Kisah Spiritual: Berguru Kepada Pak Mat

Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho

Rabu, 30 Mei 2018 – 10:09 WIB
Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho. Foto Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Mengembangkan budaya organisasi secara positif menuntut setiap orang selalu dalam proses pembelajaran. Proses ini berfokus kepada orang, bagaimana sikap dan perilaku hidupnya agar terus belajar.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk orang lain. Justru yang penting adalah untuk diri sendiri. Apakah saya ini pembelajar?

BACA JUGA: Kisah Spiritual: Menjaga Hakikat Roh

Belajar dari buku atau bacaan adalah hal biasa di perguruan tinggi. Saya atau para dosen sudah biasa melakukan.

Nah, dari amanah jabatan di kampus ini justru saya belajar banyak dari pengalaman. Berikut ini adalah salah satu pengalaman yang penuh nilai kehidupan.

BACA JUGA: Kisah Spiritual: Merasa Berutang sebelum Ziarah Kubur

Dari sekian banyak dosen atau tenaga pendidik di kampus kami, saya mengenal seseorang. Saya memanggilnya Pak Mat. Pak Mat adalah seorang pekerja di kampus, khususnya menangani perbaikan hingga pengecatan perkayuan, reparasi meja, kursi, kusen, pintu, jendela, atau mebel lainnya.

Beliau bekerja sendirian dan telah bekerja bertahun-tahun menangani hal yang sama. Posisinya bekerja terus berputar, dari satu ruang ke ruang lainnya. Dan entah berapa lama kembali di tempat yang sama.

BACA JUGA: Kisah Spiritual: Hidup Penuh Misteri

Suatu waktu beliau memperbaiki kusen pintu yang dimakan rayap, di waktu lain memperbaiki dan mengecat ulang kursi.

Saya selalu mencoba meluangkan waktu untuk ngobrol dengan Pak Mat meski sesaat. Sambil kerja, beliau jelaskan jenis-jenis kayu dan besi bahan kursi. Beliau katakan, kursi satu akan lebih bertahan dibanding kursi lainnya.

”Yang ini rangka besinya sangat kuat. Zaman sekarang tidak ada lagi besi seperti ini”, katanya.

Selesai berbincang, ia selalu berkata untuk minta maaf. Penulis juga sering bertemu dengan Pak Mat saat salat di masjid atau musala kampus.

Untuk beribadah, tampilan beliau rapi, sudah berganti baju dari pakaian kerja.

Kata bagian rumah tangga kampus, Pak Mat orangnya tekun dan pekerjaannya sangat baik. Pak Mat bekerja mandiri, serta bertanggung jawab. Ia tetap bekerja dengan rajin menyelesaikan tugasnya tanpa terpengaruh orang lain.

Penulis tidak pernah melihat Pak Mat menggunakan waktunya sia-sia, misal dengan mengobrol tanpa arah.

Semakin banyak jumlah orang seperti Pak Mat ini membuat budaya organisasi semakin tumbuh dan membawa kemajuan. Tercipta suatu lingkungan pembelajaran. Kita bisa belajar dan menemukan nilai-nilai positif dari hidupnya.

Pertama, menguasai ilmu dan keterampilan. Pak Mat mengajarkan saya harus belajar dan menambah ilmu. Saya teringat nasihat dosen pembimbing saat studi doktor.

Bunyi nasihatnya, ”Seorang doktor tidak akan bising di tengah keramaian dan tidak akan kesepian di tengah kesunyian,”. Nasihat itu memiliki makna sangat dalam.

Memang para doktor secara normatif sudah dibekali ilmu. Ilmu itu hendaknya terus dikembangkan, tidak terpengaruh lingkungan sekelilingnya. Ilmu itu menjadi teman hidup di kala sendiri, ramai, suka, duka, atau di manapun.

Ia terus membaca, menulis, dan meneliti. Dari ilmu itulah si doktor hidup dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Rasanya Pak Mat layak menyandang doktor.

Kedua, kepatuhan dan ketaatan. Pak Mat mengajarkan perihal hidup untuk bekerja patuh dan taat prosedur dan kewajiban.

Ini penting bagi saya, agar mengendalikan diri dalam menjalankan amanah. Saya bukanlah bapak rektor sepenuhnya.

Di kampus, saya harus tahu ”posisi”. Misal, saat saya menjadi seorang guru bagi mahasiswa, saat menjadi kolega bagi para dosen, saat menjadi murid ketika belajar IT ke staf, atau saat menjadi pribadi di masjid.

Ketiga, keikhlasan. Pak Mat mengajarkan untuk ikhlas. Ini yang membuat hidupnya tampak sederhana, sehat, dan panjang umur. Perihal ini, tampaknya saya masih terus belajar. (***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Spiritual: Bertindak Lokal, Berpikir Global


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler