Komputerisasi PSB Masih Bikin Bingung

Kamis, 24 Juni 2010 – 11:54 WIB

KOMPUTERISASI pendaftaran siswa baru (PSB) Sekolah Dasar dianggap membingungkan sebagian warga Jakarta UtaraMisalnya Ilham

BACA JUGA: BKD Akui TKK Overload

Warga Cakung Barat, Jakarta Utara, mengaku mendapat kesulitan saat melakukan pendaftaran anaknya, karena sepenuhnya dikendalikan oleh sistem
Dia kecewa karena tidak dapat segera menyekolahkan anaknya ke sekolah yang dituju

BACA JUGA: Laporkan Limbah CBA

’’Kalau aturan penerimaan berdasarkan prestasi, bukan umur dan kuota kelas, anak saya siap bersaing,’’ tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengaku sistem yang diberlakukan ini belum sepenuhnya diketahui masyarakat
Hal ini dilakukan demi transparansi, akuntabilitas dan tidak adanya diskriminasi terhadap calon peserta didik dari tingkat Sekolah Dasar (SD)

BACA JUGA: Kursi Kajari Bogor Digoyang

Terutama juga mendukung program Wajib Belajar 9 Tahun.

Taufik menyatakan, usia siswa yang lebih tua akan didahulukan untuk segera menikmati pendidikan di sekolah tersebutSebelum diberlakukannya sistem tersebut, beberapa di antara calon anak didik akan dikalahkan terhadap kepentingan tertentu dari sejumlah pihak yang juga memiliki niat sama’’Setiap kepala dinas mana pun yang ingin mendaftarkan sekolah juga harus melalui sistem ini juga,’’ ungkapnya

Dalam sistem yang dikembangkan tersebut memiliki tiga pilihan sekolah yang dituju, sehingga jika tidak diterima di satu sekolah bisa memilih opsi lainnyaTiap calon peserta wajib mendaftarkan ulang anaknya ke salah satu sekolah yang dipilihnya untuk menjalani pendidikan’’Jika tidak maka yang bersangkutan dianggap mundur dan sudah tidak berminat lagi,’’ tegasnya .

Selama ini, kebanyakan orangtua memilih sekolah dengan berbagai pertimbangan dan alasan tertentu dalam menyekolahkan anaknyaKebanyakan di antaranya dalah faktor kedekatan jarak dengan tempat tinggal ataupun kepercayaan karena saudara atau dirinya pernah bersekolah ditempat tersebut’’Memang sangat riskan tidak bisa masuk, tapi kita harus objektif sehingga pendaftar juga bisa lebih kompetitif,’’ jelasnya.

Jumlah bangku yang disediakan menurutnya sudah disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing sehingga tidak diperlukan adanya penambahanMeski begitu, pihaknya akan terus berusaha memperbaiki sistem yang saat ini masih dianggap memberatkan sejumlah orang tua calon siswa’’Untuk saat ini, yang penting pelajari terlebih dahulu seluruh petunjuk yang sudah diberikan,’’ ujarnya(mom)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istana Open, Bogor Dibanjiri Peserta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler