jpnn.com - DIREKTUR Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Kementerian Agama Abdul Jamil mengklaim bahwa pelayanan ibadah haji pada tahun ini mengalami banyak peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut menyangkut tiga hal utama, yaitu pada aspek biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), aspek transportasi, dan aspek pemondokan.
Peningkatan pelayanan itu adalah sebagai salah satu tindak lanjut atas rekomendasi dari hasil evaluasi dan monitoring pelaksanaan ibadah haji pada tahun 1435H/2014M. Untuk BPIH, besarannya tahun ini turun sebesar 15,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
BACA JUGA: Jangan Katakan Muhammadiyah Selalu Beda dengan Pemerintah
Pada tahun lalu, calon jamaah yang masuk porsi harus melunasi biaya (BPIH) sebesar USD 3.219 atau sekitar Rp 45.066.000. Untuk tahun ini, jamaah haji cukup melunasi biaya USD 2.717 atau sekitar Rp 38.038.000.
Meskipun terdapat penurunan biaya yang cukup besar, tetapi hal itu tidak mengurangi fasilitas yang didapat oleh jamaah haji. Bahkan, menurut Abdul Djamil tahun ini justru terjadi peningkatan pelayanan yang sangat signifikan. “Penurunan biaya BPIH bukan berarti penurunan layanan,” Ungkap Djamil.
BACA JUGA: Idul Adha Beda, Muhammadiyah: Insya Allah Idul Fitri Sampai 2025 Akan Sama
Untuk transportasi, Kemenag banyak belajar dari tahun lalu. Tahun ini, tidak ada lagi jamaah haji gelombang I yang mendarat di Jeddah seperti tahun lalu. Semua jamaah haji gelombang I pada tahun ini semuanya mendarat di Madinah. Sementara gelombang II, semuanya akan mendarat di Jeddah.
“Kita sekarang mengubah rute, bahwa jamaah gelombang I harus semua mendarat di Madinah. Kalau tahun 2014 ada 32 ribu jamaah gelombang I mendarat di Jeddah, tentu itu menambah biaya transportasi dan kelelahan bagi jemaah karena masih harus menempuh jalan darat dari jeddah ke madinah selama kurang lebih 6-8 jam,” kata Djamil.
BACA JUGA: Harusnya Menteri Lain Tiru Jurus Kepret Rizal Ramli
Peningkatan layanan transportasi juga terlihat dari bus shalawat yang disediakan oleh Kemenag selaku otoritas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan ibadah haji di Indonesia. Bus shalawat adalah bus yang dipergunakan untuk mengangkut jemaah haji dari pemondokan ke masjidil haram.
Pada tahun ini, semua supir bus shalawat merupakan orang Indonesia, dan bus tersebut tersedia nonstop 24 jam dengan sistem shuttle.
“Ini adalah salah satu rekomendasi evaluasi tahun lalu, transportasi. Supirnya kita sediakan orang Indonesia agar lebih nyaman. Dan terus berputar melayani jamaah,” jelas Djamil
Sementara untuk pemondokan, pada tahun ini jumlah lokasi (zoning)pemondokan hanya terdapat di 6 lokasi. Berbeda dengan tahun lalu yang terdapat di 12 lokasi. Pengurangan jumlah lokasi pemondokan ini dilakukan agar lebih memudahkan dalam melakukan koordinasi dan akses transportasi. Keenam lokasi pemondokan tersebut antara lain terdapat di Syissah, Aziziyah, Mahbas Jin, Misfalah, Jarwal, dan Raudhoh.
“Pengurangan pemondokan ini bukan berarti mengurangi layanan. Layanan tetap diutamakan, misalnya dalam satu kamar tidak boleh melebihi kapasitas 8 orang. Kemudian pemilihan 6 lokasi tersebut karena lebih memudahkan koordinasi dan akses transportasi. Lokasinya lebih dikenali dan terjauh 4,5 km,” tutur Djamil
Dia menyatakan Kerajaan Arab Saudi sudah banyak membantu dalam persiapan haji. Mereka memberikan fasilitas terbaik bagi jamaah haji Indonesia agar dapat melaksanakan rukun Islam kelima ini dengan nyaman dan tenang. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Adian Tuding Setya dan Fadli Zon Langgar Konstitusi
Redaktur : Tim Redaksi