Kisah Briptu Nova Menikah Jarak Jauh, Menangis, Mengharukan

Selasa, 01 Mei 2018 – 00:57 WIB
Briptu Nova menyaksikan ijab kabul lewat layar laptop saat berada di Bogor, dalam prosesi pernikahan jarak jauh. Foto: ISTIMEWA

jpnn.com - Briptu Nova melangsungkan pernikahan jarak jauh dengan Briptu Andik Rianto. Janji suci yang diucap oleh Briptu Andik Rianto, sang kekasih hanya bisa disaksikannya lewat layar monitor laptop. Bagaimana ceritanya?

SITI SULBIYAH, Pontianak

BACA JUGA: Astaga, 23 Remaja Pesta Sabu di Acara Pernikahan

"SAH!," begitu teriak saksi diikuti oleh sanak keluarga kedua mempelai. Pernyataan itu menyusul prosesi ijab kabul yang diucapkan ayah mempelai wanita dan disambut mempelai laki-laki dengan tegas.

Setelah itu, iringan doa pun dilantunkan. Mempelai laki-laki khusyuk mendengar serta mengamini setiap permohonan yang dibacakan. Air matanya mengucur.

BACA JUGA: Menaikkan Batas Minimal Usia Nikah, Apakah Solusi?

Lelaki itu mengenakan pakai pengantin khas adat melayu. Tanjak melayu juga menutupi kepalanya. Dia terlihat gagah. Lelaki itu bernama Andik Rianto, seorang prajurit di kepolisian, berpangkat Brigadir Polisi Satu atau Briptu.

“Pertama masuk gedung (tempat dilangsungkan akad nikah), saya sudah tak bisa menahan air mata. Setelah ijab kabul, air mata kembali keluar,” ungkap Briptu Andik Rianto, menggambarkan perasaannya yang telah melewati prosesi ijab kabul, kepada Pontianak Post (Jawa Pos Group), Minggu (29/4).

BACA JUGA: Aturan Dispensasi Pernikahan Dini Harus Diperketat

Dari jarak yang jauh, sang mempelai wanita menyaksikan prosesi akad nikah tersebut. Melalui layar laptop 12 inci, dia menangis haru usai janji suci keluar dari bibir Briptu Andik Rianto.

Sambungan via telekonferensi menjadi penghubung mereka yang terpisah jarak ribuan kilometer. Briptu Andik di Pontianak. Sementara calon pasangannya ada di Bogor.

Mempelai wanita itu bernama Nova. Lengkapnya Briptu Nova Chairul Jannah. Dia juga seorang prajurit di kepolisian. Momen haru itu juga lantas membuat Briptu Nova tak kuasa membendung air mata.

Berbeda dengan Briptu Andik Rianto yang waktu itu mengenakan pakaian pengantin, saat prosesi pernikahan, Briptu Nova justru mengenakan seragam polisi. Ternyata dia masih menjalani serangkaian seleksi Polisi PBB atau United Nations Police di Puslat Multi Fungsi Polri, di Cikeas, Bogor.

Sudah rezeki namanya, di saat proses ijab kabul itu Briptu Nova mendapat kesempatan menyaksikan secara langsung. “Akad nikah dimulai pukul 9 pagi. Pas waktu itu, bukan giliran saya menjalani tes. Di sela waktu itu, saya ikuti prosesi akad nikah. Kira-kira jeda waktunya 22 menit,” kenang Briptu Nova, saat dihubungi Pontianak Post, Minggu (29/4).

Briptu Nova dikabarkan mengikuti seleksi sejak September 2017. Waktu itu ujian dijadwalkan selesai pada Jumat (27/4). Melihat jadwal tersebut, kedua mempelai sempat bernapas lega, sebab akad nikah direncanakan berlangsung pada Sabtu (28/4) keesokan harinya.

Namun, beberapa hari sebelum masa tes berakhir, terjadi perubahan yang mengakibatkan proses seleksi menjadi molor. Tentu saja hal itu menganggu rencana kedua mempelai dan keluarga. Sebab pesta pernikahan sudah direncanakan sejak jauh hari.

Kira-kira tiga bulan yang lalu. Hari bahagia yang direncanakan itu pun sebetulnya sudah menyesuaikan dengan kesibukan kedua calon pengantin.

Dua hari sebelum akad nikah akan berlangsung, Briptu Nova bermunajat kepada Sang Pemilik Semesta. Dia tegakkan badan untuk salat istikharah. Dia meminta petunjuk kepada Sang Pemberi Petunjuk.

Tak cukup sampai di situ, dia dan Briptu Andik juga mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini. Sejumlah pemuka agama ditanyai tentang hukum mempelai wanita yang tak berada di lokasi akad nikah.

“Kami mencoba bertanya ke beberapa ustaz, apakah diperbolehkan? Ustaz mengatakan hal itu tidak menjadi masalah,” tutur Briptu Nova. “Kami juga tanyakan ke Pak Penghulu, dan beliau bilang tak mengapa,” tambah Briptu Andik.

Keduanya lalu sepakat untuk tetap melangsungkan akad nikah meski terpisah oleh jarak. Keluarga sempat kurang setuju dengan jalan seperti itu. Namun mereka berusaha memberi pengertian kepada pihak keluarga. Pada akhirnya, keputusan tersebut pun dapat diterima tanpa ada yang keberatan sama sekali.

“Setuju dan tidak ada yang merasa keberatan, dari kedua pihak keluarga,” kata Briptu Andik. Akad nikah dengan lokasi yang terpisah bukanlah perkara mudah. Terlebih bagi kedua pasangan, yang sudah merindukan momen-momen suci tersebut.

Briptu Andik mengakui, ada beberapa prosesi yang mestinya dilakukan pada acara akad nikah terpaksa urung lantaran sang kekasih tak berada di lokasi.

“Tentunya bagi pasangan yang baru melangsungkan akad nikah ada prosesi-prosesi yang dilakukan, seperti memasangkan cincin ke jari, sungkeman, sunnah untuk mengecup kening istri, dan lain sebagainya. Semua yang direncanakan itu tidak terlaksana,” tuturnya.

Apa mau dikata bila kondisi sudah tidak memungkinkan. Takdir menentukan lain. Mereka mengukir sejarah pernikahan dengan cara yang berbeda. Lain dari orang kebanyakan. “Saya ingin mendukung impian istri saya,” ucapnya.

Briptu Nova bersyukur mendapatkan pasangan seperti Briptu Andik yang pengertian dan mendukung cita-cita istri. Seleksi yang diikuti oleh perempuan berusia 26 tahun asal Pontianak ini adalah keinginannya. Meninggalkan tes tersebut artinya gugur secara langsung.

“Saya ingin mengabdi pada negara. Apa yang saya lakukan merupakan tugas negara. Keinginan saya begitu kuat,” tuturnya Briptu Nova.

Meski tak bersanding di pelaminan usai akad nikah, kesempatan itu justru datang pada saat resepsi. Ada waktu jeda bagi Briptu Nova kembali ke Kota Khatulistiwa. Pukul 15.00 WIB, dia sudah berada di kota ini. Tak lagi menunda-nunda, begitu tiba ia langsung duduk di atas pelaminan mendampingi sang suami.

Singkat cerita, acara resepsi selesai sekira pukul 11 malam. Mereka hanya punya waktu berbicara sebentar. Kemudian istirahat. Keesokan harinya, Briptu Nova harus pergi lagi meninggalkan sang suami. Dia memilih penerbangan pertama, dan bertolak ke Jakarta untuk melanjutkan tesnya. “Tadi pagi sempat diantar sama suami,” katanya.

Anugerah memang tidak lari kemana. Usai menyelesaikan ujian menembak di Sepolwan Ciputat, Banten, Briptu Nova dinyatakan lulus. Kebahagian itu pun dirasakan oleh sang suami yang mendukung penuh karirnya.

Ada cerita lain dari kisah ini. Berita terkait dirinya yang viral beberapa hari ini, nyatanya mengundang perhatian sejumlah kalangan. Salah satunya adalah istri dari Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian, Tri Suswati.

“Beliau telepon dan mengucapkan selamat sudah menikah, berpesan agar tetap semangat, dan mendoakan kami berdua,” katanya.

Briptu Nova dan Briptu Andik telah membuktikan bahwa meski terpisah, mereka tetap bisa mengikat janji suci pernikahan. Sebab agama pun tidak menyulitkan kedua insan ini untuk membangun rumah tangga. “Agama itu tidak menyulitkan dalam hal menikah,” pungkasnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Perppu Atasi Pernikahan Dini, Batas Usia Diubah


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler