Konjen Tiongkok Sebar Peringatan untuk Warganya

Rabu, 04 Januari 2017 – 10:29 WIB
TKA Ilegal dari Tiongkok di Kediri. Foto: JPG

jpnn.com - JPNN.com--Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya akhirnya merespons membeludaknya tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok belakangan ini.

Mereka menyatakan akan terus menyebarkan peringatan kepada warga Tiongkok untuk senantiasa mematuhi peraturan yang ditetapkan pemerintah Indonesia.

BACA JUGA: Pakde Karwo Buat Tim Sikat Sponsor WNA Ilegal

Dalam pernyataan resmi, konsulat di Jalan Mayjen Sungkono itu berkomitmen terus menjaga keharmonisan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok.

Mereka juga siap meningkatkan kerja sama dalam bidang pengawasan keimigrasian.

BACA JUGA: 12 TKA asal Tiongkok Kerja di Kapal Keruk

Konsul Atase Konjen RRT di Surabaya Zheng Mengchen menuturkan, korps diplomatik Tiongkok untuk Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemerintah Tiongkok.

Mereka menyebarkan sosialisasi, baik melalui media nasional maupun lokal. Isinya, warga Tiongkok harus mematuhi aturan keimigrasian yang ditetapkan pemerintah Indonesia.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Pliss Utamakan Rakyat Sendiri ketimbang TKA

''Warga mana pun yang masuk Indonesia harus patuh aturan, terutama yang berada di wilayah kerja Konjen Surabaya,'' katanya.

Selain aktif bekerja sama dengan media, konjen menggencarkan promosi lewat media sosial. ''Kami beritahukan juga lewat Facebook dan WeChat,'' ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Arjuna itu menegaskan pesan khusus dari Konjen RRT di Surabaya Qu Jingpi.

Konjen cukup terganggu dengan merebaknya temuan WNA Tiongkok yang masuk Indonesia secara ilegal.

Qu Jingpi khawatir hal itu mengganggu hubungan Indonesia dengan Tiongkok.

''Ini adalah masa terbaik hubungan Indonesia-Tiongkok. Konjen berharap semua pihak bisa menjaganya,'' jelas Zheng.

Konjen RRT Surabaya belum memiliki data pasti tentang keberadaan WNA Tiongkok di wilayahnya.

Konjen memang membuat sebuah sistem pendaftaran khusus terhadap WNA di wilayah Surabaya maupun Jatim.

''Tapi, kami tidak memaksa warga kami untuk mendaftar. Jadi, data yang akurat berada di imigrasi,'' ungkapnya.

Zheng pun membantah beberapa pemberitaan media Indonesia yang menyebut ada 1,5 juta warga Tiongkok di Indonesia.

Menurut dia, beberapa pemberitaan ditulis dengan tidak benar.

''Sebanyak 1,5 juta orang itu rata-rata adalah turis dan mayoritas ke Bali,'' tandasnya. (tau/c14/oni/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masalah TKA Ilegal Gampang Diselesaikan, Asalkan....


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler