Kisah Fauziansyah, Ajudan Gubernur Sumut yang Tewas di Pusat Hiburan M. City

Tugasnya Pegang Uang, Atasan Tak Tega Lihat Jenazah

Minggu, 06 Desember 2009 – 02:13 WIB
Foto : Dok.Sumut Pos/JPNN

Di antara korban tewas dalam peristiwa kebakaran di pusat hiburan Majestyk Entertainment alias MCity, Medan, Jumat malam lalu (4/12), ada nama Fauziansyah Lubis

BACA JUGA: Pecahan Granat Tertanam di Tubuh, Kuat Renang 300 M

Pria 26 tahun ini adalah ajudan yang paling dekat dengan Gubernur Sumut Syamsul Arifin
Saat melayat, sang gubernur menangis di depan jenazah sambil ngomong sendiri

BACA JUGA: In Memoriam Ucok AKA, Rocker Legendaris nan Nyentrik



---------------------------
M
Affandi, Langkat
---------------------------

MATA Muslim berkaca-kaca

BACA JUGA: 17 Kali Gelar Perkara, Bukukan True Story Gerakan Sergap Buronan

Pria 27 tahun ini adalah teman sepermainan Fauzi (panggilan akrab Fauziansyah Lubis)Dia sama sekali tak menyangka bahwa Fauzi akan mati dalam usia yang masih sangat muda

"Dia temanku sejak di bangku SD," kata Muslim"Aku bertemu dia di kantor gubernur siang sebelum peristiwa ituWaktu itu aku nggak merasa ada yang aneh pada dia," lanjutnya

Hanya, saat bertemu itu, cerita Muslim, Fauzi menitip salam kepada warga kampung halamannya"Waktu itu saya tak curigaSetelah dia meninggal, baru terasa kalau titip salam itu adalah firasatRupanya dia mau pamit," tuturnya

Muslim menceritakan, selama hidupnya, Fauzi dikenal pintar dan kerap juara kelas saat duduk di bangku sekolah dasar (SD)Karena kepintarannya, dia akhirnya lulus dari STPDN dan menjadi ajudan bupati Langkat"Dia pintarMulai kelas I SD sampai kelas VI selalu juara," bilangnya.

Muslim mengatakan, terkadang dirinya mendengar pembicaraan orang bahwa Fauzi sedikti arogan"Mungkin karena jadi ajudan gubernur ituApalagi, dia sebagai tukang pegang uangnya gubernur," ceritanya

Azhar Efendi Lubis, 53, ayah Fauzi, menyebutkan bahwa anaknya adalah putra kebanggaannyaSelain patuh kepada orang tua, Fauzi adalah anak pertamanya yang kuliah di STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri)"Ini sudah janji AllahKita bisa bilang apa," kata Azhar.

Sebelum mendapat kabar kematian anaknya pukul 21.00 WIB Jumat lalu, Azhar tak pernah punya firasat buruk"Tapi, setahu saya, dia tak pernah gabung-gabung dengan ajudan lainEntah mengapa, malam itu mereka kumpul berempat," aku Azhar.

Ibunda Fauzi, Ny Pilih br Sinulingga, terus saja menangisi kepergian anaknyaIsak tangisnya terdengar ketika berdoa di depan jasad sang anak bersama ratusan pelayat yang datang ke rumahnya.

Pejabat Pemprov Sumut dan pejabat Langkat berduyun-duyun ke rumah duka di Pasar I, Selayang, Kecamatan Selesai, LangkatGubernur Sumut Syamsul Arifin juga hadir di tengah-tengah pelayat sekitar pukul 11.30 kemarinKedatangan Syamsul langsung disambut orang tua korban beserta anggota keluarga lain.

Begitu tiba di rumah duka, Syamsul mendekati jasad ajudannya ituDia tak kuasa membuka penutup wajah FauziAlasannya, dia tak sanggup melihat orang terdekat yang selalu menemaninya lima tahun ini"Sudah, jangan dibuka penutupnyaSaya berdoa dari sini saja," kata Syamsul sambil berdiri tegap di samping jasad Fauzi.

Seusai melihat jasad ajudan kesayangannya itu, Syamsul diberi kesempatan memberikan sambutan"Jangan dikaji meninggalnya gara-gara apaTapi kajilah, kalau maut itu rahasia Allah yang tak ada satu orang pun yang mampu mengetahuinya," kata Syamsul menenangkan keluarga korban.

Lebih lanjut mantan bupati Langkat dua periode itu mengatakan, dirinya sudah menganggap Fauzi seperti anaknya sendiri"Memang dari segi biologis, korban merupakan anak Bapak dan Ibu (Azhar ELubis dan Pilih br Sunlingga)Tapi, secara sosial, dia jaga bagian dari anak saya," aku Syamsul

Dia menceritakan, sebelum kejadian, dia sudah merasakan beberapa firasat yang tak enakKamis malam (3/12) dia tak bisa tidurKemudian, keesokan paginya (4/12) dia bertemu FauziPenampilannya lebih rapi daripada hari biasanya"Waktu itu dia cuma tersenyum," terang SyamsulDia pun tak kuasa menahan tangisnya.

Sambil menangis, Syamsul lantas mengajak berbincang Fauzi yang tubuhnya terbujur kaku"Fauzi, Bapak yakin kamu masih di sini (di rumah duka)Semua kesalahanmu kepada Bapak sudah Bapak maafkanJadi, Bapak juga minta maaf sama kamuSelamat jalan Fauzi, maafkan Bapak ya," kata Syamsul berlinang air mataSuasana pun menjadi haru

Setelah menyampaikan sambutan, Syamsul kembali ke Medan bersama rombonganTak lama setelah kepergian Syamsul dari rumah duka, jasad korban Fauzi, anak pertama dari tiga bersaudara itu, dibawa ke pemakaman umum desa setempat yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya

Korban tewas lainnya dalam kebakaran itu adalah Tiur MonikaDini hari lalu, sekitar pukul 00.15 WIB, jenazah gadis 24 tahun itu tiba di rumah duka di kompleks Asrama Kodam I/BB, Jl HM Said, Medan, dengan ambulans milik RSU Pirngadi
 
Begitu tiba di rumah duka, tangisan keluarga pecah, memenuhi ruangan tamu yang sederhanaBungsu di antara enam bersaudara itu adalah putri PanjaitanKetika menyaksikan putri satu-satunya terbujur kaku, Panjaitan yang usianya sudah uzur terduduk lemas dengan kedua matanya sembabBegitu juga sanak kerabat yang memenuhi ruang tamu rumah sangat sederhana ituMereka larut dalam kesedihan yang mendalam
 
Menurut keluarganya, April tahun depan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen itu akan diwisuda"Hancur sudah Bang, dia anak satu-satunya perempuanDia harapan keluarga ini," kata Herbet, kakak kandung korban yang ditemui di rumah tersebut
 
Herbet mengatakan tak menyangka bahwa adiknya itu tewas di tempat hiburan malam"Di rumah dia baik, Bang," ujarnyaDia menuturkan, sore itu (Jumat, 4/12) Tiur dijemput kawannya ke rumahNamun, saat itu adiknya tak mengatakan hendak ke manaMakanya, dia sangat terkejut saat mengetahui adiknya telah tiada"Nggak tahulah, BangSemua sedih di rumah ini," ujarnya.
 
Kesedihan yang sama juga dirasakan keluarga Ny Nana di Jalan Bromo, Gang Karya, MedanWanita 50 tahun itu adalah ibu kandung Desi Novianti alias Silvi, 25, yang tewas dalam insiden kebakaran di M City
 
Nana kepada para wartawan kemarin mengatakan bahwa sebelumnya tak ada firasat buruk yang mencurigakan akan terjadi sesuatu pada putri kesayangannya ituDia menuturkan, setahun ini anaknya memang bekerja sebagai waitress di hotel tersebutDia mengatakan, dirinya malam itu gelisahSebab, anaknya tak kunjung pulang"Padahal, janjinya dia (Desi) pulang cepat," katanya.
 
Namun, tiba-tiba dia menerima kabar bahwa anaknya mendapat musibah"Namun, saya nggak dibilangi kalau dia meninggal," paparnya
 
Tapi, sejumlah tetangganya memberi tahu dia bahwa Desi telah tiada"Hancur hatiku, hancur harapanku," sambungnya, tak kuasa menahan tangisanSambil menangis, dia menambahkan bahwa selama ini Desi menjadi tulang punggung keluargaDesi-lah yang selama ini membantu dua adiknya
 
Hari itu juga setelah duhur mayat Desi dimakamkan di pekuburan Halat setelah disalati di Masjid Al Zihad Gang Selop(deny syafrizal/jpnn/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari Habis 3 Kilogram Beras, Ukuran Sepatu 64


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler