Kisah Suami yang Digugat Cerai Guru Cantik Karena...

Minggu, 04 Oktober 2015 – 10:36 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - NASIB guru benar-benar terbantu dengan adanya tunjangan sertifikasi. Betapa tidak, angkanya bisa dua kali lipat gaji yang biasa diterimanya setiap bulan. Saking makmurnya, guru SD di kawasan Perak, Surabaya ini sebut saja Sephia (bukan nama sebenarnya), 41, merasa sudah bisa mandiri. Dia pun merasa tak lagi membutuhkan materi dari suaminya, Donjuan (juga nama samaran), 46 dan  menggugatnya cerai.

Lewat program sertifikasi, para guru Indonesia memang menjadi lebih sejahtera. Setelah serti­fikasi, sekarang pendapatan Sephia bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 6 juta. Karena itu, apalah arti jatah bulanan Rp 1,2 juta yang didapat dari sang suami, Donjuan. 

BACA JUGA: Dokter Mogok Harus Disanksi tak Boleh Layani Pasien

”Sudah ngasih uang sedikit, pemalas lagi," ujar Sephia dengan ketus di sela-sela gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA), Surabaya seperti dilansir Radar Surabaya (JPNN Group).

Donjuan memang hanya seorang satpam di salah satu bank ternama. Jadi, jangan pernah berharap bila gajinya besar. Dulu, sebelum ada guru honorer yang diangkat jadi K­2, gaji Sephia tak ada apa-­apanya dengan gaji Donjuan. 

BACA JUGA: Dokter Mogok, Pasien Meninggal, Panen Kecaman

Sebab, dia memang hanya lulusan PGSD (pendidikan guru sekolah dasar) dengan jenjang diploma dua (D­2). Sebulan gajinya cuma Rp 700 ribu. Uang itu tentu habis untuk biaya transportasi.

Waktu itu, gaji Donjuan sudah Rp 2 juta. Sebesar Rp 1,2 juta diberikan kepada Sephia untuk kebutuhan rumah tangganya. Selebihnya dipegang Donjuang untuk sejumlah keperluan. 

BACA JUGA: KA Logistik Hantam Pemukiman, Ini Kata PT KAI

Sebenarnya, gaji Donjuan tidak kecil-­kecil amat. Meski hanya lulusan SMA, Donjuan kadang diberi tunjangan lebih oleh kepala bank tempatnya bekerja. Pertimbangannya, Donjuan sudah bekerja bertahun­ tahun. Kadang tunjangan itu mencapai Rp 6 juta hingga Rp 8 juta.

Persoalannya, yang namanya tunjangan tidak keluar bulanan. Sewaktu­-waktu. Itu pun ketika hati bosnya sedang bolong alias baik. Kadang hanya dua tahun sekali. Awal mula gugatan tersebut muncul sebenarnya tidak hanya disebabkan gaji sang suami yang terbilang jauh di bawahnya. 

Pemicu utamanya, Donjuan termasuk golongan pria malas. ”Kalau pulang dari kerja, langsung tidur. Apa ndak mikir kalau kerjaaan di rumah itu banyak? Seharusnya membantu istri dong, tidak hanya tidur­-tiduran,” ungkap ibu satu anak tersebut.

Karena kemalasan sang suami itu, Sephia sering kesal dan marah. Pertengkaran pun sering muncul. Sephia berani menggugat cerai Donjuan karena yakin bisa tetap hidup tanpa suami.

”Saya punya sertifikasi. Sudah jadi PNS lagi. Kalau sudah pensiun, saya tetap dapat gaji dari pemerintah. Tidak masalah hidup tanpa dia,” kata warga Perak itu dengan mantap. (*/c1/opi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran Hebat, 34 Rumah dan 21 Ruko Ludes


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler