11), Siti mendapati Ya dan Ab -sesama pindahan dari Rizki Khairunnisa- memperagakan tindak sodomi di balik meja pingpong asrama LKSA Permate pada pukul 09.00 WIB. 

Siti awalnya curiga melihat celana berserakan di dekat tenis meja. Saat didekati, ia kaget ternyata keduanya tengah melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. 

Ternyata kejadian itu sudah yang kedua kalinya. Kejadian pertama berlangsung dua hari sebelumnya, Sabtu (31/10). Kepala LKSA Permate Suharmanto memergokinya setelah mendapat laporan dari anak asuh lainnya, Ok. 

Peristiwa itu terjadi pada pukul 20.00 WIB. Anak-anak lain sedang melaksanakan bimbingan belajar matematika. Ya dan Ab, yang memang masih belum bersekolah, tinggal di kamar. Di sana, mereka melakukannya. 

"Saat itu, kasur sudah dibalikkan sebagai penutup," kata Suharmanto, Kepala LKSA Permate.

Perilaku tak wajar juga ditunjukkan Ra, juga pindahan dari Rizki Kharunnisa. Bocah laki-laki berusia 2,7 tahun itu menggosok-gosokkan bola pingpong ke bagian anusnya. Tak disangka, alat vitalnya menegang. Ia tertawa-tawa girang.(ceu/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi Tunggu Pembeli, Tukang Potong Sapi Dibekuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler