Kisah Menginspirasi dari Guru Asal Malang yang Mengabdi di Ujung Papua

Senin, 14 Desember 2015 – 06:34 WIB
Dere Muswantoro. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN.com

jpnn.com - DERE J.P Muswantoro, tersenyum bahagia sepanjang hari saat peringatan HUT ke-70 PGRI di Gelora Bung Karno, Minggu (13/12). Betapa tidak, pria yang sudah 6 tahun mengabdi sebagai guru SMKN III di ujung Papua, Merauke ini baru saja mendapatkan penghargaan

Natalia Fatimah Laurens, Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Minim Teknologi Tapi Kaya Inovasi

Dere memperoleh penghargaan sebagai guru yang berdedikasi melaksanakan tugas profesional dan meningkatkan mutu pendidikan lewat inovasi kegiatan belajar mengajar. 

"Saya membuat inovasi belajar melalui Google drive dan power point yang interaktif dengan siswa sehingga menambah minat belajar mereka," kata Dere pada JPNN.

BACA JUGA: Sedih, Pengin Nangis...Bocah-bocah Itu Harus Berenang Menuju Sekolah

Pria asli Malang itu tidak menyangka, inovasi tersebut mengantarnya menerima penghargaan di Jakarta. 
Dere dari lahir memang hidup dan menetap di Merauke.

Ia sempat meninggalkan kota kelahirannya itu saat mendapat beasiswa untuk menimba ilmu di jurusan informasi
ITS, Surabaya. Namun, setelah menyelesaikan kuliahnya, Dere tidak termakan rayuan kota besar yang menawarkannya banyak peluang kerja. Ia memilih kembali ke Merauke dan mengabdi sebagai guru.

BACA JUGA: Pria Tampan Pemenang Pilkada Itu Bilang Saya Kagum dengan Arumi

"Saya berpikir di ujung Papua, Merauke masih membutuhkan tenaga guru. Jangan sampai sekolah-sekolah di Merauke kalah teknologi dari kota lainnya," kata Dere.

Dere pun mengembangkan keterampilan IT-nya untuk menambah minat para siswanya. Selain itu, ia juga membantu guru-guru dari pedalaman di Merauke untuk mendapatkan pelatihan pemakaian komputer. Maklum, di beberapa wilayah pedalaman di Merauke fasilitas listrik masih sulit. Akibatnya, tidak semua sekolah bisa mendapatkan fasilitas teknologi semacam komputer dengan lebih baik. 

Dere cukup beruntung, karena ia mengajar di daerah perkotaan sehingga bisa memberi manfaat dari hasil kuliahnya pada warga di Merauke. 

Hanya, salah satu tantangan terberatnya sebagai lulusan IT, di sekolahnya minim fasilitas seperti komputer. Sementara, jumlah siswa hampir 400 orang. Karena itu, sulit membagi waktu pemakaian untuk para siswa.

"Sekolah kami juga sering dipakai untuk pelatihan IT, tapi memang PC (komputernya) masih minim jumlah. Jadi cukup sulit untuk kegiatan," imbuhnya.

Setelah mendapat penghargaan ini, Dere berharap pemerintah lebih memperhatikan pengadaan fasilitas teknologi terutama listrik dan komputer di wilayah pedalaman maupun perbatasan. Dere memimpikan, para siswa di daerah pedalaman juga bisa menikmati manfaat dari dunia internet untuk memperluas wawasan mereka. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Mualaf Pemain Terbaik di Liga Santri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler