Kondisi Lingkungan di 'Pulau Laskar Pelangi' Rusak Parah

Senin, 19 September 2011 – 12:54 WIB
JAKARTA- Menteri Lingkungan Hidup, Prof H Gusti Muhammad Hatta mengaku snagat prihatin dengan parahnya kerusakan lingkungan akibat pertambangan timah di Provinsi Bangka BelitungAkibat pertambangan yang tak terkendali, banyak sekali bekas galian tambang yang menganga lebar di pulau yang lebih terkenal dengan 'Pulau Laskar Pelangi' itu.

"Memang parah betul, Wapres Boediono sudah datang bersama saya dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan pada awal tahun ini

BACA JUGA: Nazaruddin Diperiksa untuk Kasus PLTS

Saya prihatin sekali dengan kondisi lingkungan di sana," kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta kepada JPNN di Jakarta.

Guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat ini menjelaskan, berdasarkan hasil pantauan secara kasat mata, terlihat banyak lubang bekas galian di daratan pulau Bangka
Bahkan, karena potensi timah yang masih tersisa, masyarakat masih melakukan penggalian

BACA JUGA: KPK akan Periksa Ajudan Muhaimin

"Tak hanya daratan, laut pun sekarang menjadi sasaran penggalian," ucap Hatta.

Untuk mengantisipasi kerusakan yang lebih parah, instansi terkait sudah mempersiapkan beberapa buah kapal keruk yang tidak merusak laut
Saat ini kapal yang dimiliki masyarakat sangat tidak ramah terhadap lingkungan

BACA JUGA: Hari Ini, Komite Etik Periksa Chandra-Michael



"Sekarang kapalnya merusak sekali, bayangkan saja laut sampai dikeruk apa jadinyaKalau ada lubang di laut tetapi cara pengerukannya tidak benar bisa sangat berbahaya," cetusnya.

Bagaimana dengan kinerja PT Timah selaku pengelola pertambangan di Pulau Bangka, diterangkan Hatta perusahaan tersebut sudah memiliki iktikad baik untuk memperbaiki lingkungan dengan cara reklamasi dan revegetasi

"Tapi kenapa dibuka lagi secara tradisional oleh masyarakat, ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah setempat dan instansi terkait," ujarnya(tas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal e-KTP, KPK dan Kejagung Saling Tunggu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler