jpnn.com - Banyak kisah heroik di Christchurch saat pelaku teror mengumbar peluru ke masjid yang berisi jemaah salat Jumat. Di antara mereka ada yang berusaha menyelamatkan orang lain saat serangan pelaku teror beraksi secara brutal.
Salah satunya adalah Abdul Aziz Wahabzada. Pria asal Afghanistan itu baru bermukim di Selandia Baru sejak 2,5 tahun lalu.
BACA JUGA: Penyebar Video Penembakan di Selandia Baru Terancam 14 Tahun Penjara
Sebelum pindah ke Selandia Baru, Abdul Aziz tinggal di Australia selama 27 tahun. Usahanya adalah toko perabotan dan barang-barang rumah tangga.
Abdul Aziz bertindak berani dengan melawan Brenton Tarrant sang pelaku teror. Pria 48 tahun itu mengaku bertindak tanpa pikir panjang. Baca juga: Penyebar Video Penembakan di Selandia Baru Terancam 14 Tahun Penjara
BACA JUGA: Polisi Buru Pria Turki terkait Penembakan di Trem Belanda
"Kami baru saja memulai salat Jumat, kemudian terdengar suara tembakan. Kami pikir ada orang yang sedang bermain dengan petasan dan terus melakukan shalat, tetapi seorang yang ada di baris pertama lalu berteriak saudara-saudari muslim kami ditembak mati di luar,” tuturnya kepada Deutsch Welle.
Posisi Abdul Aziz di dekat pintu masuk saat teror terjadi. Dia segera berlari keluar sambil membawa benda yang ada di dekatnya yang bisa dijadikan senjata: mesin kecil pembaca kartu kredit.
BACA JUGA: Selandia Baru Belum Rilis Nama Korban Pembantaian Christchurch
Abdul Aziz bergerak saat Brenton Tarrant sedang tidak bersenjata. Setelah melakukan penembakan di Masjid Al Noor, pria Australia juga menembaki orang-orang di luar sampai peluru di senjatanya habis dan kembali ke mobilnya untuk senapan lain.
"Senapan yang dia gunakan sebelumnya ditembakkan tiga atau atau empat putaran. Dia sudah membunuh tiga orang dengan itu, lalu dia membuangnya. Di mobilnya ada lebih banyak senjata otomatis. Dia ingin ambil senjata lain untuk melanjutkan serangannya,” kata Abdul Aziz.
Baca juga: Konon Inilah Tampang Salah Satu Pembantai di Masjid Selandia Baru
Sekalipun Brenton Tarrant memakai seragam militer, Abdul Aziz langsung menyadari aksi brutal itu adalah serangan teror. Abdul Aziz langsung melemparkan mesin pembaca kartu kredit ke arah penyerang.
Brenton Tarrant berhasil menghindar lalu mengeluarkan senapan serbu otomatis dan mulai menembaki Abdul Aziz. Untungnya dia bisa bersembunyi di balik mobil yang diparkir.
Abdul Aziz meneruskan perlawanannya. Dia sempat mengambil senapan yang dibuang penyerang dan menarik pelatuknya, tetapi tidak ada amunisi lagi di senjata milik penyerang.
Sementara Tarrant kembali memasuki masjid dan melepaskan tembakan lagi. Abdul Aziz mengikutinya, tetapi penembak ternyata berlari lagi keluar masjid lagi untuk mengambil senjata lain dan amunisi.
Baca juga: Pembantai di Masjid Selandia Baru Beraksi Sambil Live di Facebook
Pelaku sempat menembak ke arah Abdul Aziz sebelum membuang senjatanya dan masuk ke mobil. Abdul Aziz yang memegang senapan tanpa amunisi langsung melemparkannya ke mobil Tarrant.
Tak lama kemudian polisi tiba dan menyergap mobil Brenton Tarrant dengan menghimpit dan menabraknya ke trotoar. Selanjutnya, polisi berhasil membekuk Tarrant.(dw/jpc/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Pancasila Kecam Pembantaian di Masjid Selandia Baru
Redaktur : Tim Redaksi