jpnn.com, MEDAN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan keterlibatan perempuan dalam aktivitas terorisme meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Menurut Boy, peran perempuan bertransformasi dari pendukung menjadi pelaku. BNPT pun mencatat ada 18 perempuan muda Indonesia nekat melakukan aksi terorisme.
BACA JUGA: Program Pencegahan BNPT Dinilai Berhasil, ini Buktinya
"Kelompok teror kerap memanfaatkan sifat feminin dari perempuan makanya banyak perempuan dilibatkan selama 10 tahun terakhir," ujar Boy Rafli dalam kegiatan Perempuan Teladan Optimis Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian yang diselenggarakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Utara, Senin (29/8).
Kegiatan Perempuan Teladan Optimis Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian ini dihadiri oleh ratusan tokoh perempuan lintas agama di Sumatera Utara.
BACA JUGA: BNPT Tak Pernah Melupakan Para Korban Terorisme
Selain itu, turut hadir pula jajaran forkopimda provinsi dan kota sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah, serta Staf Khusus Bidang Kerja Sama Ulama BNPT, Habib Abubakar Alatas.
Boy melihat perempuan dan anak sebagai korban propaganda radikal terorisme di media sosial. Dia menekankan selain faktor internal dalam diri perempuan itu sendiri, peningkatan peran perempuan dalam terorisme juga tidak lepas dari pengaruh media sosial.
BACA JUGA: Momen Komjen Boy Bertemu Dubes China Untuk Membahas Kerja Sama Penting
"Dunia digital ini termasuk sarana menyebarkan virus kekerasan dalam masyarakat. Perempuan dan anak rentan menjadi korban propaganda tersebut," kata mantan Kadiv Humas Polri itu.
Supaya mata rantai radikalisme dan terorisme terputus, Boy berpesan agar perempuan lebih selektif dan waspada dalam berinteraksi di dunia maya, terutama dalam menjaga anak-anak sebagai generasi muda bangsa ini.
“Kami berharap ibu-ibu sebagai pimpinan di masyarakat atau keluarga, jaga anak-anak kami,” pesan Boy.
Selain itu, perempuan juga memiliki peran besar dalam membangun ketahanan keluarga dari propaganda radikal dengan mengenalkan dan menerapkan sikap bertoleransi, moderasi beragama dan nilai-nilai luhur kebangsaan lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami perlu perkuat ketahanan keluarga dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dini, jangan sampai keluarga kami terbawa dengan paham-paham yang bertentangan ideologi bangsa," ujar Kepala BNPT. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Boy Rafli Minta Semua Pihak Berhati-hati dengan Ajaran Radikalisme Berkedok Agama
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan