MEDAN -- Kekejaman Densus 88 Mabes Polri terhadap pelaku yang disangkakan sebagai pelaku teroris, dari mulai melakukan penyiksaan dan hingga menembak mati di depan mata salah satu anak korban, mendapatkan perhatian serius dari anggota Komisi III DPR-RI
Kedatangan 5 orang rombongan Komisi III DPR-RI ke Medan, pada Kamis (22/9), yakni Edi Ramli Sitanggang dari Fraksi Demokrat, Andi Rian Padjalangi dari Fraksi Golkar, Ikhsan Sulistyo dari Fraksi PDI-P, dan Buchari dari Fraksi PKS itu dalam rangka untuk mengusut dan perlakuan semena-mena yang dilakukan Densus 88 AT Mabes Polri, terhadap Ustadz Khairul Ghozali di Tanjung Balai, pada Minggu (19/9) lalu
BACA JUGA: Komisi III Tetap Undang Hendarman
Pernyataan tersebut disampaikan anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi Demokrat, Edi Sitanggang, pada wartawan Kamis (23/9) di VIP Bandara Polonia Medan
Menurut Sitanggang lagi masalah keluarga Khairul Ghozali sudah menjadi tanggungjawab mereka (DPR-RI red) atas hilang ustadz "yang disangkakan teroris oleh Densus 88 Mabes Polri
BACA JUGA: Taufik Sarankan SBY Berkomunikasi dengan Mahfud MD
"Peristiwa ini merupakan bagian dari tanggungjawab kita.Dan kasus ini menjadi tugas pokok PR berat bagi Komisi III untuk mengungkap dimana keberadaan Khairul Ghozali," tegas Sitanggang.Sitanggang juga meminta pada Densus 88 untuk segera melakukan keterbukaan atas keberadaan Khairul Ghozali, mengingat Ghozali terlihat ketika rumahnya di gerebek oleh tim Densus 88 di Tanjung Balai Asahan
Sementara itu Buchari dari Fraksi PKS juga menambahkan kedatangan, Tim Komisi III DPR-RI ke Medan berdasarkan kabar yang tersiar di Media massa tentang kebrutalan Densus 88 saat melakukan penggerebekan rumah warga yang disangkakan teroris
BACA JUGA: Setgab Klaim Restui Presiden Tentukan Calon Panglima
"Kita kumpulkan data-data dulu data-data dan fakta termaksud, barang bukti, saksi baik dari keluarga korban atau tetangganya, baru kita bisa berkomentarSaya tidak mau membuat suasana semakin ribet," tegasnyaNamun, sambung Buchari apabila tudingan miring dari masyarakat terhadap Densus 88 ini benar maka kasus ini akan dilanjutkan hingga ke pusatSementara itu Koordinator Advokasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Sumut Julheri Sinaga pada wartawan Kamis (23/9) menyambut baik kedatangan anggota DPR-RI ke Medan untuk mengusut pelanggaran berat yang dilakukan Densus 88.
"Kedatangan anggota komisi III DPR-RI ke Sumut khususnya di Medan, adalah angin segar bagi keluarga yang ditindak semena-mena oleh Densus 88.Kami minta bapak-bapak ini untuk segera mengungkap atas tindakan dan perlakuan Densus 88 terhadap Khairul Ghozali dan korban-korban lainya yang telah tewas akibat kekejaman Densus 88," tegas Sinaga.
Keberadaan Densus 88, sambung Julheri, untuk kalangan masyaraikat cukup baik.Tapi apabila tindakan yang dilakukan densus 88 ini, sudah melanggar hukum dan melanggar HAM, hendaknya keberadaan Densus 88 ini harus di tinjau kembali oleh DPR-RI"Ini tugas DPR-RI untuk menyelidiki kasus pelanggaran HAM ini, kalau ditemukan kesalahan prosedur hendaknya DPR-RI harus mengambil tindakan baik meninjau kembali Densus 88 ataupun dibubarkan sekalian keberadaan Densus ini," tegas Sinaga.
Dikatakan Sinaga lagi, aksi balas dendam yang dilakukan disangkankan teroris yang menyerang Polsek Hamparan Perak, yang menewaskan 3 orang personel polisi, hal ini disebabkan karena tindakan brutal yang dilakukan densus 88.
Sementara itu Poldasu hingga kini masih melakukan penyelidikan, atas penyerangan Polsek Hamparan Perak, pada Minggu kemarin.Mabes Polri tetap bersikukuh bahwa penyerangan ke Mapolsek Hamparan Perak dilakukan oleh terorisSementara itu juga Mabes Polri mengklaim sudah mengetahui identitas diri para pelaku penyerangan.Namun hasil penyelidikan tersebuit belum dapat di publikasikan ke publikMabes Polri juga menuding bahwa pelaku penyerangan Polsek Hamparan ini terkaiat dengan jaringan kelompok teroris Al Qaeda.(rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud : Emang Saya Pikirin?
Redaktur : Tim Redaksi