jpnn.com - JAKARTA - Ekonomi lagi sulit. Sebaiknya mulai saat ini lebih bijak dan disiplin menggunakan dan mengelola keuangan. Pasalnya, meskipun imbas langsungnya saat ini belum terasa secara signifikan, antisipasi perlu dilakukan terlebih belum bisa terukur nilai tukar Rupiah akan merosot sampai seberapa dalam.
CEO and Chief Planner ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie, menyarankan masyarakat jangan abai dengan situasi perekonomian saat ini. Mulai lah berubah meskipun gaji bulanan terus diterima setiap bulan dalam jumlah sama.
BACA JUGA: Rupiah Sudah Bikin Dag-dig-dug
"Mulai lah membuat perencanaan baru. Tapi tetap tenang, jangan panik. Sikapi dengan baik. Buat lah berbagai perencanaan baru untuk keperluan harian kita. Lakukan penghematan," sarannya kepada Jawa Pos, kemarin (24/08).
Memang, kata perempuan berjilbab itu, level inflasi masih di bawah 10 persen untuk setahun ini. Angka tersebut cukup memberikan rasa aman. Namun tetap terasa dampaknya ke berbagai barang kebutuhan rumah tangga. "Jadi, bijaklah dalam berbelanja dan tentukan prioritas," sarannya.
Begitu pun dalam aktifitas investasi. Pasar saham sedang sangat fluktuatif. Bagi pemula, Prita mengusulkan, bisa memulai dengan masuk ke reksa dana pasar uang. "Untuk yang sudah punya portofolio berbasis saham, jangan cut loss (jual rugi) jika posisinya sudah turun di bawah 10 persen dari sejak beli," sarannya.
BACA JUGA: Rp 14 Ribu per USD, Jangan Selalu Bilang Aman
Sementara bagi masyarakat umum dengan perputaran uang terbatas dan belum memiliki investasi, sarannya cukup sederhana. Sisihkan saja setidaknya uang Rp 1.000 per hari. Setidaknya, kata dia, akan membentuk kebiasaan positif untuk menabung.
"Intinya jangan panik. Beli barang produksi dalam negeri dan hemat dalam anggaran," kata dia. (gen)
BACA JUGA: Pengusaha Ritel Batasi Promosi, Pendapatan Media Cetak Drop 40 Persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonomi Terpuruk, Jokowi Diminta tak Terlalu Pede
Redaktur : Tim Redaksi