jpnn.com, DONGGALA - Cinta memang tak kenal tempat dan waktu. Karena itu banyak bermunculan pasangan yang berbeda jarak dipisahkan, sungai, gunung, laut, sampai benua.
Ketika cinta itu telah menyatukan dua hati, maka jarak sejauh apa pun bukan menjadi masalah.
BACA JUGA: Siswi SMK Viral di Medsos Itu Ingin jadi Penyidik KPK
UJANG SUGANDA - Donggala
Kisah inilah yang dialami dua sejoli, Ira dan Fahim. Jarak yang memisahkan mereka tak tanggung-tanggung.
BACA JUGA: Foto Mengharukan Ini Viral di Medsos, Siapa Dia?
Fahim merupakan warga negara Bangladesh sedangkan Ira adalah warga Negara Indonesia dari Kabupaten Donggala, Sulteng.
Kisah cinta mereka bukan berawal dari pertemuan yang singkat antara keduanya, melainkan melalui aplikasi media sosial Smule.
BACA JUGA: Kakek Karmidan Viral di FB, Dagangan jadi Laris Manis
Ya, canggihnya teknologi saat ini semakin membuat siapa saja bisa berkomunikasi dengan orang lain meski berbeda negara.
Smule sendiri merupakan salah satu aplikasi karaoke online terbesar di dunia.
Sejak kemunculannya pada 2012 silam hingga saat ini Smule menjadi media hiburan yang sangat banyak digunakan manusia.
Penggunanya pun tak kenal usia, mulai remaja hingga orang tua menggunakan aplikasi ini.
Aplikasi ini memang membuat penggunanya bisa saling bertatap muka langsung.
Nah, hal inilah yang mungkin menjadi awal Fahim jatuh hati kepada wanita berusia 24 tahun itu.
Tak puas hanya dengan bertatap muka, pria bertampang Timur Tengah ini rela datang ke Indonesia, tepatnya di Kabupaten Donggala.
Sebelum ke Donggala, Fahim menaiki pesawat dan tiba di Kota Palu.
Namun sayangnya belum diketahui jelas awal perjalanan Fahim dari negara Banglades menuju Indonesia.
Diketahui, Fahim datang ke Donggala menggunakan sepeda motor, pada Selasa (14/3) siang kemarin.
Sasaran utamanya adalah kantor polisi terdekat yaitu Polsek Banawa.
Kedatangan Fahim sempat membuat polisi kebingungan, Fahim tak bisa berbahasa Indonesia tetapi bisa berbahasa Inggris.
Dari data yang dihimpun, sampai-sampai salah seorang guru bahasa Inggris di salah satu sekolah didatangkan sebagai penerjemah.
Setelah berbincang-bincang cukup lama, Fahim pun meminta untuk diantarkan ke kediaman Ira di Jalan Petalolo Kelurahan Boya. Beberapa anggota polisi pun mengantarnya.
Ternyata sang pujaan hati sedang sakit dan berada di rumah sakit di Kota Palu.
Fahim pun kembali ke Kota Palu untuk menemui Ira yang terbaring lemah di rumah sakit Budi Agung.
Kedatangan pria bertubuh cukup tinggi ini sempat membuat warga Donggala dan Kota Palu heboh setelah beberapa orang menyebarkannya di medsos Facebook.
Ada berbagai komentar yang membuat suasana di medsos semakin heboh.
Hingga Rabu (15/3) kalangan khususnya kaum muda masih membicarakan soal kedatangan Fahim ke Indonesia.
Namun ada sedikit yang membuat keluarga Ira khususnya adik-adiknya kecewa.
Menurut salah seorang adiknya, Ayu, postingan yang disebarkan oleh beberapa orang di medsos terlalu berlebihan. Banyak orang yang memposting dengan kabar yang berbeda-beda.
“Banyak sekali yang posting dengan berita yang beda-beda,” singkatnya.
Ira sendiri merupakan yatim piatu. Ira adalah anak pertama dari enam bersaudara. Diketahui Ira bekerja di salah satu kantor di Kota Palu.
Sedangkan adik-adiknya ada yang masih sekolah dan sudah bekerja sebagai nelayan.
Adik-adik Ira memang sudah terbiasa dengan kerasnya hidup setelah ditinggalkan kedua orang tuanya.
Tiga adik perempuannya setiap hari berjualan buah di pasar tak jauh dari kediaman mereka.
Namun ada berita yang mengejutkan dari pengakuan Fahim kepada pihak kepolisian.
Ternyata Fahim dan Ira sebelumnya sudah pernah bertemu di Kota Palu beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkan, Kanit Reskrim Polsek Banawa, Aiptu, Andi Akbar.
Pada waktu itu kata Andi, Fahim sempat memberikan sejumlah uang kepada Ira untuk proses pernikahan sebesar Rp 5 juta.
“Keterangan dari Fahim dia katanya sudah pernah bertemu sebelumnya, tapi tidak diketahui kapan waktunya,” ujar polisi bertubuh tinggi ini.
Sayangnya kedatangan Fahim menuju Polsek juga sempat membuat polisi tercengang.
Kata Andi, Fahim datang meminta bantuan karena merasa ditipu.
“Dia datang sendiri ke Polsek menggunakan motor. Dia merasa ditipu dan meminta bantuan kepada polisi,” ungkapnya, seperti diberitakan Radar Sulteng (Jawa Pos Group).
Sebelumnya awak media ini menyambangi rumah sakit Budi Agung untuk menanyakan lebih lanjut soal kronologis kejadian tersebut.
Namun sayangnya, kerabat Ira yang sedang menjaganya tidak memperbolehkan awak media untuk bertemu.
“Satu atau dua hari ini dia belum bisa diganggu mas, karena masih sakit, mohon dimengerti,” singkatnya.
Memang sebelum awak media tak diperbolehkan masuk, pintu ruangan tempat Ira dirawat selalu terkunci.
Awak media pun seakan tak diperbolehkan walaupun hanya melihat ke dalam. Setelah dibuka, pintu pun langsung ditutup kembali. (***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Masanya Nanti Meraih Cinta dan Menikah
Redaktur & Reporter : Soetomo