Kisah Lain di Balik Kasus Suami yang Tertipu Beristeri Pria

Suami Baru Sadar Icha Ternyata Pria setelah Enam Bulan

Senin, 04 April 2011 – 08:08 WIB
ISTRIKU LELAKI : Rahmat Sulistiyo alias Anastasya Octaviany alias Icha saat melangsungkan pernikahan dengan Muhammad Umar. Foto : repro/Thomas Kukuh / JAWA POS

Sebenarnya dari sisi wajah, bodi, dan suara, sulit rasanya menyebut Anastasya Octaviany alias Icha sebagai perempuanTapi, mengapa Muhammad Umar baru sadar bahwa Icha itu adalah pria setelah dinikahi selama enam bulan? Apa motif Icha menyamar sebagai perempuan?
 
====================================
  THOMAS KUKUH-HILMI-DENY, JAKARTA
 ====================================
 
DI dalam ruang tahanan Polsek Jatiasih, Kota Bekasi, Rahmat Sulistiyo sibuk menutupi wajahnya dengan topi dari bidikan kamera para wartawan yang ingin memotretnya

BACA JUGA: Aryanthi Baramuli, Delapan Tahun Bertahan dari Kanker di Komunitas Penderita Kanker

Dia juga berkali-kali menghindar saat moncong kamera wartawan mengarah ke wajahnya.
 
Memang, Rahmat merupakan salah seorang "buruan" wartawan lantaran ulahnya yang terbilang langka itu
Yakni, selama lebih dari enam bulan dia berpura-pura menjadi perempuan bernama Anastasya Octaviany alias Icha dan menjadi istri Muhammad Umar, 32.
 
Lambat laun penyamarannya terbongkar

BACA JUGA: Kenikmatan Para TKI Bekerja di Masjidilharam

Icha pun langsung dilaporkan suaminya ke polisi dengan pasal penipuan
Kini dia resmi menjadi tersangka sekaligus tahanan di Polsek Jatiasih."?Saya ini normal, panggil saja Tiyok," kata Icha yang sempat berbincang dengan Jawa Pos dari balik ruang tahanan kemarin (3/4)

BACA JUGA: Nasib Dua Anak Yatim-Piatu setelah Orang Tua Mereka Tewas Diberondong 27 Peluru


 
Sebenarnya, dari gerak-geriknya saja sudah terlihat jelas bahwa Icha bukanlah perempuan, namun laki-laki tulenDia juga bukan pria kemayuSuaranya jelas-jelas seorang laki-lakiTubuhnya gagah dan tergolong atletisJalannya tegapDi kaki dan tangannya tumbuh bulu yang lumayan lebat
 

"Mas, jenggotnya telat cukuran tuh," celetuk Jawa Pos yang mencoba bercanda dengan Tiyok"Hahaha..." pria 20 tahun itu tertawa sambil memegang dagunya yang mulai ditumbuhi beberapa rambut.
 
Namun, saat disinggung soal pernikahannya dengan Umar, dia langsung mendadak terdiamPelan-pelan dia mulai membuka mulutTiyok mengaku, itu semua berawal dari keisengannyaDia pun sama sekali tidak menyangka keisengan tersebut akan berujung di penjara.
 
Tiyok lalu menceritakan asal-muasal akun di Facebook-nyaMenurut dia, pembuatan akun Facebook tersebut bermula saat dirinya baru putus dari pacarnya pada pertengahan tahun lalu"Pacar saya perempuan," ungkapnya.
 
Nah, untuk menghilangkan rasa sakit hati lantaran diputus sang kekasih, Tiyok pun membuat akun Facebook dengan identitas perempuan bernama Anastasya Octaviany, lengkap dengan foto yang berdandan ala perempuan.
 
Foto Icha alias Tiyok itu sempat dilihat UmarDia pun tertarikSelanjutnya, warga Kampung Bojongsari, RT 1/2, Kelurahan Jatiasri, Kecamatan Jatasih, tersebut langsung berupaya mendekati TiyokPerkenalan mereka terjadi sebelum Idul Fitri 2010.
Nah, beberapa hari setelah Lebaran, mereka melangsungkan pernikahan.
  
Sejak berkenalan dan menjalin hubungan dengan Umar, Tiyok akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumah"Saya pamit ke orang tua kerja di Tangerang," kata Tiyok yang beralamat asli di RT 12 RW 2 Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, itu.
  
Apakah ada perasaan cinta? "Dari awal saya nggak pernah cinta sama Umar, cuma kasihan sajaDia saya anggap abang," jawabnya

Awalnya Tiyok tidak berniat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahanNamun, karena merasa nyaman dengan Umar lantaran calon suaminya itu adalah orang yang penyabar dan penyayang, dia pun nekat melangsungkan pernikahan.

Bahkan, Tiyok berpikiran, ada hikmah positif dari pernikahan tersebutYakni, dia semakin rajin melaksanakan ibadah salat dan mengajiSebab, sang suamilah yang membimbingnya untuk rajin melaksakan ibadah.
  
Perlahan muncul perasaan bersalah dan berdosa karena telah membohongi UmarBeberapa kali timbul keinginan untuk mengaku dan mengakhiri drama kebohongan dalam rumah tangganya"Tapi, saya bingungSebenarnya, ada keinginan untuk berontakTapi, bagaimana caranya" Kalau ngaku, saya bisa digebukin warga," ujarnya.
  
Saat disinggung tentang kehidupan rumah tangganya atau ditanya soal orientasi seksualnya, Tiyok pun langsung mengelak"Saya nggak mau kalau diwawancarai soal itu," tepis dia.
  
Tapi, beberapa wartawan terus mendesaknya"Saya ini suka cewekBuktinya, saya nggak kuat lihat hidung mbak yang mancung itu," ujarnya sambil menunjuk ke arah reporter perempuan yang ikut mewawancarainyaKapolsek Jatiasih AKP Darmawan Karosekali dan beberapa wartawan yang mengikuti wawancara tersebut langsung ngakak.
  
Jika Icah alias Tiyok terkesan santai menghadapi kasusnya, tidak demikian UmarKetika kemarin diwawancarai Jawa Pos, dia terlihat masih terpukul atas peristiwa yang dialamiSaat ditemui di rumahnya di Kampung Bojongsari, Umar masih terlihat lesu.
  
Sambil mengisap sebatang rokok, dia duduk bersandar di kursi depan teras rumahnya"Kalau banyak tamu, saya mumet lagiTapi, kalau sendirian, saya pelan-pelan bisa melupakannya," cerita dia
  
Umar mengungkapkan, saat berpacaran dengan Icha, dirinya sama sekali tak curiga pacarnya itu seorang lelakiDia mengatakan, pacarnya adalah orang yang pintar merayu dan baik hati"Awalnya Icha yang telepon saya karena salah sambung," ucapnya.
  
Perkenalan itu berlanjut dan keduanya saling bertukar alamat FacebookSetelah melihat foto di Facebook, timbul perasaan suka pada diri UmarKeduanya semakin intensif menjalin hubungan dan berpacaran.?
  
Bukankah dari sisi wajah, bodi, dan suaranya, sudah kentara sekali Icha adalah lelaki" "Ya, namanya sudah telanjur cinta," ungkapnyaUmar mengaku tidak memerkarakan penampilan Icha yang sekitar 10 sentimeter lebih tinggi daripada dirinya dan gerak-geriknya seperti lelakiSelain itu, Umar kepincut gara-gara Icha mengaku sebagai seorang pramugari.
  
Memang, beberapa jurus digunakan Icha untuk meyakinkan Umar bahwa dirinya adalah perempuanMisalnya, kata Umar, Icha pernah mengajaknya pergi ke sebuah rumah di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang diakuinya sebagai rumah orang tuanyaNamun, saat itu Umar tidak bertemu siapa pun"Alasanya, orang tuanya lagi pergi," terang Umar.

Bukan hanya itu, Icha juga pernah memperkenalkan Umar dengan ibu kandungnya yang belakangan diketahui ternyata ibu abal-abal"Waktu itu saya sama sekali nggak kepikiran," ujar dia.

Menurut Umar, Icha merupakan orang yang luar biasa"Dia sangat tenang," katanyaSebab, saat prosesi pernikahan yang dihelat di rumah Umar, Icha sama sekali tidak gugup"Bayangkan, waktu itu ada 200 undangan, dia sangat tenang," terang karyawan di pabrik fiberglass itu.

Bagaimana saat dirias, apakah tidak terlihat kelaki-lakian Icha" "Yang tahu kan cuma tukang riasSaya nggak tahu," ucapanya
  
Nah, ternyata saat penikahan itu, tamu dari pihak Icha yang datang hanya sekitar empat orangSisanya adalah keluarga dan tamu pihak UmarSeluruh biaya pernikahan yang ditaksir menghabiskan dana sekitar Rp 15 juta pun ditanggung Umar.
 
Yang menarik, pada hari pernikahan mereka, datang sebuah karangan bunga bertulisan: Selamat Berbahagia dari Susilo Bambang Yudhoyono, PT Sriwijaya Airlines"Itu pasti akal-akalan dia," ujarnya sambil menunjukkan foto karangan bunga tersebut.
 
Kecurigaan Umar sebenarnya sudah muncul beberapa bulan setelah menikahSebab, sang istri sama sekali tidak pernah melepas jilbab dan bajunya meski hanya berdua dengan diaBahkan, saat tidur istrinya juga mengenakan pakaian lengkap.
 
Begitu pula saat berhubungan intimIcha lebih banyak menolak dengan alasan sakit perut, haid, dan lain sebagainyaJika terpaksa, Icha selalu meminta berhubungan intim dari "belakang""Tapi, saya nggak pernah marahSaya akan bongkar, tapi pelan-pelan," kata dia
 
Umar memang tergolong pria yang kalemBahkan, menurut beberapa tetangga Umar, Icha kerap bertindak kasar dan pernah mengancam Umar.
 
Meski merasa sakit hati, Umar tetap menganggap istrinya adalah orang baikSebab, setiap minggu Icha mengikuti pengajian bersama ibu-ibu di Kampung BojongSelain itu, Icha tidak pernah menuntut harta atau uang Umar secara berlebihan.

"Hingga sekarang, saya juga bingung apa alasan dia mau nikah sama saya," kata Umar"Yang jelas, dulu Icha pernah meminta dua anak setelah menikah," katanya, lalu tersenyum.
 
Di bagian lain, Jawa Pos kemarin mendatangi rumah Icha di RT 12 RW 2, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta TimurSaat tiba di sana kemarin (3/4), rumah itu terlihat kosongParijo dan Wagirah, orang tua Tiyok, tidak tampak di rumah sederhana tersebutBegitu pula dua adik Rahmat.

Menurut keterangan warga sekitar, Parijo dan Wagirah saat ini benar-benar terpukul akibat polah anak sulung merekaMenurut Endang, tetangga sebelah rumah Parijo, sehari-hari Rahmat akrab disapa TyoPagi hari kemarin, dua orang tua Tyo terlihat berada di rumah"Semuanya lengkap," kata dia.

Keterangan tersebut tidak salahSebab, saat melihat kondisi rumah keluarga Parijo, terdapat tanda-tanda aktivitasDi antaranya, keluarga Tyo sudah memajang jajanan berupa makanan ringan dan krupuk kaleng di bagian belakang rumahnya
Sehari-hari Wagirah nyambi berjualan makanan ringan dan aneka jajanan lainnyaDi bagian depan rumahnya, gerbang tidak tertutupNamun, pintu terkunci rapat.

Beberapa tentangga mengataakn, keluarga Tyo kabur setelah mendapat informasi bahwa rumahnya akan diserbu wartawanUntuk berjaga-jaga, Parijo menugaskan Rahman, anak bungsunya, berjaga-jaga di mulut gangJika melihat ada wartawan, dia harus cepat laporMereka sekeluarga lalu kabur.
   
Endang menjelaskan, Tyo adalah sosok anak yang normalSelama ini, sekilas dia tidak melihat kecurigaan pada dirinyaTyo pernah menuntut ilmu akademi keperawatan di salah satu perguruan tinggi swasta"Tetapi, cuma dua semesterSetelah itu, dia pamit bekerja," kata Endang.
 
Cerita lain muncul dari SuwondoTetangga satu RT tersebut mengetahui kabar kejanggalan Tyo pada Sabtu siang"Saya tahu saat ada di kantor," tuturnya
 
Suwondo menjelaskan, Tyo lahir dari keluarga terpandangKeluarga Tyo bukan keluarga golongan bawah atau miskin"Kalau di sini, masuk menengah ke atas," katanyaMaklum, Parijo diketahui bekerja sebagai kepala cabang sebuah koperasi simpan pinjamSelain dikenal berduit, di mata warga Parijo dikenal sebagai tokoh masyarakat yang dermawan.
 
Dengan kondisi tersebut, lanjut Suwondo, kemungkinan motivasi kesulitan ekonomi sebagai dasar Tyo menikah dengan laki-laki sangat kecil"Meskipun rumahnya sederhana, keluarga Pak Parijo bukan keluarga miskin," ujar pria pendatang asal Jawa Tengah itu.
 
Suwondo juga menuturkan, selain terpandang dari segi ekonomi, keluarga Parijo dikenal sebagai keluarga religiusBahkan, Tyo pernah dimasukkan pesantren di daerah BogorTetapi, lagi-lagi Tyo tidak betah dan memilih pulangTentang sosok Tyo, Suwondo mengatakan normal-normal saja.
 
Namun, salah seorang tetangga Tyo menjelaskan bahwa gerak-geriknya sedikit genit"Dia sering manggil nama saya dengan genit," ujar salah seorang warga setempatPerempuan yang tidak mau disebut namanya itu menjelaskan, kegenitan Tyo melebihi dirinyaPara tentangga, lanjut dia, saat ini masih prihatin dengan keluarga ParijoUntuk itu, para tetangga berusaha menutupi beberapa kelakuan Tyo.
 
Sementara itu, Ketua RT 12 RW 2 Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Suhadi mengungkapkan, Tyo pernah meminta surat keterangan untuk pembuatan SKCK (surat keterangan catatan kebaikan)Menurut pria 59 tahun itu, Tyo mengajukan permohonan surat keterangan tersebut sekitar November tahun lalu"Tyo membutuhkan SKCK, katanya untuk bekerja," tutur Suhadi.
 
Dalam pengajuan surat permohonan tersebut, Tyo tidak memalsukan jati dirinyaDalam draf isian, Tyo menulis bahwa jenis kelaminnya laki-lakiSetelah meminta surat keterangan itu, Suhadi sudah tidak pernah lagi melihat TyoTyo pamit bekerja dan indekos.
 
Suhadi menambahkan, selama ini Tyo masih tercatat sebagai warganyaSebab, Tyo belum meminta surat permohonan pindah alamatTerkait dengan pernikahan Tyo, kata Suhadi, pemuda yang biasa menyapa dirinya dengan sebutan Pakde itu tidak pernah mengajukan surat pindah nikah.
 
Padahal, selama ini warga yang menikah di luar tempat tinggalnya selalu meminta surat pindah nikahSurat tersebut diteken mulai tingkat RT, RW, kelurahan, hingga modin setempat"Selama ini tidak pernah ada keterangan meminta surat nikah," jelas Suhadi.
 
Ke depan, setelah Tyo menjalani masa hukuman, Suhadi mengatakan bahwa warga tetap menerima kehadirannya karena Tyo tidak melakukan kejahatan di lingkungannya"Sekarang kami serahkan ke kepolisian," tandasnya(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Para Pegawai di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang Terancam Gulung Tikar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler