Kisah Sukses Seorang Nenek Berbisnis Susu Almond

Rabu, 26 Oktober 2016 – 10:57 WIB
Astrid Pramita. Foto Annisa Firdausi/Radar Sidoarjo/JPNN.com

jpnn.com - Beragam olahan susu sapi, kambing, maupun kedelai sudah banyak ditemui. Namun bagaimana dengan susu almond?

Salah satu jenis susu yang mulai tenar belakangan ini selain bermanfaat untuk menyehatkan tubuh, juga bisa untuk booster ASI.

BACA JUGA: Bulan Sura, Seluruh Desa Gelar Wayang Kulit

Astrid Pramita, salah satu warga Sidoarjo memproduksi susu ini.

Annisa Firdausi - Radar Sidoarjo

BACA JUGA: Beginilah Nikmatnya Menaiki Sleeper Bus Pertama di Indonesia

PADAHAL awalnya memproduksi susu almond tidak pernah terpikirkan oleh Astrid.

Wanita yang bertempat tinggal di perumahan Taman Pinang Indah ini terpaksa membuat susu almond karena cucunya, Claire, alergi terhadap susu sapi.

BACA JUGA: Ibu Desy, Menjadikan Matematika Bukan Pelajaran Horor

Astrid mengaku khawatir jika tidak minum susu, maka asupan gizi untuk cucunya berkurang.

Lalu dia memikirkan bagaimana caranya agar anaknya tetap bisa minum susu tanpa mengganggu kesehatan cucunya.

Kebetulan saat itu, produksi susu almond mulai banyak berkembang di Surabaya.

“Tapi harganya cukup mahal, padahal harus minum setiap hari. Akhirnya saya coba-coba bikin sendiri,” kata wanita berusia 55 tahun ini.

Ia pun mulai browsing di internet dan mengikuti cara pembuatannya.

Namun, untuk menemukan rasa yang pas, dia beberapa kali gagal.

Bahkan dalam percobaan awal, susu almond yang dibuatnya cepat sekali basi, meskipun sudah dimasukkan kulkas.

“Bahkan belum sempat diminum sudah basi,” lanjutnya.

Setelah menemukan resep yang pas, Astrid mulai membuat susu almond. 

Tetapi karena hanya cucunya yang rutin mengkonsumsi susu tersebut, susu almond yang dia buat sering tersisa.

“Sekali produksi itu bisa menghasilkan 2,5 liter susu almond, padahal yang diminum cuma 250 ml per hari,” imbuh Astrid.

Akhirnya pada bulan Agustus 2016 lalu, produksi susu almondnya mulai dititipkan ke beberapa toko di sekitar rumahnya. Ternyata, 

respons masyarakat banyak yang membeli, terutama ibu hamil dan menyusui.

Sejak saat itulah Astrid terpikir untuk mengembangkan susu almond ini menjadi bisnis.

Dibantu dengan anaknya, dia mulai memasarkan dengan cara online.

Saat ini dalam satu kali produksi dirinya bisa menghasilkan 20 liter.

Semua proses produksi dikerjakan pada malam hari, sehingga ketika diantarkan keesokan harinya, susu almond masih segar.

Meski kewalahan menanggapi pesanan, Astrid mengaku senang.

Sebab banyak ibu menyusui yang merasa terbantu dengan produksi susu almondnya.

Bahkan produksi ASI anaknya sendiri juga semakin meningkat usai mengkonsumsi susu almond itu.

“Kalau sudah dapat respons positif dari konsumen, rasa capeknya langsung hilang,” paparnya. (*/jee) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Dicekoki, Kini Dijuluki Gadis Robusta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler