Klarifikasi SBY Dianggap Permintaan Maaf

Jumat, 24 Juli 2009 – 09:43 WIB
JAKARTA - Tim JK-Wiranto dan Mega-Prabowo menyambut gembira klarifikasi SBY terkait pengeboman JW Marriott dan Ritz-CarltonDalam klarifikasinya, SBY menegaskan tidak pernah menuduh pihak tertentu, apalagi mengaitkan tragedi berdarah itu dengan pilpres.    "Kami menyambut baik klarifikasi SBY

BACA JUGA: Noordin M Top Diburu Ke Semarang

Artinya, SBY secara tidak langsung telah memohon maaf dan meluruskan bahwa pengeboman itu tidak ada hubungannya dengan JK-Wiranto dan Mega-Prabowo," kata Yuddy Chrisnandi, jubir tim JK-Wiranto, kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (23/7).
   
Menurut Yuddy, tidak ada elite politik atau media yang memutarbalik isi pidato SBY
Dalam pidato tersebut, katanya, SBY jelas-jelas mengaitkan pengeboman dengan ketidakpuasan terhadap hasil pilpres

BACA JUGA: Timer Bom 1808 Diset Lebih Awal

"Saya sendiri tidak melihat ada yang salah dari pemberitaan pers," tegas Yuddy yang juga anggota Komisi I DPR dari Partai Golkar itu.
   
Sekretaris Umum Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Fadli Zon, juga mengatakan bisa menerima penjelasan SBY
Meskipun SBY tidak secara langsung menyampaikan permintaan maaf

BACA JUGA: Shaliha Perkarakan Bunda Mano

"Yang paling penting, sudah ada klarifikasi, semua ini tidak terkait pilpres," ujarnya.
   
Sebelumnya, mewakili pasangan calon masing-masing, Fadli Zon dan Yuddy Chrisnandi mendesak SBY agar meminta maafSebab, perkiraan SBY bahwa pengeboman dua hotel di kawasan Mega Kuningan itu berkaitan dengan pilpres semakin tidak terbuktiProses penyelidikan polisi kian kuat mengarah kepada keterlibatan jaringan Noordin MTop.
   
Menurut Fadli, SBY sudah mengakui bahwa statemennya keliru"Slip of the tongue (terselip lidah, Red) karena salah masukan dari bawahan," kata wakil ketua umum DPP?Partai Gerindra itu.
   
Dia memastikan pihaknya tidak salah menangkap isi pidato presidenMedia juga tidak salah kutipApalagi, itu ditayangkan secara langsung melalui televisi"Kalau berjiwa besar, minta maaf sajaToh tidak mengurangi wibawa dan citra," sindir Fadli.
   
Terpisah, Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latief menilai SBY telah mengulangi lagi kesalahannya untuk yang kedua dengan mengatakan bahwa pernyataannya telah dipelintirPadahal, sejak awal ada framing (bingkai) dalam pidatonya yang mengaitkan data-data intelijen tentang terorisme dengan pemilu.
   
"SBY justru sama sekali tidak mengaitkannya dengan kemungkinan jaringan terorisme lama," tandasnyaKalaupun tidak mau meminta maaf, imbuh Yudi, SBY sebenarnya cukup mengatakan pernyataannya yang terdahulu tidak mendapatkan asupan yang akurat dari intelijen(pri/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Dirut PLN Diperiksa KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler