Kisah Sukses Dokter Cantik, Awalnya Khawatir Buka Klinik, Kini Banyak Pasien dari Luar Negeri

Selasa, 15 Desember 2015 – 03:17 WIB
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dokter Maya Devita saat berada di klinik kecantikannya, Klinik Fedora, Jakarta Pusat. FOTO: yessy artada/jpnn.com

jpnn.com - Awalnya, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Maya Devita merasa takut untuk berbisnis. Tapi dia akhirnya nekat membuka klinik kecantikan. Ternyata hasilnya bukan main.  Kini pasien dr Maya yang berparas cantik itu pun banyak yang datang dari Amerika, Brunei, Singapura, Malaysia dan negara lainnya.

YESSY ARTADA, Jakarta

BACA JUGA: Foto Selfie Para Pengunjung, Sop Durian Lodaya Makin Moncer

-----------------------------------

SUKSES dan punya jabatan tinggi tak membuat dokter Maya, yang berprofesi sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin ini cepat berpuas diri. Sempat mengaku tidak pede untuk membuka klinik kecantikan sendiri, ibu dua anak ini lantas memberanikan diri di tahun 2012.  

BACA JUGA: Kecewa tak Bertemu Jokowi, Para Guru Hibur Diri Berselfie di Monas

"Saya mulai bisnisnya 2012, langsung bukin klinik ini (Klinik Fedora-red). Dokter itu sebenarnya malas jadi pebisnis, tapi saya pikir kenapa tidak. Toh saya bisa menciptakan lapangan pekerjaan buat orang lain," ujar dokter Maya beberapa hari lalu di kliniknya, Jakarta Pusat.

Wanita yang gemar baca buku ini juga merasa terpanggil untuk menerapkan ilmu yang dia dapat selama menjadi dokter. Baginya ada kepuasan tersendiri bila bisa melihat pasien yang datang ke kliniknya, lantas pulang dengan senyum manis di wajahnya. Rasanya, tak ternilai dengan nominal uang.

BACA JUGA: Kisah Menginspirasi dari Guru Asal Malang yang Mengabdi di Ujung Papua

"Datang tadinya mukanya bopeng-bopeng atau jerawat parah, terus akhirnya dia (pasien) datang lagi dengan muka yang lebih bagus. Itu luar biasa bagi saya, nggak ternilai," ucapnya.

Soal berapa banyak pasiennya, tak perlu diragukan lagi. Sebab, pasien dokter Maya tak hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Namun hingga Amerika, Brunei, Singapura dan Malaysia. 

Bahkan, mereka kadang sengaja datang ke Indonesia hanya khusus untuk melakukan perawatan kecantikan di Klinik Fedora.  

Seiring dengan kesuksesannya, dokter asal Medan ini mengatakan, sebenarnya dirinya sempat khawatir untuk menjalankan bisnis kecantikan. Selain dibutuhkan modal yang cukup besar, Maya khawatir bisnisnya akan usang dimakan pesaing. 

Terlebih saat ini sudah banyak klinik, maupn bermacam-macam produk kecantikan yang ditawarkan.

"Pada umumnya dokter itu khawatir kalau melakukan bisnis. Kalau ditanya ada kekhawatiran atau nggak buka bisnis kecantikan? Tentu ada, takut nggak untung, kalau bisnis nggak untung siapa yang mau kerjain? Apalagi saya merintis sendiri bisnis ini," kata alumnus Universitas Diponegoro ini.

Beruntung, wanita penyuka musik instrumen ini dimudahkan dengan kehadiran fasilitas yang ditawarkan oleh Bank Central Asia (BCA). Mulai dari melakukan transaksi, membayar gaji pegawainya sampai service yang diberikan oleh BCA.

"Kesulitan buka bisnis kecantikan itu bukan pasien, tapi modal. Saya nggak pinjam ke bank, jadi saya pakai hasil simpanan uang saya saat menabung. Dari dulu saya suka pakai BCA, service-nya itu cepat," tutur dia.

Bila dibandingkan dengan bank milik pemerintah, BCA jauh lebih top pelayanannya. Saat jam istirahat misalnya, bila bank perusahaan pelat merah berhenti beroperasi karena dipotong jam istirahat makan siang dan ibadah. Di BCA, nasabah tak perlu khawatir waktunya bakal terpotong untuk jam istirahat pukul 12.00 WIB.

"Kalau BCA pas istirahat, (pegawai di tempat service pelayanan) nggak ada istirahatnya, dia gantian biasanya. Kalau bank lain pasti tutup karena pada istirahat dulu," terang dokter Maya.

Kebahagiaan dokter Maya bertambah saat telah terpilih menjadi nasabah BCA prioritas Rajawali, KCU Mangga Dua, Jakarta. Soal keamanan bertransaksi, kata dokter Maya tidak perlu diragukan lagi. Menurut pengakuannya, dibanding dengan bank-bank lain, BCA yang paling mudah dan tidak ribet.

"Saya suka pakai klik BCA, karena saya itu tipenya nggak suka yang ribet, lebih suka yang simpel. Pegawai saya juga pakai BCA semua. Jadi semakin enak buat lakuin transaksi. Sejauh ini banyak juga pasien saya yang bayar pakai BCA. Lebih aman kalau pakai BCA," tukas Maya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minim Teknologi Tapi Kaya Inovasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler