Klinik Terapung Freeport jadi Salah Satu Inovasi Dalam FEII 2017

Jumat, 21 Juli 2017 – 02:45 WIB
Klinik terapung PT Freeport Indonesia yang digunakan untuk akses layanan kesehatan. Foto IST

jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan akses layanan kesehatan di area pesisir barat dan timur Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, melalui pelayanan klinik terapung kemitraan pemda dengan Freeport Indonesia, merupakan salah satu bentuk inovasi.

Hal ini terungkap dalam acara diskusi Forum & Expo Inovasi Indonesia (FEII 2017) yang diselenggarakan 19-21 Juli di Jakarta Convention Center (JCC).

BACA JUGA: 2.200 Karyawan Freeport Kena PHK

FEII 2017 adalah acara yang diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi yang dapat mendorong meluasnya praktik inovatif di daerah.

SDGs sebagai kelanjutan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan program bersama pemerintah yang dibantu bersama-sama oleh pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat.

BACA JUGA: Siapa Bilang Menambang Bawah Tanah Mudah dan Gampang?

"Kegiatan ini membawa pesan, ada kesepakatan negara-negara PBB untuk mengentaskan kemiskinan secara tuntas. Bisa dikatakan program lanjutan dari MDG's yang masih menyisakan pekerjaan," kata Erna Witoelar, dewan pembina Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah, salah satu penyelenggara FEII 2017. )

Menurutnya, semua pihak, termasuk swasta yang selama ini memberikan CSR akan ikut dilibatkan, begitu juga dengan LSM.

BACA JUGA: Kelola Kekayaan Alam Melenceng dari Cita-cita Kemerdekaan

Sementara, Kerry Yarangga manager corporate communication PT Freeport Indonesia memaparkan, salah satu bentuk dukungan di sektor kesehatan adalah inovasi pelayanan klinik terapung, yang memberikan frekuensi layanan terjadwal dan akses layanan kesehatan dasar yang lengkap termasuk untuk bedah minor.

“Kami juga bermitra dengan pemerintah daerah dalam mendukung mobilisasi transportasi udara bagi pasien darurat medis," tutur dia

Klinik terapung itu berupa kapal berukuran 17 X 5 meter, berkapasitas 13 penumpang. Kapal dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti tiga ruang tidur, ruang pemeriksaan, ruang observasi atau trauma, area laboratorium mini, dan ruang obat.

Adapun alat-alat medis yang tersedia di klinik terapung mencakup alat penunjang diagnostik, seperti alat rekam jantung dan mesin pemeriksaan darah lengkap, alat medis penanganan kegawatdaruratan seperti alat resusitasi, alat pacu jantung, dan konsentrator oksigen.

Klinik terapung ini juga dilengkapi alat medis bedah minor, serta alat medis pemeriksaan ibu hamil dan melahirkan.

“Pemda sangat terbantu terutama dalam inovasi dukungan akses pesisir laut dan udara, karena Pemda kesulitan mengakses puskesmas-puskesmas di pegunungan. Dalam kemitraan dengan Freeport, kami dibantu dalam mengatasi keterbatasan sumber daya," tutur Saiful Taqim, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika.

Hal lain yang juga membanggakan menurut Saiful, adalah dengan kemitraan ini pihaknya berhasil menurunkan secara signifikan kasus malaria di Timika sebesar 70 persen, dan memiliki klinik penanganan tuberkolasis (TB) terbaik di Papua dan di atas standar WHO.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Posyandu Anak Sekolah di Timika Tingkatkan Kepedulian Kualitas Kesehatan


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler